Warisan Keluarga Mahesa

Sudah berminggu minggu yang lalu sejak kejadian waktu itu, aku masih bersikap biasa terhadap mas rio. Aku masih melayaninya dengan baik, aku masih bersabar entah sampai kapan.

"Mas.. bangun ini sudah pagi, sholat subuh dulu". Kataku seraya membangunkan mas rio, mas rio hanya bergeming.

"Mas, bangun mas. Ayo kita sholat subuh berjamaah" ucapku dengan sedikit berteriak, agar dia terbangun dari tidurnya.

"Ihhh apasih ra, kamu ini ganggu orang tidur aja. Kalau mau sholat ya sholat aja sana jangan ganggu aku. Aku mau tidur lagi aku capek habis lembur semalam nanti aja bangunin, udah udah sana". Katanya dengan nada keras mengusirku lalu dia melanjutkan tidurnya kembali.

Kuhembuskan nafas dengan barat, entah kenapa setelah mendapat pekerjaan dengan jabatan tinggi mas rio berubah. Dia jadi jarang beribadah, ada saja alasan jika aku ajak untuk sholat. Lalu aku beranjak kekamar mandi membersihkan diri dan mengambil wudhu serta menunaikan sholat subuhku, setelah selesai kulihat mas rio masih tertidur.

Aku beranjak ke dapur untuk memasak sarapan, saat semua masakanku sudah matang aku kembali ke kamar untuk membangunkan mas rio.

"Mas bangun sudah jam setengah 7 nanti kamu telat ke kantornya". Ucapku seraya menggerakan badannya agar terbangun.

"Apa?? Udah jam setengah 7, kenapa kamu gk bangunin aku sihh. Aku hari ini ada rapat sama dewan direksi, aaarrggghhhh....". Ucap mas rio berteriak menyalahkan aku. Lalu ia masuk ke kamar mandi dengan buru buru, akupun menyiapkan pakaian kerjanya. Lalu setelah menyiapkan pakaian dan yang lainnya, aku ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya.

Berapa lama kemudian mas rio keluar dari kamar dengan tergesa gesa sambil menenteng tas kerjanya. Dia lari masuk kedalam mobilnya

"Mas ini sarapannya, kamu gk sarapan dulu". Ucapku berteriak kearahnya.

"Gak usah, kamu makan aja sendiri nanti aku telat". Ucap mas rio berlalu mengendarai mobilnya.

Kulihat mobil mas rio yang sudah berbelok di jalanan depan, aku memutuskan untuk masuk dan sarapan apa yang sudah aku masak tadi.

Saat aku tengah makan sambil melamun, ponsel ku berdering. Kulihat nomor kakak laki lakiku menelponku, aku bergeming menatap ponselku, aku tidak percaya selama ini aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan kakakku setelah aku memutuskan untuk menikah dengan mas rio. Dengan cepat aku menjawab

"Hallo". Ucap kakakku, seketika badanku kaku aku bergeming mendengar suara laki lakiku yang sangat aku rindukan.

"Kak". Ucapku dengan mata berkaca kaca

"Ra, are you okay?". Ucapnya, aku tahu dia pasti khawatir terhadapku karna dari nada suaraku yang sedikit bergetar menandakan aku menahan tangisan.

"Okay, aku kangen kak". Pecah sudah tangisanku, aku merindukan sosok pelindungku ini. Setelah kepergian mama dan papa kakak ku lah yang selalu ada untukku layak nya orang tua bagiku.

"Ehhhemmm, Ra bagaimana kabarmu. Apa kamu baik baik saja. Apa kamu tidak mau, bantuan kakak. Kamu memiliki perusahaan dan juga harta dari peninggalan mama dan papa, apa kamu tidak mau mengelolanya. Kakak tahu ra kehidupanmu tidak baik baik saja". Ucapnya.

"Kak, aku masih belum membutuhkannya. Bila nanti aku sudah lelah pasti aku akan mendatangimu". Ucapku seraya menahan isak tangisku, aku tak ingin kakakku semakin tahu keadaanku.

