Tanda Merah

"Mas, apa kamu tidak mau pergi bekerja bersama?". Tanyaku pada mas rio, sudah satu minggu, aku bekerja di perusahaan yang sama dengan mas rio. Tapi mas rio tidak pernah menawarkanku untuk berangkat atau pulang kerja bersama sama.

"Maaf ya ra, tapi kan kamu tahu sendiri orang kantor gk ada yang tahu tentang pernikahan kita. Jadi mas mohon jangan bilang siapa siapa dulu mengenai hubungan kita, nanti kalau sudah saatnya mas akan kasih tahu ke mereka". Ucap mas rio kepadaku.

Akhir akhir ini, entah kenapa?, mas rio selalu pulang ke rumah kontrakan larut malam. Padahal yang aku tahu mas rio tidak ada jadwal lembur di kantor, dan saat aku tanya pasti alasannya ke rumah ibu. Karena ibu sedang sakit, tapi saat aku ingin pergi mengunjungi rumah ibu mertua untuk menjenguknya, mas rio selalu melarang dengan alasan ibu tidak mau diganggu harus istirahat total.

Keanehan keanehan pun muncul dari perubahan sikap mas rio, mas rio jarang sekali berada dirumah. Hari weekend pun dia habiskan di rumah mertua, dan aku dirumah sendiri. Bahkan untuk waktu mengobrol berdua denganku pun mas rio tak ada sempat sempatnya, kami layaknya dua orang asing di satu tempat.

Semakin hari aku semakin curiga, setiap berada dirumahpun mas rio selalu memainkan ponselnya. Matanya selalu fokus membalas pesan masuk dari ponselnya, yang aku sendiri tidak tahu pesan dari siapa. Apa sebegitu pentingnya pesan itu? Daripada aku yang nyata didepannya.

"Mas, pesan dari siapa sih kok asyik banget dari tadi sampek senyum senyum sendiri gitu". Ucapku penasaran

"Oh i..ini loh ra, temen SMA mas kirim pesan isinya lucu jadi bikin ketawa hehehe". Ucapnya agak gelagapan, ku tahu dia sedang berbohong menyembunyikan sesuatu dari ku.

"Ra.. nanti malam mas gk makan dirumah ya, mas mau ngantar ibu kontrol lagi ke rumah sakit. Nanti kamu makan sendiri ya".

"Hemm iya mas, apa mau aku temani mas?". Jawabku

"Enggak usah ra, kamu jaga rumah aja. Kamu jaga kesehatan, akhir akhir ini kan pekerjaan mu banyak, pasti kamu capek selama bekerja. Jadi kamu di rumah aja istirahat, mas cuma sebentar kok". Ucapnya tersenyum padaku,

aku hanya menganggukan kepalaku seraya membalas senyuman mas rio. Tak dapat di bohongi ada setitik rasa kecewa pada perubahan sikap mas rio, yang seolah menjaga jarak padaku.

Tapi aku masih berfikiran positif, semoga pernikahan kami dijauhkan dari hal hal buruk.

Sudah selarut ini, tapi mas rio belum ada tanda tandanya pulang.

Saat mata ini hendak terpejam, kudengar suara deru mesin mobil mas rio datang. Langkah kakinya semakin lama semakin terdengar, menandakan bahwa mas rio semakin mendekat menuju kamar.

Cekleek...

Kulihat mas rio masuk kedalam kamar

"Mas, kok pulangnya malam sih?"

Tanyaku pada mas rio, saat aku melihat jam di dinding menunjukan pukul sebelas malam. "Katanya mas pulangnya cepet, kok malah selarut ini?".

"Iya, tadi antriannya panjang jadi mau gk mau mas sama ibu menunggu deh".

Mas rio berlalu meraih handuk, hendak menuju ke kamar mandi. Setelah beberapa menit berlalu, mas rio keluar hanya dengan menggunakan handuk yang dia lilitkan di pinggangnya, dengan mengekspos dada bidangnya. Mataku tertuju pada dada bidangnya, dimana aku melihat sesuatu yang begitu menyesakkan dadaku.

Aku menghampirinya yang hendak berpakaian, lalu tanganku otomatis menunjuk kearah bagian merah ynag berada disana. Seketika mas rio nampak salah tingkah

"Tunggu mas".

