Tak sengaja Bertemu

Aku kembali menuju rumah kontrakan, gegas ku bereskan semua pakaian dan barang barangku kedalam koper.

Sementara waktu koper yang berisi pakaian pakaianku ini, aku taruh di dalam lemari bajuku dulu agar tidak diketahui Mas Rio aku sudah bertekad akan keluar dari kehidupannya.

Pakaian dan barang barang ku ini, murni milikku sendiri sebelum aku menikah dengan Mas Rio.

Mas Rio tak pernah memberikan ku sebuah hadiah, bahkan hari ulang tahun ku, serta hari aniversary pernikahan kami pun. Mas Rio tak pernah mengingatnya, Aku juga tak pernah membeli sesuatu dari uang Mas Rio.

Bagaimana bisa aku membeli barang barang untukku sendiri, sedangkan kebutuhan rumah ini saja banyak kurangnya.

Itupun aku yang selalu menambal kekurangan itu.

Hari ini aku sangat merasa lelah, lelah hati dan fikiran. Hingga aku terlelap tidur dan tak memperdulikan apakah Mas Rio pulang atau tidak.

Sudah tak ada lagi perasaan cinta seperti dulu padanya, sekarang aku hanya perlu terlihat seolah olah sedang tidak terjadi apa apa guna mencari bukti bukti lain.

Keputusanku sudah mantap, bahwa aku ingin segera berpisah darinya

Suasana pagi ini sangatlah cerah, ku lihat Mas Rio masih meringkuk di dalam selimutnya.

Tumben sekali Mas Rio jam segini masih berada dirumah, biasanya dia akan pergi ke rumah ibu mertua atau pergi bertemu si irwan hehehe ups maksudnya mawar.

Hari ini hari minggu, hari libur kantor. Meskipun hari libur, seperti biasanya aku melakukan pekerjaan rumah.

Ku lihat isi kulkas sudah mulai banyak yang kosong, ah aku ingin berbelanja ke swalayan terdekat saja sambil cuci mata merefresh otakku ini.

Sudah beberapa hari sepertinya aku stres dengan kehidupanku, Jujur rasa sakit hati ini masih ada. Tapi ku tepis dengan kuat, tekadku sudah bulat, aku tidak akan menangisi buaya buntung itu.

Setelah sarapan aku bersiap siap pergi ke swalayan, ku lihat Mas Rio masih terlelap dari tidurnya.

Sepertinya dia kelalahan, entah pulang jam berapa Mas Rio semalam.

Tanpa membangunkan Mas Rio, aku gegas pergi ke swalayan. Aku memang sengaja tak membangunkannya, aku malas berbicara dengannya apalagi melihat wajahnya itu membuatku muak.

Saat sedang memilih milih sayuran apa saja yang hendak aku beli, tiba tiba tanpa sengaja aku menyenggol bahu seseorang hingga tas belanjaannya terjatuh

"Maaf maaf, aku tak sengaja" ucapku menundukan kepala, seraya masih mengambil beberapa belanjaannya yang terjatuh

"Kamu Tiara kan istrinya Mas Rio". Ujarnya kepadanya

Aku mengernyitkan dahi, sejenak ku dongakkan kepala ini ke atas untuk melihat siapa orang tersebut.

Saat ku lihat, ternyata mawar. Dia adalah mantan kekasih Mas Rio, eh salah ding maksudnya simpanan Mas Rio saat ini hehehe

"Iya saya Tiara, apa kita pernah bertemu?". Ucapku pura pura tidak tahu dan tidak mengenalinya.

Aku ingin tahu bagaimana reaksinya, saat aku berbicara seperti itu.

"Oh perkenalkan namaku Mawar, bisa kita berbicara sebentar di cafe ujung sana. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan". Pintanya padaku

Aku pun menganggukan kepala menyetujui permintaannya, aku juga ingin tahu ada maksud apa dia mengajakku berbicara.

Hal sepenting apa, seorang selingkuhan mengajak istri sahnya berbicara empat mata.

Aku pun segera membayar belanjaanku tadi di kasir, setelah membayar kami pun pergi.ke arah cafe di ujung swalayan ini.

