"Baiklah, akan ku jelaskan secara singkat." Ucap peri itu, kemudian berdeham sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Awal-awal, kau harus mengetahui bahwa aku adalah peri yang telah hidup ratusan ribu tahun dan telah terombang-ambing di retakan dimensi. Dimana hukum waktu tidak berlaku, sehingga aku tidak tahu pasti berapa lama aku berada di sana.
Mari kita lanjutkan. Kita sebagai peri tidak pernah memiliki nama yang pasti, karena sebenarnya kita tak memerlukan identitas. Ikatan batin kita terlalu kuat, sehingga identitas tidak berlaku.
Maka dari itu, jika ada makhluk lain selain peri yang hendak memberikan kita nama dengan sepenuh hati. Maka, kita diharuskan untuk mengabdikan diri terhadap makhluk tersebut. Jika perlu dikatakan, saat ini kau lah "Makhluk" tersebut.
Karena sudah mengabdikan diri sepenuhnya, berarti kita diwajibkan untuk memenuhi segala keinginan tuan kita. Maka dari itu, apa kau memang bersedia menjadi tuan ku?"
Setelah berpanjang lebar, kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan si peri hanyalah satu: Budak harus mematuhi perintah Tuan.
"Begitu ya… cukup rumit. Tetapi, kenapa kau menanyakan hal itu kepadaku? Padahal jelas, semua keputusan berada di tanganmu." Bingung Arvin, namun malah dibalas dengan senyuman tipis.
"Kita hanyalah makhluk hidup yang lemah, keunggulan kita hanya dalam energi kehidupan. Itu pun masih memanfaatkan alam, sehingga kita tidak berhak untuk mengambil keputusan apapun." Ungkap peri dengan ekspresi rumit.
"Begitu, kah? Baiklah, aku tidak akan bertanya lebih, yang penting kita sama-sama setuju bukan?" Tanya Arvin dibalas anggukan kecil.
"Bagus! Berhubung aku telah menemukan nama yang pantas untukmu, maka mulai saat ini namamu adalah 'Leila'!!" Ucap Arvin penuh semangat, hingga beberapa saat kemudian ia dikejutkan oleh cahaya terang yang tiba-tiba menyinari tubuh mereka berdua.
"A-apa ini!?" Panik Arvin mencoba untuk melepaskan diri dari cahaya tersebut.
"Tenang saja, ini hanyalah proses kontrak kita. Sebentar lagi akan selesai." Jelas Leila dengan tenang, dan semua ucapannya benar-benar terjadi hanya dalam beberapa detik.
Namun, saat cahaya menghilang, Arvin tidak dapat menemukan keberadaan Leila yang jelas-jelas sebelumnya berada di dekatnya.
Merasa panik, Arvin meneriaki nama si peri kesana-kemari. Namun yang menyahut bukanlah Leila, melainkan sebuah layar hologram biru yang sedang mengapung di hadapannya.
[Sistem sedang memproses data…]
[Harap tunggu sebentar…]
[80%...85%...90%...95%...100%]
[Proses data telah berhasil]
[Sistem Pesona tercipta!]
Mendapati ada sesuatu yang aneh dengan dirinya, Arvin mencoba mengucek kedua matanya dengan gelisah, namun hologram tersebut tak kunjung hilang di dalam pandangannya.
'Apa ini!? Kenapa aku bisa melihat sebuah hologram melayang tepat di depanku!? Tidak mungkin, ini pasti hanyalah ilusi, aku tidak percaya dengan semua ini!' Batin Arvin masih mencoba untuk membantah kenyataan.
Namun, keraguannya semakin tergoyahkan ketika dirinya melihat layar hologram yang telah berubah tampilan, dan kini sedang menampilkan status milik Arvin yang tak semua orang ketahui.
<< Profil >>
Hp: 100/100
MP: 20/20
Nama: Arvin Faresta.
Usia: 17 tahun.
Tinggi: 172 cm.
Berat: 75 kg.
<< Stat >>
Str: 5
Agi: 4
Vit: 5
Int: 2
Luck: 15
Pesona: 1
SP: 100
<< Keahlian >>
(Kosong)
<< Inventori >> (Terkunci)
<< Toko Lvl 1 >>
Ia tercengang ketika melihat status miliknya yang 100% akurat. Bahkan dirinya saja tak pernah mengetahui bahwa tinggi nya 172 cm, yang ia ketahui hanya kebenaran bahwa dirinya terbilang cukup pendek diantara teman-teman sekelasnya.
Setelah mencoba meyakinkan diri kembali dengan cara menampar, mencubit, menggosok, bahkan hingga memukul, namun tetap saja layar hologram tersebut masih melayang santai di hadapannya.
Hingga tak selang beberapa waktu, terdengar suara lembut yang berasal dari sistem tersebut. Hal itu membuat Arvin sedikit terkejut, namun ketika melihat sosok Leila yang terlihat sedang berada di dalam hologram, Arvin kembali tenang dan bertanya.
"Kenapa kau bisa berada di sana?" Tanya Arvin mencoba untuk tenang.
Leila hanya tersenyum tipis, dan menjawab: "Kenapa kau harus heran? Aku sudah bilang, ‘kan? Kalau kita sebagai peri akan mengabulkan keinginan terpendam dari tuan kita, sehingga terciptalah sistem ini ketika kita selesai melakukan kontrak. Apa yang salah?"