"Kenapa ra?". Ucapnya bertanya

"Ini Kenapa mas?". Ucapku seraya menunjuk pada bagian merah itu

"Anu.. ra... Eemm.. ini. Ini tadi mas di gigit semut ditaman rumah sakit saat menunggu ibu. Mas bosan menunggu, akhirnya mas menunggu ditaman melihat bintang bintang lalu di gigit semut dehh. Entah kenapa ditaman rumah sakit banyak semutnya, jadi ya gitu mas kena gigitannya". Ucap mas rio panjang lebar kepadaku dengan gelagapan

Jawabannya benar benar membuatku tak percaya, aku memang pendiam. Selalu menuruti apa ucapannya dan selalu percaya padanya, tapi melihat perlakuannya ini sungguh membuatku geram.

Tanda merah itu aku tahu betul, sesekali selama menikah aku pernah melakukan itu pada mas rio. Jika memang benar tanda merah itu adalah tanda seperti yang ada di fikiranku. Lalu ulah siapa itu?

Dikantor aku tak pernah melihat mas rio dekat dengan satu wanita pun, yang aku tahu mas rio hanya dekat dengan sekretarisnya selayaknya rekan kerja dan tak lebih.

Apa mas rio berkhianat?

"Sayang, kok melamun?"

Mas rio mengibas ngibaskan tangannya di depan mukaku, seketika aku tersadar dari lamunanku.

"Beneran ra, mas tadi itu duduk di taman rumah sakit. Tapi mas gk tahu kalau disana banyak semut yang mengerubungi mas, sehingga mas digigit deh jadi berbekas merah begini". Ucapnya lagi menjelaskan

Mas rio duduk di tepi ranjang seraya menepuk nepuk pinggiran ranjang, menyuruhku agar ikut duduk disampingnya.

Aku pun mendekatinya, dan perlahan duduk disampingnya meski dengan hati dilanda kecewa dan beribu banyak pertanyaan yang ada didalam benakku.

"Mas itu gk ada macam macam diluaran, kamu harus percaya sama mas. Cukup satu wanita yang ada di depan mas ini, mas sudah sangat bahagia memilikimu. Mas sangat mencintaimu ra, jadi mas mohon percayalah pada mas. Jangan berfikiran yang aneh aneh terhadap mas, mas tidak akan melakukan hal itu kepadamu". Ucapnya meyakinkan aku

Aku masih mendengarkan ucapannya, mendengarkan kata kata yang keluar dari mulut manisnya. Dia sudah yakin bahwa aku dengan mudahnya akan percaya dengan kata kata bualannya, tidak semudah ituu ferrguuzziiii heheheh..

Akan aku selidiki dulu mas, tanda merah didada mu itu ulah siapa. Jika terbukti kamu berkhianat, jangan harap aku akan memaafkan mu mas dan bertahan dalam hubungan pernikahan ini.

Akan aku ikuti dulu permainanmu ini mas, aku akan bersikap bodoh tidak mengetahui apapun itu, sampai aku menemukan barang bukti atas pengkhianatanmu untuk ku ajukan di pengadilan nanti jika kamu terbukti menghianati kepercayaan dan perasaanku mas.

Aku yakin pasti ini adalah salah satu alasanmu, mengapa akhir akhir ini atas perubahan sikapmu yang berbeda kepadaku.

Saat jam istirahat kantor pun, aku tidak tahu kamu pergi kemana untuk sekedar makan siang dan dengan siapa. Jadi ini jawabannya mas

Tak berapa lama kudengar deru nafas teratur dari mas rio, yang menandakan bahwa dia sudah tertidur.

Tingg..

Bunyi ponsel mas rio berbunyi, gegas ku lihat ponselnya.

Ada sebuah notifikasi dari irwan

"Mas, besok pagi inget jemput ya. Aku tunggu". Isi pesan tersebut, memang pesannya seperti biasa saja tapi mengapa hatiku seperti ragu terhadap isi pesan tersebut.

setahuku mas rio tidak mempunyai teman yang bernama irwan. Aku tak pernah mendengar kalau mas rio memiliki teman bernama irwan, bahkan di kantor pun tak ada karyawan bernama irwan.

Jadi siapa irwan?

Sejak kapan mas rio berteman dengan irwan?