"Tiara, apa kamu tahu aku ini siapa". Ucapnya secara tiba tiba

Aku mengerutkan dahi, aku tidak mengerti akan perkataannya. Apa maksudnya dia akan bangga memberitahu bahwa dialah yang berhasil merebut suamiku, begitukah.

"Emm.. maaf, kita baru saja bertemu. Memangnya anda siapa?"

"Aku Mawar, Cinta Pertama Mas Rio. Mas Rio sangat mencintaiku, kamu hanya sebatas pelariannya saja, dia sama sekali tidak pernah mencintaimu. Dan apa kamu tahu, aku dan Mas Rio selama ini menjalin hubungan di belakang kamu."

Aku masih terdiam, entah kenapa lidah ini kelu untuk memjawabnya.

Mungkin jika aku wanita lain,sudah dicabik cabiknya muka pelakor ini. Tapi aku tetap bersikap tenang dan elegant, ku hadapi pelakor tak tahu malu ini.

"Dan satu hal yang harus kamu tahu, bahwa sekarang ini aku sedang mengandung anak Mas Rio". Sambungnya

Duaaaarr...

Bagai di hantam sebuah petir hati ini, remuk hancur berantakan.

Aku syok mendengar penuturan Mawar, sejauh itukah hubungan Mas Rio dengannya.

Tiba tiba aku jijik membayangkan diri ini harus berbagi peluh dengan wanita lain.

Aku masih diam membisu, sekuat mungkin aku mengkontrol emosiku ini. Aku harus terlihat tegar dan kuat dihadapan mereka, pasangan yang sama sama terlihat menjijikan.

"Aku harap kamu sadar dan mengerti posisi kamu selama ini, jadi aku mohon lepaskan Mas Rio. Dia juga tak mencintaimu, jadi untuk apa kamu bertahan dengan orang yang tak mencintaimu. Apalagi ada anak ini di tengah tengah kami". Ucapnya tersenyum ke padaku, ku lihat senyuman itu seperti sedang mengejekku.

Aku masih tidak bergeming, aku bingung harus menjawab apa

"Baiklah jika itu maumu, kamu tenang saja. Akan ku pastikan anakmu itu akan memiliki seorang bapak". Jawabku padanya.

Dia tersenyum dengan lebar, matanya nampak berbinar. Mungkin dia bahagia mendengar keputusanku ini.

Tanpa di minta pun, aku pasti akan melepaskan Mas Rio. Aku sudah jijik mendengarnya, apalagi mengetahui jika Mas Rio dan Mawar sudah pernah berhubungan badan.

"Baiklah sudah tidak ada lagi yang perlu dibahas, semua sudah jelas. Saya pamit dulu, terimakasih untuk kejujuran anda". Ucapku segera pamit kepadanya

Ku langkahkan kaki ini, air mata ini menetes tanpa permisi. Ku hapus secara kasar, meski sekuat tenaga aku menolak rasa sakit hati ini. Tapi rasa ini masih tetap ada.

****

Di kediaman Bu Ningsih

"Bu, bagaimana ini". Ucap Rio gelisah

"Kenapa kamu itu si yo, kok kusut gitu mukanya". Jawab Bu Ningsih sambil menonton acara TV kesukaannya, cerita ikan terbang.

"Bu, Mawar Hamil". Ucap Rio lemas

"Apa?!!!!". Bu ningsih yang tadinya sedang asyik menonton acara di TV langsung menoleh kearah putranya itu, dia syok mendengar perkataan Rio.

"Bagaimana bisa Mawar hamil, kamu itu kok ya kebablasan gitu".

"Haduh aduh.. kepala ibu pusing mendengarnya, eh tapi bagus juga sih kan berarti ibu punya menantu anak kepala desa". Ucap Bu Ningsih tersenyum bangga memikirkan akan memiliki menantu anak kepala desa

"Lalu bagaimana dengan istrimu si miskin itu, mau kamu apakan dia?" Tanya ibu

"Rio bingung bu, Rio juga mencintai Tiara, tapi Rio juga mencintai Mawar".

Pleetaakk..

