Penyelamatan

Penyelamatan

Arvin berlari begitu cepat hingga terlihat seperti cahaya yang bergerak. Karena hal itu juga, Arvin bisa berhasil mencapai posisi si penculik. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang kerah si pencuri, kemudian ia lempar kebelakang sambil berkata:

"Kena kau brengs*k!"

Walaupun tubuh si penculik terbanting cukup keras, Arvin berhasil merebut si bocah sebelum mereka terjatuh. Dengan begitu, penyelamatan telah berhasil ia lakukan, namun ada sesuatu yang membuat tugasnya tidak selesai.

'Apa yang terjadi? Aku telah berhasil menggagalkan penculikan ini, tetapi kenapa?' Batin Arvin kebingungan.

Ketika dirinya sedang sibuk mempertanyakan apa yang terjadi, perlahan si penculik bangkit dan memanfaatkan momentum tersebut untuk menyerang balik kepada Arvin dengan belati yang siap menusuk tubuhnya.

"Mati kau, bajingn!!" Teriak si pencuri dengan niat membunuh yang berkobar.

Arvin sedikit terkejut ketika melihat si penculik yang hendak menusuk tubuhnya. Namun spontan tubuhnya menghindar dengan menyamping, dan langsung mengayunkan kakinya ke arah perut si penculik.

"... A-apa-!?" Si pencuri tampak terkejut ketika melihat lutut Arvin yang akan menendang perutnya.

Menerima tendangan bertenaga, tubuh si penculik langsung terhempas jauh dan berhenti ketika menabrak tiang listrik. Sesaat setelahnya, si penculik langsung tak sadarkan diri dengan tulang punggung yang patah.

"Fiuh~ hampir saja aku mati di tugas pertamaku." Ucap Arvin sambil menyeka keringat di dahinya.

Suasana yang awalnya tegang, kini telah mencair disertai dengan teriakan kagum orang-orang ketika melihat aksi dari Arvin yang berhasil menggagalkan penculikan.

Namun, sebagian dari mereka juga ada yang kebingungan dengan apa yang terjadi. Mereka berpikir jika Arvin merupakan seorang preman yang sedang menindas orang lemah. Tetapi, mereka lebih bingung ketika melihat reaksi masyarakat saat menanggapi aksi Arvin.

"Dia berhasil mengalahkan penculik itu!!"

"Wooah!! Pahlawan telah datang!!"

"Eh? Aku pikir dia lah penculik itu…"

"Apa yang katakan bodoh! Dia lah yang menyelamatkannya!!"

"Tetapi, kenapa kalian tidak melakukan aksi ketika mengetahui hal itu?"

"..."

Mendengar obrolan orang disekitarnya, Arvin tertawa canggung kemudian menurunkan bocah laki-laki itu di dalam pelukannya.

Arvin tersenyum lembut, kemudian mengelus kepala si bocah untuk menenangkan mentalnya yang mungkin terguncang oleh kejadian sebelumnya.

"Sekarang kau sudah aman." Ucap Arvin kepada bocah tersebut.

Namun, bocah itu malah memiringkan kepalanya ketika mendengar ucapan Arvin. "Paman… kenapa?" Tanya si bocah dengan polosnya.

"Eh? Apa maksudnya?" Tak menjawab, Arvin justru bertanya balik dan jawaban dari bocah tersebut membuatnya tercengang.

***

Setelah mengembalikan bocah laki-laki itu kepada ibunya, Arvin berencana untuk segera kembali ke kantor karena sebelumnya sempat terhalang oleh sesuatu.

Sesampainya di restoran cepat saji, Arvin segera memasuki ruangan staff tanpa mengetahui jika boss nya sedang kesal terhadap ketidaktertiban salah satu karyawannya.

Siapa lagi kalau bukan Arvin, pria yang mempertaruhkan suara dan nyawanya dalam waktu yang bersamaan. Tetapi hal itu justru dianggap sebagai pelanggaran oleh boss dari restorannya.

"Arvin, kau dipanggil ibu boss untuk segera menemuinya!" Ucap salah satu pegawai menyampaikan pesan.

Arvin yang saat itu sedang bersiap hanya bisa mengangguk walaupun dirinya merasa bingung sekaligus takut dengan pesan tersebut.

Dia sendiri mengetahui kesalahannya, jadi tidak heran jika dirinya beranggapan akan terkena hukuman dari Bu bosnya.

Dengan segera Arvin menyelesaikan persiapannya, kemudian langsung pergi ke ruangan bosnya.