Terpopuler

Comments

Idahas

Idahas

Irwan tu mawar bodoh

2024-01-14

0

Anih Suryani

Anih Suryani

kamu itu tolol bangeut sih mawar klu jd cewe

2023-07-23

0

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

ntu sih si irwannya mawar 😁, buodoh dipiara buntutin neng tu laki bejat trus tunjang kelaut

2023-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Masalah Uang Belanja
2 Warisan Keluarga Mahesa
3 Tiara Mulai Bekerja
4 Bertemu tak sengaja dengan Mertua dan Ipar
5 Story WA Kakak Ipar
6 Kecurigaan
7 POV Rio (1)
8 POV Rio (2)
9 Tanda Merah
10 Struk Belanja Tas Branded
11 Mobil Baru Rio
12 POV Ibu Ningsih
13 Kekecewaan
14 Rio Berkhianat
15 Ternyata Irwan adalah?
16 Tak sengaja Bertemu
17 Sudah Tahu
18 Talak
19 Peristiwa di Kantor
20 Terungkapnya Jati Diri Tiara
21 Rencana Keluarga Rio
22 Membujuk Tiara
23 Bertemu Orang Tua Mawar
24 Tekanan dari Mawar
25 Ancaman Mawar
26 Usaha Keluarga Rio
27 Ide Gila Bu Ningsih
28 Ide gila itu?
29 Tolak Mawar mentah mentah
30 Mendaftarkan Gugatan Perceraian
31 POV Mawar
32 Dilema Rio
33 Draft
34 Keluarga Toxic
35 Part Campuran
36 Bertemu Alvian (POV Tiara)
37 Manusia menyebalkan
38 Manusia Manusia Jahat
39 Keterkejutan Mawar
40 Mantan Mertua Jahat
41 Sidang Pertama
42 Perdebatan di Gedung Pengadilan
43 Pesan dari Mawar
44 Kekhawatiran Mawar
45 Resmi Bercerai
46 Kegilaan Rio
47 Rio mulai pasrah?
48 Rio di Hajar
49 Rio masuk Rumah Sakit
50 Lanjutan Rio di rumah sakit
51 Gosip Gosip Beredar
52 Ketakutan Keluarga Mawar
53 Harus menikah secepat nya
54 Ulang Tahun Perusahaan Mahesa
55 Bertemu lagi?
56 Semakin cantik
57 Di pecat
58 Tidak Terima
59 Membuntuti Tiara
60 Melabrak Tiara
61 Berkunjung ke Rumah Alvian
62 Karma?
63 Mencari Solusi
64 Bertemu di supermarket
65 Kabar yang sangat Buruk
66 Renteinerlah Solusinya
67 Manda dan Alex
68 Bunga Pinjaman 10%
69 Apapun Konsekuensi nya
70 Di tagih Bank keliling
71 Mendapatkan pinjaman
72 Sebuah Berlian
73 lamaran Rio dan Mawar
74 Terbang bersama
75 Acara
76 Mengungkapkan perasaan
77 Aku sakit Ra!
78 Bintang dan Nayla
79 Akhirnya jadian
80 Rencana prawedding
81 Menambah Mahar
82 Perselisihan keluarga
83 Masalah Uang
84 Pergi ke studio foto
85 Pemotretan
86 Persiapan Pernikahan
87 Undangan Khusus Untuk Tiara
88 Menikahlah denganku Ra!
89 Hasil Foto Prawedding
90 Kekesalan di awal pernikahan
91 Gosip
92 Kedatangan Mantan
93 Masalah Amplop
94 Obrolan penting
95 Boleh suka lagi?
96 Campuran
97 Pindah
98 Suasana di rumah Bu Ningsih
99 menjelang pernikahan Bintang
100 Pernikahan Bintang dan Nayla
101 Mencari Alex
102 Frustasi
103 Terjadinya Baku Hantam
104 Datang Menemui Alex
105 Talak untuk Manda
106 Alfian Sakit
107 Terungkap
108 Masalah datang bertubi tubi
109 Part Campuran
110 menemui keluarga besar Alfian
111 Tak di restui?
112 Masa Lalu Bunda Elisa yang pahit
113 Tidak akan pernah Mundur
114 Memikirkan setoran Awal
115 Alfian kecelakaan
116 Di Kantor Polisi
117 Rio mendapat Pekerjaan
118 Hari Soal Rio
119 Ambruk
120 Di usir
121 Di Pesta
122 Part Campuran
123 Mawar melahirkan?
124 Operasi
125 Rio Curiga
126 kehancuran Rio
127 Terungkap
128 Pesan Bunda Ellisa
129 Hari Tiara dan Alfian
130 Berubah
131 Hadiah Mawar
132 Part Campuran