"Aduh sakit bu, kok kepalaku di geplak sih". Adu Rio kesakitan mengelus elus kepalanya

"Dasar bocah gemblung, kamu mau punya istri dua begitu ha".

"Emang kenapa bu, kan seorang suami tidak dilarang mempunyai istri lebih dari satu yakan?". Ujar Rio

"Istri satu aja pusing apalagi kamu istri dua, dahlah terserah kamu".

"Lalu kapan kalian akan menikah?" Tanya Bu Ningsih

"Iya itu yang masih Rio bingungkan bu, bagaimana cara memberitahu Tiara. Ibu tolong bantuin Rio bicara dengan Tiara".

"Oalah dasar bocah, gitu gayanya sok sok an mau punya dua istri". Cerocos mulu Bu Ningsih

"Ada apa ini kok ribut ribut sih bu?". Tiba tiba Manda menimpali

"Kamu ini, pagi pagi udah keluyuran aja. Tuh urusin suami sama anakmu". Ucap Bu Ningsih mengajari

"Sudahlah, Mas Alex bisa sendiri kok, oh ya tadi bahas apaan sih?". Tanya Manda penasaran seraya menghempaskan pantatnya di sofa sebelah Bu Ningsih duduk.

"Iniloh adikmu ngehamili Mawar, dan akan menikahinya".

"APA?!!, Yang bener apa kata ibu yo, Mawar hamil anakmu??". Tanya Manda menggebu gebu

"Iya mbak, makanya aku bingung. Aku kesini mau minta solusi, aku harus bagaimana". Ucap Rio dengan raut wajah yang kusut

"Tapi bagus dong kalau Rio menikah sama Mawar bu, Mawar kan anak orang kaya. Ibu juga pasti akan berbesanan dengan Kepala desa di desa ini, pasti akan banyak orang yang segan sama kita bu". Ucap sinta tersenyum lebar menatap ke arah Bu Ningsih.

Bu Ningsih pun langsung tersenyum lebar saat mendengar perkataan putri sulungnya itu

"Benar juga kamu nda, wah pasti warga desa akan segan dengan ibu". Ucap Bu Ningsih dengan mata berbinar binar

"Aduh bu terus gimana dong ini, gimana Rio bilangnya sama Tiara". Rengek Rio

"Tenang, masalah Tiara biar mbak dan ibu yang urus. Saat ini juga, kita kerumahmu yo. Kita temuin Tiara". Ucap Manda dengan semangat

Bu Ningsih dan Manda merasa senang sambil tersenyum senyum sendiri, membayangkan jika Rio dan Mawar akan menikah.

Karena sudah terlihat jelas di depan mata mereka, kekayaan yang dimiliki oleh calon besannya itu yang merupakan seorang kepala desa di desanya.

Pasti akan banyak orang juga yang segan terhadap keluarganya, dan memuji keluarga nya.

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Prcuma skolah tinggi tpi bodoh lbih dri sya

2023-07-29

2

Kaneti Neng

Kaneti Neng

bodohnya tiara

2023-07-27

0

Anih Suryani

Anih Suryani

jabatan lurah aja bangga dasar ibu goblog mata duitan nyeseul nanti mantan mantu y orang kaya, dn s rio tolol sma g otakan