"Ok, kalau itu maumu tapi kakak mohon jika kamu lelah maka berhentilah dan segera hubungi kakak. Ya sudah kalau gitu, kakak masih ada urusan lain. Kakak matikan telponnya.".

"Iya kak" jawabku seraya mengakhiri obrolan telpon ini.

Sebenarnya aku memiliki harta warisan dari keluargaku, yang tak pernah ku bilang kepada mas rio dan keluarganya. Ya aku Tiara Putri Mahesa, Aku seorang anak dari keluarga Mahesa. Aku mempunyai seorang kakak laki laki yang bernama Bintang Putra Mahesa, dia selalu membantuku disaat aku kesusahan dan selalu melindungiku. Tapi satu kesalahanku, karna aku dulu sangat mencintai mas rio dan akhirnya aku pergi meninggalkan kakakku. Karna dulu kakakku sangat tidak menyukai mas rio, entah apa alasannya dia sangat tidak menyukai mas rio.

Satu hari setelah menikah aku ingin membicarakan tentang harta warisan yang ditinggalkan mama papa terhadapku, tapi tanpa sengaja aku mendengar saat ibu mertuaku berbicara dengan mas rio. Aku tahu ibu mertuaku tak pernah menyukaiku dia membenciku karna aku tak bekerja, aku hanya seorang anak yatim piatu tanpa memiliki orang tua. Dimatanya aku hanyalah menantu yang tak berguna, aku hanyalah seorang benalu yang meminta uang kepadanya. Dia menjelek jelekanku, karena aku tak seperti mawar mantan kekasih mas rio saat kuliah dulu. Seorang anak kepala desa yang kaya, dan royal kepada ibu mertua dan juga keluarga mas rio.

Hatiku pun merasa sedih, ku urungkan niatku untuk memberitahu suamiku tentang harta warisan ini.

**Sore harinya

Baru saja aku keluar dari dapur, hendak menyambut kepulangan suamiku. Malah dia sudah didatangi mas alex, ya mas alex ini suami kakak iparku. Dia selalu meminjam uang terhadap suamiku, aku sangat hafal dan sudah menjadi kebiasaan. Dia selalu tahu bahwa tanggal berapa gajian suamiku, dan hari ini mas rio gajian.

"Yo.. mas pinjam uangmu dong tiga juta untuk si risa study tour dari sekolahannya. Mas belum gajian ini, nanti gajian mas ganti". Ucapnya tanpa rasa malu, sudah berapa kali dia meminjam dan tak pernah satupun ada yang dikembalikan.

Aku menghentikan langkah, mendengarkan apa jawaban dari suamiku ini.

"Oke, aku Transfer ya mas uangnya.". Kata mas rio menyanggupi memberikan uangnya.

Lagi dan lagi mas rio menyanggupi dan memberikan uangnya, walaupun jadi manager gaji mas rio hanya lima juta perbulan.

Dia memberitahuku bahwa gajinya menjadi manager hanya lima juta saja, dan sekarang yang tiga juta diberikannya cuma cuma terhadap kakak iparnya. Padahal untuk kebutuhan rumah ini sangat banyak dan aku juga sedang membutuhkan uang.

"Mass.." aku muncul memanggil suamiku, aku ingin menghentikannya.

"Iya ra, kenapa?". Ucap mas rio menoleh kepadaku, dengan cepat aku pun menjawab

"Mas keperluan rumah ini juga banyak, kebutuhan kita sehari juga banyak mas. Mas mau memberikan uang itu sama mas alex begitu aja". Ucapku dengan kesal, mas alex pun tak terima dan malah melototkan matanya kepadaku dengan amarah. Aku tau dia sedang marah tapi aku tak peduli aku juga sangat membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari hari, apa aku salah.

"Halah emang istrimu ini sangat pelit yo, sama saudara sendiri pelitnya minta ampun. Kamu kok sanggup hidup sama istri yang begini". Ucapnya mengataiku.

Apa katanya aku pelit, dari segimananya aku pelit.