Mendengarnya, Arvin tercengang dan perlahan mengangguk paham. Dia tidak menyangka bahwa seorang peri bisa mengabulkan keinginan yang mustahil seperti ini. Memikirkannya saja membuat Arvin semakin kagum dengan Leila.
"Hmm… kalau seperti itu, kenapa sekarang kau malah berada di dalam hologram itu? Apakah itu wujud barumu?"
Leila langsung menjawabnya dengan gelengan kepala, "Tidak, aku hanya perlu mengumpulkan energi kehidupanku lagi, karena energi ku telah terkuras habis oleh penciptaan sistem ini."
Arvin merasa prihatin ketika mendengar penjelasan Leila, dengan spontan dirinya menundukkan kepalanya dan berkata, "Maafkan aku, padahal kita baru saja berkenalan, tetapi aku telah membuatmu kerepotan…"
Melihat sikap Arvin ini membuat Leila merasakan perasaan nostalgia, tanpa disadari dirinya telah tersenyum tipis, namun begitu lembut dan menghangatkan.
"Tidak. Sebelumnya kita telah setuju kalau kontrak ini dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, ‘kan?" Tanya Leila mendapatkan respon berupa anggukan, "Nah, jika seperti itu, lalu kenapa kau terus melanjutkan penyesalan mu itu?"
Arvin kembali mengangkat kepalanya ketika mendengar pertanyaan tersebut. Kemudian, dirinya kembali dibuat penasaran oleh layar hologram yang telah berubah tampilannya dengan Leila tampak sedang bersiap untuk menjelaskan segalanya.
"Apa kau bisa menjawab semua kebingunganku?" Tanya Arvin mendapat anggukan dari Leila.
"Tentu saja, dari awal aku telah bersiap untuk menjelaskan semuanya kepadamu." Ungkap Leila tersenyum manis.
Setelah itu Leila langsung menjelaskannya satu persatu dengan kalimat yang singkat dan mudah dipahami. Sepanjang penjelasan itu, Arvin terus menganggukkan kepalanya tanpa henti, hingga membuat Leila sedikit tidak nyaman sekaligus bahagia karena penjelasannya bisa dipahami dengan mudah.
Pertama Leila menjelaskan mengenai Status yang sebelumnya Arvin lihat. Seperti diketahui, status merupakan sesuatu yang menjelaskan tentang identitas seseorang. Begitupula dengan yang terjadi kepada Arvin, tetapi ada beberapa hal yang berbeda.
Status menampilkan statistik milik Arvin dengan tampilan yang mudah dipahami, namun tidak hanya itu. Statistik juga bisa terus ditingkatkan melalui latihan, atau bisa juga menggunakan SP untuk meningkatkan statistik miliknya secara instan.
Spell Point atau sering dikenal sebagai SP ini sendiri berperan seperti mata uang, namun dengan kegunaan yang lebih dari itu. SP bisa digunakan untuk meningkatkan statistik, keahlian, dan bisa juga untuk menjadi alat tukar di dalam toko sistem.
Walaupun SP ini hanya bisa untuk meningkatkan statistik atau keahlian saja, tetapi karena kemalasan Leila, SP berubah menjadi sesuatu yang serbaguna yang menjadikannya sebagai alat tukar.
Untuk mendapatkan SP, diperlukan penyelesaian tugas yang akan meningkat jumlahnya menyesuaikan dengan tingkat kesulitan tugas yang akan Arvin ambil.
Tugas dibagi menjadi tiga bagian, yakni:
- Tugas tingkat A, tugas paling tinggi resikonya dan juga hadiahnya. Namun jika mengambil tugas ini, maka hanya keuntungan yang bisa didapatkan jika Arvin berhasil menuntaskannya.
- Tugas tingkat B, tugas yang memiliki tingkat kesulitan normal. Resiko yang ditanggung pun tidak terlalu tinggi, sehingga cocok untuk diambil ketika Arvin sedang ingin berburu dengan cepat.
- Tugas tingkat C, atau tingkat yang paling rendah diantara semuanya. Tentu saja tidak ada resiko di dalam tugas ini, dan juga hadiah penyelesaiannya tidak terlalu bagus, namun masih berguna.
Dan juga, ada beberapa kejadian khusus yang bisa memicu terjadinya tugas sampingan, atau bahasa kerennya itu Side Quest. Tingkat kesulitan dari tugas ini tidak ditentukan atau bisa dibilang acak, sehingga Arvin tidak boleh asal mengambil dan juga berhak untuk mengabaikannya.
Setelah mendapatkan semua informasi yang ia inginkan, Arvin kemudian pergi ke kamar dan langsung melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Dia merenung sambil menatap langit dan bergumam:
"Aku tidak percaya semua ini adalah kenyataan, tetapi rasa dingin dan sakit yang kurasakan tidak mungkin terjadi jika berada di dalam mimpi. Haah… kuharap semuanya baik-baik saja."
Setelah bergumam sendiri, Arvin tiba-tiba terlelap dalam tidur tanpa memakai selimut, padahal saat ini suhu ruangan pasti sangat rendah. Tetapi semua itu tidak ada hubungannya, selagi dia tertidur dengan pulas, maka tidak ada yang salah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Seung
Wah yang sebelumnya Teflon yang gosong seketika menjadi Teflon yang baru 😌😆
2023-04-30
3
Ra dhiraemon
Next
2023-04-27
1
Hades Riyadi
Lanjut Thor 😀💪👍👍🙏
2023-04-25
1