2023-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Masalah Uang Belanja
2 Warisan Keluarga Mahesa
3 Tiara Mulai Bekerja
4 Bertemu tak sengaja dengan Mertua dan Ipar
5 Story WA Kakak Ipar
6 Kecurigaan
7 POV Rio (1)
8 POV Rio (2)
9 Tanda Merah
10 Struk Belanja Tas Branded
11 Mobil Baru Rio
12 POV Ibu Ningsih
13 Kekecewaan
14 Rio Berkhianat
15 Ternyata Irwan adalah?
16 Tak sengaja Bertemu
17 Sudah Tahu
18 Talak
19 Peristiwa di Kantor
20 Terungkapnya Jati Diri Tiara
21 Rencana Keluarga Rio
22 Membujuk Tiara
23 Bertemu Orang Tua Mawar
24 Tekanan dari Mawar
25 Ancaman Mawar
26 Usaha Keluarga Rio
27 Ide Gila Bu Ningsih
28 Ide gila itu?
29 Tolak Mawar mentah mentah
30 Mendaftarkan Gugatan Perceraian
31 POV Mawar
32 Dilema Rio
33 Draft
34 Keluarga Toxic
35 Part Campuran
36 Bertemu Alvian (POV Tiara)
37 Manusia menyebalkan
38 Manusia Manusia Jahat
39 Keterkejutan Mawar
40 Mantan Mertua Jahat
41 Sidang Pertama
42 Perdebatan di Gedung Pengadilan
43 Pesan dari Mawar
44 Kekhawatiran Mawar
45 Resmi Bercerai
46 Kegilaan Rio
47 Rio mulai pasrah?
48 Rio di Hajar
49 Rio masuk Rumah Sakit
50 Lanjutan Rio di rumah sakit
51 Gosip Gosip Beredar
52 Ketakutan Keluarga Mawar
53 Harus menikah secepat nya
54 Ulang Tahun Perusahaan Mahesa
55 Bertemu lagi?
56 Semakin cantik
57 Di pecat
58 Tidak Terima
59 Membuntuti Tiara
60 Melabrak Tiara
61 Berkunjung ke Rumah Alvian
62 Karma?
63 Mencari Solusi
64 Bertemu di supermarket
65 Kabar yang sangat Buruk
66 Renteinerlah Solusinya
67 Manda dan Alex
68 Bunga Pinjaman 10%
69 Apapun Konsekuensi nya
70 Di tagih Bank keliling
71 Mendapatkan pinjaman
72 Sebuah Berlian
73 lamaran Rio dan Mawar
74 Terbang bersama
75 Acara
76 Mengungkapkan perasaan
77 Aku sakit Ra!
78 Bintang dan Nayla
79 Akhirnya jadian
80 Rencana prawedding
81 Menambah Mahar
82 Perselisihan keluarga
83 Masalah Uang
84 Pergi ke studio foto
85 Pemotretan
86 Persiapan Pernikahan
87 Undangan Khusus Untuk Tiara
88 Menikahlah denganku Ra!
89 Hasil Foto Prawedding
90 Kekesalan di awal pernikahan
91 Gosip
92 Kedatangan Mantan
93 Masalah Amplop
94 Obrolan penting
95 Boleh suka lagi?
96 Campuran
97 Pindah
98 Suasana di rumah Bu Ningsih
99 menjelang pernikahan Bintang
100 Pernikahan Bintang dan Nayla
101 Mencari Alex
102 Frustasi
103 Terjadinya Baku Hantam
104 Datang Menemui Alex
105 Talak untuk Manda
106 Alfian Sakit
107 Terungkap
108 Masalah datang bertubi tubi
109 Part Campuran
110 menemui keluarga besar Alfian
111 Tak di restui?
112 Masa Lalu Bunda Elisa yang pahit
113 Tidak akan pernah Mundur
114 Memikirkan setoran Awal
115 Alfian kecelakaan
116 Di Kantor Polisi
117 Rio mendapat Pekerjaan
118 Hari Soal Rio
119 Ambruk
120 Di usir
121 Di Pesta
122 Part Campuran
123 Mawar melahirkan?
124 Operasi
125 Rio Curiga
126 kehancuran Rio
127 Terungkap
128 Pesan Bunda Ellisa
129 Hari Tiara dan Alfian
130 Berubah
131 Hadiah Mawar
132 Part Campuran
133 Mawar di tangkap
134 Apakah ini karma
135 Hukuman Mawar
136 Tiara Hamil
137 Keresahan Nayla
138 Tangis bahagia Bintang&Nayla
139 Akhir