"Udahlah ra, kamu gk berhak ngatur uangku. Sudah sudah sana kamu masuk kedalam rumah". Ucap mas rio mengusirku, kulihat sekilas mas alex yang tersenyum kearahku dengan senyuman mengejek. Akupun masuk kedalam rumah dengan perasaan kesal.

Beberapa menit kemudian mas rio masuk kedalam kamar, dan berkata

"Ra, kenapa sih akhir akhir ini kamu selalu mempermasalahkan uang yang aku kasih untuk keluargaku. Pusing aku ra". Ucapnya dengan nada meninggi

"Apa mas, iyaa kamu selalu memprioritaskan keluargamu daripada aku. Aku ini siapamu sih mas? Aku ini istrimu sudah sepantasnya kamu memprioritaskan aku!". Ucapku tak kalah meninggi

"Halah sudah, ini uangku kamu gk berhak ngatur ngatur uangku. Aku yang bekerja disini, jadi terserah aku dong mau aku apakan uangku!". Suaranya membentakku

Ku tutup mataku ku hirup udara sebanyak banyaknya lalu ku hembuskan nafas ini sambil membuka mataku perlahan

"Oke mas, aku akan cari pekerjaan sendiri. Ingat mas, kamu gk akan bisa hidup tanpa aku. Kalau kamu lebih mementingkan keluargamu dari pada aku istrimu, kenapa mas? Kenapa kamu gk menikahi keluargamu saja ha!!" Ucapku dengan menggebu gebu menahan sesak dihatiku

Mas rio tersentak mendengar ucapanku, dia menghampiriku dengan tersenyum meremehkanku.

"Siapa yang mau menerimamu kerja dengan keadaan seperti ini, kamu kumal lusuh". Ucap mas rio mengejekku, memang benar benar mas rio tak mempunyai rasa kasih seperti dulu terhadapku.

"Terserah apa katamu mas, aku capek aku lelah dengan keluargamu yang datang dan ikut mencampuri rumah tangga kita. Ibumu yang selalu meminta uang padamu, kakakmu juga, serta kakak iparmu juga. Mereka hanya meminta dan memikirkan uang, uang, dan uang saja. Tanpa mau tahu bagaimana perasaanku". Ucapku pasrah, sambil menutup mata, menumpahkan semua rasa sesak didadaku yang sudah lama kupendam. Air mata mengalir dengan deras. Ku buka mataku melihat mas rio yang masih menatapku dengan tajam.

Sejenak mas rio terdiam, dadanya naik turun menahan amarahnya.

Segera ku hapus air mata ini ku hirup udara sebanyak banyak untuk menghilankan sesak didada, ku belakangi dia ku pejamkan mataku hingga aku tertidur.

Memang sebuah pernikahan adalah ibadah yang terberat, ujian bisa dari mana saja. Semoga suatu hari nanti kehidupanku berubah.

Terpopuler

Comments

MOMMY

MOMMY

susah bnget dpt suami pelit

2023-07-27

2

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Ngapain bertahan dgn pernikahan toxic gni

