Sebelum Arvin melakukan tindakan, dia sempat melihat layar notifikasi muncul seperti memberikan dukungan lebih kepada Arvin untuk segera mengalahkan para berandalan ini.
'Tanpa diberi tugas pun aku tetap akan melawannya…' Batin Arvin sambil tersenyum tipis.
[Tugas sampingan terpicu]
[Kalahkan Kevin berserta teman-temannya]
[Tingkat: ??]
[Hadiah: ??]
[Penalti: Kehilangan satu bola mata]
[Waktu: 00:09:57]
"Hmm? Kenapa kau diam saja? Apa kau sudah terkencing di dalam celana sebelum kami melakukan apapun kepadamu? Sungguh penge-"
Sebelum Kevin menyelesaikan kalimatnya, Arvin dengan pukulan kerasnya berhasil membungkam mulut Kevin, bahkan membuat tubuhnya terhempas beberapa meter ke depan.
"A-apa!?"
"Dia baru saja memukul Kevin dengan sangat keras…"
Teman Kevin tercengang ketika melihat Arvin yang dengan beraninya memukul Kevin sekeras itu. Mereka terdiam seribu bahasa sambil mencerna apa yang sedang terjadi.
Seorang Arvin yang bahkan namanya tidak dikenal oleh semua orang dikelasnya berhasil membuat Kevin terhempas bagaikan pengecut? Sihir macam apa yang telah ia gunakan.
Tak hanya mereka, saat ini Arvin juga sedang tercengang dengan kekuatannya yang telah meningkat pesat daripada ketika bertarung dengan penculik sebelumnya.
"Bajingan… berani-beraninya kau memukul wajahku ini…" Perlahan Kevin bangkit dari posisi terkapar nya dengan sudut mulut yang mengeluarkan darah.
Semua orang kembali tersadar karena suara Kevin, bahkan teman-temannya Kevin pun segera memasang kewaspadaan yang tinggi, padahal semua itu telah terlambat untuk dilakukan.
"Hmm? Kau masih bisa bangkit ternyata. Padahal kupikir kau itu hanyalah bajingan lemah, ternyata sedikit lebih kuat dari yang kubayangkan. Ingat, hanya sedikit saja…" Arvin memprovokasi Kevin dengan gerakan mengejek.
Hal itu berhasil membuat amarah Kevin memuncak, "Sekarang kau mengejekku… Teman-temannya serang dia!!" Teriak Kevin yang tak lama kemudian teman-temannya pun menerjang Arvin.
Dihadapkan dengan tiga berandalan di tempat yang lumayan sempit, Arvin sempat terdiam sejenak. Namun tak lama kemudian, sudut mulutnya mulai terangkat sambil melihat kearah mereka.
"Kalian maju secara bersamaan di tempat sempit merupakan hal yang bodoh!" Ucap Arvin kemudian melemparkan sepeda miliknya ke arah mereka.
""A-apa!?"" Mereka serentak terkejut, namun saat mencoba untuk menghindar, Arvin telah melompat dengan kaki yang siap untuk menendang.
Tujuan Arvin bukanlah mereka, tetapi Arvin menargetkan sepedanya sebagai sansak tendangannya. Karena dengan begitu sepedanya akan cepat-cepat menghantam ketiga berandalan tersebut.
Benar saja, semua itu terjadi dengan cepat bahkan Kevin pun belum sempat untuk bereaksi apapun ketika melihat teman-temannya telah terkapar ditimpa oleh sepeda Arvin.
"Haah, ini seperti adegan yang sering terjadi di film India. Sungguh kekuatan yang diluar nalar." Gumam Arvin sedikit takjub dengan kekuatan tendangannya.
"Kalian tolol! Mengurus satu orang aja ga bisa! Cepat bangun bajingan dan hajar dia lagi!" Teriak Kevin sedikit panik dengan kekuatan yang dimiliki oleh Arvin.