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Masalah Uang Belanja
2
Warisan Keluarga Mahesa
3
Tiara Mulai Bekerja
4
Bertemu tak sengaja dengan Mertua dan Ipar
5
Story WA Kakak Ipar
6
Kecurigaan
7
POV Rio (1)
8
POV Rio (2)
9
Tanda Merah
10
Struk Belanja Tas Branded
11
Mobil Baru Rio
12
POV Ibu Ningsih
13
Kekecewaan
14
Rio Berkhianat
15
Ternyata Irwan adalah?
16
Tak sengaja Bertemu
17
Sudah Tahu
18
Talak
19
Peristiwa di Kantor
20
Terungkapnya Jati Diri Tiara
21
Rencana Keluarga Rio
22
Membujuk Tiara
23
Bertemu Orang Tua Mawar
24
Tekanan dari Mawar
25
Ancaman Mawar
26
Usaha Keluarga Rio
27
Ide Gila Bu Ningsih
28
Ide gila itu?
29
Tolak Mawar mentah mentah
30
Mendaftarkan Gugatan Perceraian
31
POV Mawar
32
Dilema Rio
33
Draft
34
Keluarga Toxic
35
Part Campuran
36
Bertemu Alvian (POV Tiara)
37
Manusia menyebalkan
38
Manusia Manusia Jahat
39
Keterkejutan Mawar
40
Mantan Mertua Jahat
41
Sidang Pertama
42
Perdebatan di Gedung Pengadilan
43
Pesan dari Mawar
44
Kekhawatiran Mawar
45
Resmi Bercerai
46
Kegilaan Rio
47
Rio mulai pasrah?
48
Rio di Hajar
49
Rio masuk Rumah Sakit
50
Lanjutan Rio di rumah sakit
51
Gosip Gosip Beredar
52
Ketakutan Keluarga Mawar
53
Harus menikah secepat nya
54
Ulang Tahun Perusahaan Mahesa
55
Bertemu lagi?
56
Semakin cantik
57
Di pecat
58
Tidak Terima
59
Membuntuti Tiara
60
Melabrak Tiara
61
Berkunjung ke Rumah Alvian
62
Karma?
63
Mencari Solusi
64
Bertemu di supermarket
65
Kabar yang sangat Buruk
66
Renteinerlah Solusinya
67
Manda dan Alex
68
Bunga Pinjaman 10%
69
Apapun Konsekuensi nya
70
Di tagih Bank keliling
71
Mendapatkan pinjaman
72
Sebuah Berlian
73
lamaran Rio dan Mawar
74
Terbang bersama
75
Acara
76
Mengungkapkan perasaan
77
Aku sakit Ra!
78
Bintang dan Nayla
79
Akhirnya jadian
80
Rencana prawedding
81
Menambah Mahar
82
Perselisihan keluarga
83
Masalah Uang
84
Pergi ke studio foto
85
Pemotretan
86
Persiapan Pernikahan
87
Undangan Khusus Untuk Tiara
88
Menikahlah denganku Ra!
89
Hasil Foto Prawedding
90
Kekesalan di awal pernikahan
91
Gosip
92
Kedatangan Mantan
93
Masalah Amplop
94
Obrolan penting
95
Boleh suka lagi?
96
Campuran
97
Pindah
98
Suasana di rumah Bu Ningsih
99
menjelang pernikahan Bintang
100
Pernikahan Bintang dan Nayla
101
Mencari Alex
102
Frustasi
103
Terjadinya Baku Hantam
104
Datang Menemui Alex
105
Talak untuk Manda
106
Alfian Sakit
107
Terungkap
108
Masalah datang bertubi tubi
109
Part Campuran
110
menemui keluarga besar Alfian
111
Tak di restui?
112
Masa Lalu Bunda Elisa yang pahit
113
Tidak akan pernah Mundur
114
Memikirkan setoran Awal
115
Alfian kecelakaan
116
Di Kantor Polisi
117
Rio mendapat Pekerjaan
118
Hari Soal Rio
119
Ambruk
120
Di usir
121
Di Pesta
122
Part Campuran
123
Mawar melahirkan?
124
Operasi
125
Rio Curiga
126
kehancuran Rio
127
Terungkap
128
Pesan Bunda Ellisa
129
Hari Tiara dan Alfian
130
Berubah
131
Hadiah Mawar
132
Part Campuran
133
Mawar di tangkap
134
Apakah ini karma
135
Hukuman Mawar
136
Tiara Hamil
137
Keresahan Nayla
138
Tangis bahagia Bintang&Nayla
139
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!