133 Mawar di tangkap
134 Apakah ini karma
135 Hukuman Mawar
136 Tiara Hamil
137 Keresahan Nayla
138 Tangis bahagia Bintang&Nayla
139 Akhir
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Masalah Uang Belanja
2
Warisan Keluarga Mahesa
3
Tiara Mulai Bekerja
4
Bertemu tak sengaja dengan Mertua dan Ipar
5
Story WA Kakak Ipar
6
Kecurigaan
7
POV Rio (1)
8
POV Rio (2)
9
Tanda Merah
10
Struk Belanja Tas Branded
11
Mobil Baru Rio
12
POV Ibu Ningsih
13
Kekecewaan
14
Rio Berkhianat
15
Ternyata Irwan adalah?
16
Tak sengaja Bertemu
17
Sudah Tahu
18
Talak
19
Peristiwa di Kantor
20
Terungkapnya Jati Diri Tiara
21
Rencana Keluarga Rio
22
Membujuk Tiara
23
Bertemu Orang Tua Mawar
24
Tekanan dari Mawar
25
Ancaman Mawar
26
Usaha Keluarga Rio
27
Ide Gila Bu Ningsih
28
Ide gila itu?
29
Tolak Mawar mentah mentah
30
Mendaftarkan Gugatan Perceraian
31
POV Mawar
32
Dilema Rio
33
Draft
34
Keluarga Toxic
35
Part Campuran
36
Bertemu Alvian (POV Tiara)
37
Manusia menyebalkan
38
Manusia Manusia Jahat
39
Keterkejutan Mawar
40
Mantan Mertua Jahat
41
Sidang Pertama
42
Perdebatan di Gedung Pengadilan
43
Pesan dari Mawar
44
Kekhawatiran Mawar
45
Resmi Bercerai
46
Kegilaan Rio
47
Rio mulai pasrah?
48
Rio di Hajar
49
Rio masuk Rumah Sakit
50
Lanjutan Rio di rumah sakit
51
Gosip Gosip Beredar
52
Ketakutan Keluarga Mawar
53
Harus menikah secepat nya
54
Ulang Tahun Perusahaan Mahesa
55
Bertemu lagi?
56
Semakin cantik
57
Di pecat
58
Tidak Terima
59
Membuntuti Tiara
60
Melabrak Tiara
61
Berkunjung ke Rumah Alvian
62
Karma?
63
Mencari Solusi
64
Bertemu di supermarket
65
Kabar yang sangat Buruk
66
Renteinerlah Solusinya
67
Manda dan Alex
68
Bunga Pinjaman 10%
69
Apapun Konsekuensi nya
70
Di tagih Bank keliling
71
Mendapatkan pinjaman
72
Sebuah Berlian
73
lamaran Rio dan Mawar
74
Terbang bersama
75
Acara
76
Mengungkapkan perasaan
77
Aku sakit Ra!
78
Bintang dan Nayla
79
Akhirnya jadian
80
Rencana prawedding
81
Menambah Mahar
82
Perselisihan keluarga
83
Masalah Uang
84
Pergi ke studio foto
85
Pemotretan
86
Persiapan Pernikahan
87
Undangan Khusus Untuk Tiara
88
Menikahlah denganku Ra!
89
Hasil Foto Prawedding
90
Kekesalan di awal pernikahan
91
Gosip
92
Kedatangan Mantan
93
Masalah Amplop
94
Obrolan penting
95
Boleh suka lagi?
96
Campuran
97
Pindah
98
Suasana di rumah Bu Ningsih
99
menjelang pernikahan Bintang
100
Pernikahan Bintang dan Nayla
101
Mencari Alex
102
Frustasi
103
Terjadinya Baku Hantam
104
Datang Menemui Alex
105
Talak untuk Manda
106
Alfian Sakit
107
Terungkap
108
Masalah datang bertubi tubi
109
Part Campuran
110
menemui keluarga besar Alfian
111
Tak di restui?
112
Masa Lalu Bunda Elisa yang pahit
113
Tidak akan pernah Mundur
114
Memikirkan setoran Awal
115
Alfian kecelakaan
116
Di Kantor Polisi
117
Rio mendapat Pekerjaan
118
Hari Soal Rio
119
Ambruk
120
Di usir
121
Di Pesta
122
Part Campuran
123
Mawar melahirkan?
124
Operasi
125
Rio Curiga
126
kehancuran Rio
127
Terungkap
128
Pesan Bunda Ellisa
129
Hari Tiara dan Alfian
130
Berubah
131
Hadiah Mawar
132
Part Campuran
133
Mawar di tangkap
134
Apakah ini karma
135
Hukuman Mawar
136
Tiara Hamil
137
Keresahan Nayla
138
Tangis bahagia Bintang&Nayla
139
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!