Mendengar Kevin sedang marah-marah kepada mereka, ketiga berandalan itu kembali bangkit dan melihat Arvin yang masih tak bergeming di tempatnya.
"Bajingan sombong!" Salah satu dari mereka menatap Arvin dengan tatapan permusuhan.
"Kita tidak boleh melakukan hal bodoh itu lagi, lebih baik kita maju sat-"
"Kebanyakan bacot, sialan!"
Sebelum berandalan itu menyelesaikan kalimatnya, Arvin telah berlari dan melompat untuk kemudian melancarkan dua tendangan yang berhasil mengenai dua kepala sekaligus.
Tendangan itu benar-benar bertenaga, tidak mungkin jika ada orang yang masih sadarkan diri setelah merasakannya.
Dan itulah yang sedang terjadi kepada kedua berandalan yang langsung tidak sadarkan diri, sesaat setelah Arvin menendang kepala mereka. Bahkan bisa terlihat mata mereka yang telah memutih dengan mulut berbusa.
"Cih, lemah banget gila!" Ucap Arvin memperlihatkan kesombongannya yang berhasil membuat Kevin benar-benar marah.
"Sialan!! Kau akan segera menyesali perbuatan mu ini!!" Kevin berucap sambil berlari penuh amarah menuju Arvin yang masih terlihat tenang.
Setelah berada di dekat Arvin, Kevin langsung melancarkan pukulannya yang terlihat sangat cepat dan bertenaga.
Kevin yang katanya terkenal sebagai "Petarung" jalanan terkuat, pastinya memiliki beberapa keahlian dalam bela diri. Tetapi, itu semua tidak berlaku bagi Arvin yang kini reaksi tubuhnya telah meningkat termasuk dengan kecepatannya.
Pukulan Kevin terasa begitu lambat di mata Arvin, bahkan dirinya saja masih bisa berkedip beberapa kali sebelum pukulannya mengenai wajahnya. Tapi itu tidak akan terjadi.
"Lambat banget!" Arvin dengan mudahnya menghindari pukulan tersebut.
Namun, Kevin yang sudah menyerahkan kendalinya kepada amarahnya pun tidak tinggal diam. Dia melayangkan satu, dua, atau bahkan tiga pukulan yang terarah pada tiga titik yang berbeda secara bersamaan.
Kecepatan itu memang pantas untuk dimiliki oleh petarung jalanan, tetapi sekali lagi, pukulan itu sama sekali tidak berhasil mengenai tubuh Arvin yang tiba-tiba saja langsung menghilang di hadapannya.
"A-apa? Bagaimana mungkin!"
Kevin tampak terkejut. Namun segera dirinya tersenyum jahat ketika melihat temannya yang satunya hendak untuk memukul kepala belakang Arvin menggunakan balok kayu.
"Kena kau, sialan!!"
Saat itu, kedua orang tersebut sudah percaya diri akan mengalahkan Arvin dengan serangan tersebut. Namun, tidak bagi Arvin yang sedari awal telah menyadari kehadiran berandalan itu.
Sebelum balok kayu mengenai kepalanya, Arvin melakukan gerakan memutar kebelakang dengan tumit kaki yang secara cepat mengenai pelipis kanan berandalan tersebut.
Gerakan tersebut disebut sebagai "Dwi Hurigi" yang merupakan salah satu jurus taekwondo yang bertujuan untuk menipu lawan dengan kepala sebagai sasaran serangan tersebut.
Dan sekarang, jurus itu berhasil dipraktekkan secara langsung oleh Arvin yang notabenenya hanyalah seorang pemula yang baru belajar secara otodidak di video YouTube.
Gerakan itu terlihat sangat cepat, mungkin hanya membutuhkan beberapa sepersekian detik untuk menumbangkan teman Kevin tersebut hingga tersungkur tidak sadarkan diri.