2023-07-25

1

Wanda Andhika

Wanda Andhika

Mampir author👋,
terus semangat ya Thor👍👍

2023-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Masalah Uang Belanja
2 Warisan Keluarga Mahesa
3 Tiara Mulai Bekerja
4 Bertemu tak sengaja dengan Mertua dan Ipar
5 Story WA Kakak Ipar
6 Kecurigaan
7 POV Rio (1)
8 POV Rio (2)
9 Tanda Merah
10 Struk Belanja Tas Branded
11 Mobil Baru Rio
12 POV Ibu Ningsih
13 Kekecewaan
14 Rio Berkhianat
15 Ternyata Irwan adalah?
16 Tak sengaja Bertemu
17 Sudah Tahu
18 Talak
19 Peristiwa di Kantor
20 Terungkapnya Jati Diri Tiara
21 Rencana Keluarga Rio
22 Membujuk Tiara
23 Bertemu Orang Tua Mawar
24 Tekanan dari Mawar
25 Ancaman Mawar
26 Usaha Keluarga Rio
27 Ide Gila Bu Ningsih
28 Ide gila itu?
29 Tolak Mawar mentah mentah
30 Mendaftarkan Gugatan Perceraian
31 POV Mawar
32 Dilema Rio
33 Draft
34 Keluarga Toxic
35 Part Campuran
36 Bertemu Alvian (POV Tiara)
37 Manusia menyebalkan
38 Manusia Manusia Jahat
39 Keterkejutan Mawar
40 Mantan Mertua Jahat
41 Sidang Pertama
42 Perdebatan di Gedung Pengadilan
43 Pesan dari Mawar
44 Kekhawatiran Mawar
45 Resmi Bercerai
46 Kegilaan Rio
47 Rio mulai pasrah?
48 Rio di Hajar
49 Rio masuk Rumah Sakit
50 Lanjutan Rio di rumah sakit
51 Gosip Gosip Beredar
52 Ketakutan Keluarga Mawar
53 Harus menikah secepat nya
54 Ulang Tahun Perusahaan Mahesa
55 Bertemu lagi?
56 Semakin cantik
57 Di pecat
58 Tidak Terima
59 Membuntuti Tiara
60 Melabrak Tiara
61 Berkunjung ke Rumah Alvian
62 Karma?
63 Mencari Solusi
64 Bertemu di supermarket
65 Kabar yang sangat Buruk
66 Renteinerlah Solusinya
67 Manda dan Alex
68 Bunga Pinjaman 10%
69 Apapun Konsekuensi nya
70 Di tagih Bank keliling
71 Mendapatkan pinjaman
72 Sebuah Berlian
73 lamaran Rio dan Mawar
74 Terbang bersama
75 Acara
76 Mengungkapkan perasaan
77 Aku sakit Ra!
78 Bintang dan Nayla
79 Akhirnya jadian
80 Rencana prawedding
81 Menambah Mahar
82 Perselisihan keluarga
83 Masalah Uang
84 Pergi ke studio foto
85 Pemotretan
86 Persiapan Pernikahan
87 Undangan Khusus Untuk Tiara
88 Menikahlah denganku Ra!
89 Hasil Foto Prawedding
90 Kekesalan di awal pernikahan
91 Gosip
92 Kedatangan Mantan
93 Masalah Amplop
94 Obrolan penting
95 Boleh suka lagi?
96 Campuran
97 Pindah
98 Suasana di rumah Bu Ningsih
99 menjelang pernikahan Bintang
100 Pernikahan Bintang dan Nayla
101 Mencari Alex
102 Frustasi
103 Terjadinya Baku Hantam
104 Datang Menemui Alex
105 Talak untuk Manda
106 Alfian Sakit
107 Terungkap
108 Masalah datang bertubi tubi
109 Part Campuran
110 menemui keluarga besar Alfian
111 Tak di restui?
112 Masa Lalu Bunda Elisa yang pahit
113 Tidak akan pernah Mundur
114 Memikirkan setoran Awal
115 Alfian kecelakaan
116 Di Kantor Polisi
117 Rio mendapat Pekerjaan
118 Hari Soal Rio
119 Ambruk
120 Di usir
121 Di Pesta
122 Part Campuran
123 Mawar melahirkan?
124 Operasi
125 Rio Curiga
126 kehancuran Rio
127 Terungkap
128 Pesan Bunda Ellisa
129 Hari Tiara dan Alfian
130 Berubah
131 Hadiah Mawar
132 Part Campuran
133 Mawar di tangkap
134 Apakah ini karma
135 Hukuman Mawar
136 Tiara Hamil
137 Keresahan Nayla
138 Tangis bahagia Bintang&Nayla