'Apa yang terjadi? Mungkinkah aku akan dihukum karena terlambat? Tapi ini merupakan pertama kalinya aku mengambil jadwal siang hari. Ah bagaimana ini?' Batin Arvin merasa bimbang ketika dirinya sudah berada tepat di depan pintu ruangan bosnya.

Namun, pada akhirnya Arvin mengetuk pelan pintu ruangan sambil memberikan salam se sopan yang ia bisa.

"Permisi Bu, saya Arvin." 

"Masuk." Tanpa membutuhkan waktu lama, terdengar sahutan di dalam ruangan yang membuat Arvin kembali panik.

Ketika memasuki ruangan pribadi bosnya, Arvin hanya bisa menundukkan kepalanya karena takut untuk bertatapan langsung dengan bosnya.

"Kira-kira apa yang membuatmu bisa dipanggil kesini?" Tanya wanita itu dengan tatapan tajam sambil mempertahankan karismanya.

"Karena keterlambatan saya sebagai karyawan i tidak bisa ditolerir oleh pihak restoran." Jawab Arvin ragu-ragu.

"Sedikit benar, tetapi disini aku akan mengatakan sesuatu yang berbeda dengan pikiranmu." Ucap wanita itu membuat Arvin semakin deg-degan.

"Maaf sebelumnya, tetapi apa yang anda maksud itu?"

Mendengar pertanyaan Arvin, wanita itu semakin menegakan posisinya, membuat suasana semakin berat untuk ditanggung. 

Dengan suara yang dalam, wanita itu berkata, "Kau dipecat. Bukan hanya keterlambatan, tetapi pihak kami tidak bisa menerima anak dibawah umur sepertimu lagi. Apalagi ketika ada hukum baru yang ditegakkan oleh pemerintah untuk tidak memperkenankan kalian."

Tanpa bisa melakukan apapun, Arvin hanya tertunduk lesu, kini tenaganya telah sepenuhnya menghilang. "Baiklah jika seperti itu…"

Wanita itu menatap iba kondisi Arvin saat ini, namun dia tidak bisa melakukan apapun karena takut juga jika harus berhadapan dengan hukum, apalagi kalau sampai pemerintah.

"Ambil ini, sekarang kau bisa pergi!" Tegas wanita itu setelah menyodorkan amplop berisi kan upah atas kerja keras Arvin selama ini.

"Terimakasih bos. Saya izin pamit." Arvin membungkuk, kemudian pergi setelah mengucapkan salam.

Sementara itu, Sena atau bos dari Arvin itu seketika mengubah perilakunya menjadi lebih santai ketika tidak ada siapapun di dekatnya.

"Haah, aku terpaksa memecatnya, padahal kinerja yang selama ini dia berikan selalu melebihi ekspektasi ku. Tetapi apa boleh buat, yang penting aku telah membayar tuntas upahnya." Gumam Sena merasa bebannya semakin berkurang.

Namun tiba-tiba dirinya langsung teringat akan sesuatu, "Memangnya penampilan dia dari awal sudah seperti itu? Aku merasa asing dengan penampilannya, tetapi… ah lupakan!"

Setelah mendapatkan hari yang buruk, Arvin kembali ke rumahnya dalam keadaan yang lesu tak bertenaga. Hal itu yang membuat Leila tiba-tiba muncul dengan wujud transparannya.

"Apa yang telah terjadi?" Tanya Leila penasaran setelah melihat kondisi Arvin yang begitu buruk.

"Aah, Leila. Aku hanya mendapatkan hari yang buruk, tidak disangka hari pertamaku mengambil jadwal siang ternyata akan berakhir di pecat dengan alasan tidak bisa memperkerjakan anak dibawah umur." Keluh Arvin dengan wajah ditutupi oleh amplop yang sebelumnya ia terima.

"Lagipula siapa juga yang ingin bekerja? Aku melakukan semua ini karena sudah tidak mempunyai pilihan." Lanjutnya.

"Hmm, sepertinya kau mengalami kesulitan yang parah. Tetapi, aku merasa kau masih belum melihat hadiah dari tugasmu yang sebelumnya bukan? Bagaimana kalau sekarang kau lihat saja, siapa tau itu menguntungkan mu!" Usul Leila yang hampir saja dilupakan oleh Arvin.

"Ah iya, aku masih memiliki sesuatu yang harus kulihat." Arvin kembali ke posisi semula sambil melihat hologram di depannya.