"A-apa!? Bagaimana ini bisa terjadi!? K-kau… siapa kau!!"
Sekarang Kevin tampak sangat ketakutan, kakinya secara tidak sadar selalu melangkah kebelakang dan berakhir dengan menabrak tembok sekolah.
"Aku?" Arvin berjalan menghampiri Kevin sambil menunjuk dirinya sendiri, "Kau bertanya siapa aku…" Lanjutnya dengan intimidasi yang kuat.
Tatapan intimidasi itu berhasil membuat kaki Kevin langsung hilang tak bertenaga, sehingga membuatnya terjatuh ke atas tanah dengan wajah yang ketakutan seperti sedang melihat ajalnya.
"Hei, hei, kau tak boleh ketakutan seperti itu, tau? Lihat, kencing mu hampir mengenai sepatuku. Bagaimana jika air najis ini mengenai ujung sepatuku? Apa kau bersedia untuk merelakan kepalamu kepadaku?"
Saat ini, situasi telah berbalik sepenuhnya, Arvin kini telah mendominasi dengan intimidasi yang kuat, bahkan sampai membuat Kevin terkencing di celananya.
"B-baik, m-maafkan aku!!" Ucap Kevin belepotan.
Paling tidak itulah yang terjadi, sebelum pada akhirnya Kevin langsung mengeringkan air kencingnya menggunakan Hoodie nya yang sedari awal telah ia kenakan.
Melihatnya, Arvin tersenyum puas dan berkata, "Bagus, itulah yang ku harapkan darimu. Yaah, tapi aku bukanlah orang yang mudah memaafkan kesalahan seseorang, apalagi itu kau!"
Kevin yang mendengar itu langsung berwajah masam dan pasrah ketika melihat kaki Arvin yang sedang melayang ke arahnya.
Suara dentuman terjadi sesaat setelah kepala Kevin menghantam tembok dibelakangnya. Saat itu juga terlihat darah mengalir dari kepalanya tersebut yang sepertinya telah retak akibat tendangan Arvin.
"Ini sedikit kejam, maafkan aku. Tapi, aku bukanlah tuhan yang bisa memaafkan kesalahan dari makhluk ciptaannya. Aku masihlah seorang manusia biasa yang bisa merasakan sakit hati, dan syukur-syukur nyawa mu tidak melayang. Hahaha dasar bodoh!"
Arvin segera pergi dari tempat tersebut, namun sebelum itu, Arvin dengan buru-buru menyembunyikan sepeda miliknya yang bisa saja menjadi bukti kuat untuk kasus ini.
"Jujur saja aku takut jika sampai ketahuan, karena ini kali pertamaku melukai seseorang, apalagi separah itu…" Gumam Arvin dengan kekhawatiran terpampang jelas diwajahnya.
Namun setelah itu, kekhawatirannya tiba-tiba menghilang ketika melihat notifikasi dari sistem yang menyatakan keberhasilannya dalam mengejar kan sebuah tugas.
[Tugas berhasil dituntaskan!]
[Kalahkan Kevin beserta teman-temannya]
[Tingkat: B+]
[Hadiah: 10 juta rupiah dan satu item acak tingkat B+]
[Penalti: Tidak terjadi karena tugas berhasil dituntaskan]
[Selamat! Anda mendapatkan 500 SP!]
"Ahaha, sekarang SP ku semakin bertambah! Mungkin aku akan membeli satu kemampuan di toko Sistem!" Ucapnya kegirangan tanpa menyadari bahwa dari awal terdapat seseorang yang melihatnya dari kejauhan.
"Anak yang sembrono…" Gumam orang misterius itu sebelum melangkah ke arah Kevin dan teman-temannya yang masih terkapar tidak berdaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍🙏
2023-05-09
0
Hades Riyadi
Like and Coment 😛😀💪👍👍👍
2023-05-09
0
Nurul
Berarti Leila mau dong nikah sama aki²😅
2023-04-28
3