139 Akhir
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Masalah Uang Belanja
2
Warisan Keluarga Mahesa
3
Tiara Mulai Bekerja
4
Bertemu tak sengaja dengan Mertua dan Ipar
5
Story WA Kakak Ipar
6
Kecurigaan
7
POV Rio (1)
8
POV Rio (2)
9
Tanda Merah
10
Struk Belanja Tas Branded
11
Mobil Baru Rio
12
POV Ibu Ningsih
13
Kekecewaan
14
Rio Berkhianat
15
Ternyata Irwan adalah?
16
Tak sengaja Bertemu
17
Sudah Tahu
18
Talak
19
Peristiwa di Kantor
20
Terungkapnya Jati Diri Tiara
21
Rencana Keluarga Rio
22
Membujuk Tiara
23
Bertemu Orang Tua Mawar
24
Tekanan dari Mawar
25
Ancaman Mawar
26
Usaha Keluarga Rio
27
Ide Gila Bu Ningsih
28
Ide gila itu?
29
Tolak Mawar mentah mentah
30
Mendaftarkan Gugatan Perceraian
31
POV Mawar
32
Dilema Rio
33
Draft
34
Keluarga Toxic
35
Part Campuran
36
Bertemu Alvian (POV Tiara)
37
Manusia menyebalkan
38
Manusia Manusia Jahat
39
Keterkejutan Mawar
40
Mantan Mertua Jahat
41
Sidang Pertama
42
Perdebatan di Gedung Pengadilan
43
Pesan dari Mawar
44
Kekhawatiran Mawar
45
Resmi Bercerai
46
Kegilaan Rio
47
Rio mulai pasrah?
48
Rio di Hajar
49
Rio masuk Rumah Sakit
50
Lanjutan Rio di rumah sakit
51
Gosip Gosip Beredar
52
Ketakutan Keluarga Mawar
53
Harus menikah secepat nya
54
Ulang Tahun Perusahaan Mahesa
55
Bertemu lagi?
56
Semakin cantik
57
Di pecat
58
Tidak Terima
59
Membuntuti Tiara
60
Melabrak Tiara
61
Berkunjung ke Rumah Alvian
62
Karma?
63
Mencari Solusi
64
Bertemu di supermarket
65
Kabar yang sangat Buruk
66
Renteinerlah Solusinya
67
Manda dan Alex
68
Bunga Pinjaman 10%
69
Apapun Konsekuensi nya
70
Di tagih Bank keliling
71
Mendapatkan pinjaman
72
Sebuah Berlian
73
lamaran Rio dan Mawar
74
Terbang bersama
75
Acara
76
Mengungkapkan perasaan
77
Aku sakit Ra!
78
Bintang dan Nayla
79
Akhirnya jadian
80
Rencana prawedding
81
Menambah Mahar
82
Perselisihan keluarga
83
Masalah Uang
84
Pergi ke studio foto
85
Pemotretan
86
Persiapan Pernikahan
87
Undangan Khusus Untuk Tiara
88
Menikahlah denganku Ra!
89
Hasil Foto Prawedding
90
Kekesalan di awal pernikahan
91
Gosip
92
Kedatangan Mantan
93
Masalah Amplop
94
Obrolan penting
95
Boleh suka lagi?
96
Campuran
97
Pindah
98
Suasana di rumah Bu Ningsih
99
menjelang pernikahan Bintang
100
Pernikahan Bintang dan Nayla
101
Mencari Alex
102
Frustasi
103
Terjadinya Baku Hantam
104
Datang Menemui Alex
105
Talak untuk Manda
106
Alfian Sakit
107
Terungkap
108
Masalah datang bertubi tubi
109
Part Campuran
110
menemui keluarga besar Alfian
111
Tak di restui?
112
Masa Lalu Bunda Elisa yang pahit
113
Tidak akan pernah Mundur
114
Memikirkan setoran Awal
115
Alfian kecelakaan
116
Di Kantor Polisi
117
Rio mendapat Pekerjaan
118
Hari Soal Rio
119
Ambruk
120
Di usir
121
Di Pesta
122
Part Campuran
123
Mawar melahirkan?
124
Operasi
125
Rio Curiga
126
kehancuran Rio
127
Terungkap
128
Pesan Bunda Ellisa
129
Hari Tiara dan Alfian
130
Berubah
131
Hadiah Mawar
132
Part Campuran
133
Mawar di tangkap
134
Apakah ini karma
135
Hukuman Mawar
136
Tiara Hamil
137
Keresahan Nayla
138
Tangis bahagia Bintang&Nayla
139
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!