Bisa terlihat jelas matanya terbelalak dengan mulut yang sedikit terbuka, membuat wajahnya menjadi terlihat konyol.

"... Bagaimana mungkin!?" Ucapnya mencoba menahan mulutnya untuk tidak berteriak.

[Tugas sampingan/ Tugas pertama]

[Tingkat kesulitan B+]

[Menyelamatkan anak kecil dari penculikan]

[Hadiah: Sepuluh juta rupiah dan Cincin Penguat]

[Penalti: Gagal diberikan]

[Level naik +1]

[Inventori telah terbuka!]

[Skill diberikan atas bonus naik level]

[SP 250 telah ditambahkan]

Arvin merasa jantungnya akan copot ketika melihat pesan beruntun yang tentunya bukan pesan biasa. Dia tidak menyangka akan ada keberuntungan dibalik kesialan yang sedang ia alami.

Apalagi ketika melihat nominal dari uang yang ia dapatkan dari hadiah sistem. Itu bukanlah nominal biasa, tidak semua orang bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan mudah. Walaupun jelas Arvin hampir saja kehilangan nyawanya karena hadiah tersebut.

"Astaga, bagaimana mungkin ini nyata…?" Ucap Arvin masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Ini benar-benar nyata. Kau harus segera membuka mata dan mulai menerima kenyataan bahwa kau termasuk orang yang beruntung." Leila menjelaskan dengan sangat tenang sambil melayang di dekat kepala Arvin.

"Lupakan tentang itu. Sekarang aku cukup penasaran dengan bonus lainnya, apakah semua itu bisa menyaingi hadiah utamanya?" 

Arvin segera membetulkan posisinya, kemudian membuka layar status yang kini telah menampilkan banyak perubahan.

<< Profil >>

Lv: 2

Hp: 294/300

Mp: 220/220

Nama: Arvin Faresta.

Usia: 17 tahun.

Tinggi: 180 cm.

Berat: 85 kg.

<< Stat >>

Str: 15

Agi: 19

Vit: 15

Int: 12

Luck: 20

Pesona: 11

SP: 300

<< Kemampuan >>

Taekwondo (Pemula 1)

Mata Dewa (Max)

<< Inventori >>

Cincin Penguat

<< Shop >>

Arvin tak berhenti dibuat terkejut oleh sistem hari ini. Entah bagaimana caranya dia bisa mendapatkan keberuntungan yang tak terhingga, bahkan stat nya rata-rata naik 10 Point 

Terutama di bagian Agility yang membuat kecepatan tubuhnya meningkat drastis, apalagi ketika ia meningkat stat secara manual sebelumnya.

Tetapi, fokus Arvin langsung teralihkan pada kemampuannya. Disana bisa terlihat jelas ada dua kemampuan berbeda yang ia yakin salah satunya merupakan bonus kenaikan level.

"Tunggu, kenapa aku memiliki dua kemampuan yang berbeda?" Tanya Arvin kebingungan.

"Salah satu dari kemampuan itu merupakan kemampuan murni dari kau. Intinya, sistem tidak akan mendeteksi kemampuan dasar seperti: Memasak, membaca, atau mungkin menulis sebagai kemampuan. Maka dari itu sistem meningkatkan syarat untuk menjadikan sesuatu sebagai kemampuan.

Contohnya taekwondo yang kau miliki, sistem baru mendeteksi kemampuan itu ketika kau melakukan salah satu gerakannya secara langsung. Itu sebabnya kau memiliki dua kemampuan berbeda." Jelas Leila berhasil menjawab kebingungan yang sedang Arvin alami.

"Begitukah, pantas saja. Tapi aku yakin itu bukanlah gerakan taekwondo, karena aku hanya sekedar meniru dari sesuatu yang pernah ku tonton di YouTube."

"Jangan terlalu banyak berpikir."

"Benar juga, toh aku tidak dirugikan ini. Lebih baik kita cari tahu kemampuan yang selanjutnya. Mungkinkah aku mendapatkan sesuatu yang menarik kali ini?" Ucapnya menantikan sesuatu yang ia harap sebagai jackpot diantara jackpot lainnya.

Sesaat setelah deskripsi dari kemampuan itu muncul, seketika wajah Arvin membeku dengan mulut yang terbuka lebar. Apa yang sekarang ia lihat lebih mengejutkan dari yang ia kira.

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan 😛💪👍👍👍🙏

2023-05-01

1

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Like and Coment 😛😀💪👍👍👍

2023-05-01

1

Zeon

Zeon

Aku juga mw🤤

2023-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!