Chapter 19: Wolfpass, Bavaria Bagian 1

Beberapa hari kemudian...

***

" Arkan bangun kita sudah sampai. "

Ada seseorang membangunkan ku dari tidurku, tidur di caravan memang tidak senyaman di kasur. Namun ini masih lebih baik daripada tidur di tanah yang keras dan banyak serangga yang berlalu-lalang.

Aku terbangun dari tidurku, aku membuka mataku dan mengusap muka ku dengan air yang ada di botol air kulit yang aku bawa dari desa itu. Aku melihat sebuah kota yang megah dan besar berbeda dari kota-kota yang kita lewati sebelum nya, arsitektur nya bergaya germanic dan seluruh kota itu di tutupi oleh tembok yang megah dan besar.

" Wow.. megah sekali. "

" Selamat datang di Ibukota Bavaria, Wolfpass. "

Wolfpass, ibu kota dari Kerajaan Bavaria. Kota ini berada di tengah-tengah wilayah kerajaan dan geografis nya cukup dekat dengan pantai dengan tebing yang besar. Kota ini benar-benar menggambarkan sebuah ibu kota dari sebuah negara yang ada di buku fantasi. Aku melihat ada dua penjaga sedang berjaga di depan gerbang, caravan kami dihentikan lalu penjaga itu bertanya pada sang pengemudi.

" Permisi pak, apa urusan anda datang menuju Ibukota? "

" Kami mendapat surat dari Kepala Desa Riverbond, Tuan Smith. Ada serangan yang terjadi di desa nya. "

Pengemudi itu mengeluarkan surat perkamen dari tas nya dan diberikan kepada penjaga itu.

" Tunggu, aku sempat dengar berita itu. Apakah Para Elf dari barat yang menyerang desa itu? "

" Tidak, hanya segerombolan serigala. Namun memilki kekuatan yang sangat kuat bagaikan telah di injeksi kekuatan sihir. "

" Ugh gawat ya, oke silahkan masuk dan nanti akan ku kabari lagi dengan Kapten Kavaleri tentang hal ini. "

Kami dibiarkan masuk oleh penjaga itu, aku baru tau jika nama asli pak kepala desa itu adalah Tuan Smith. Seperti nya ia adalah orang terpandang di mata orang-orang Bavaria.

Kami masuk kedalam kota lalu memarkirkan karavan kami di sebuah tempat penitipan karavan di ibu kota. Charlotte berterima kasih pada rombongan karavan tersebut dan kami pun turun dari atas kereta itu.

Kami membawa tas kami yang pak tua itu berikan sebagai oleh-oleh kepada kami, dan kami melambaikan tangan kepada para rombongan karavan itu karena telah membantu kami sampai ke ibu kota.

" Woah, tempat ini indah sekali. "

Lita berlarian dijalan utama, sambil melihat-lihat air mancur yang ada di pusat komersil kota itu.

" Arkan.. , liat  mancur ini indah banget. Kita serasa lagi karyawisata ke Eropa lho ini.. "

Lita nampak kegirangan karena ini pertama kali nya ia melihat bangunan bergaya eropa seumur hidupnya, walaupun di Malang kita punya tempat wisata banyak di Kota Batu yang asli tidak bisa digantikan oleh yang replika.

" Hei kalian, sini aku beritahu sesuatu. "

Charlotte menyuruh kami mendekat , Ia memberitahu kami bahwa kita harus berhati-hati di dalam kota karena banyak nya kerumunan orang disini dan kita tidak tahu apa mereka memilki niat yang baik atau tidak.

Kami juga diberi uang saku berupa Moira, Moira adalah mata uang berupa koin untuk bertransaksi di seluruh benua Daemon sementara di Basilia uang ini tidak berlaku. Ada macam-macam jenis Moira yang bisa didapatkan oleh kalangan umum dan ada yang hanya ada di saku para bangsawan dan orang-orang penting saja. Perbandingan harga nya menjadi seperti ini;

Umum:

1 Koin Perunggu : Rp 5000

1 Koin Perak : Rp 50. 000

1 Koin Emas: Rp 5.000.000

Elite:

1 Koin Platinum : Rp 500.000.000

1 Koin Amethyst: Rp 1 Miliar

Koin ini bisa di ubah menjadi nilai dari lebih tinggi ke rendah dan sebaliknya, Contoh;

1 Koin Perak: 10 Koin Perunggu

1 Koin Emas : 100 Koin Silver

Untuk koin Platinum tidak bisa ditukar dari emas ke Platinum dan hanya dimilki oleh kalangan elite bangsawan.

" Ini ku beri kalian 10 koin perak untuk kalian berdua, jangan kau habiskan buat hal-hal yang tidak berguna ya. "

" Terima kasih Master ! " ucap ku dan Lita.

" Aku mau mengurus laporan ini ke gereja setempat dan nanti kita akan bertemu lagi di pusat kota, kamu liat monumen itu? nanti kita akan bertemu disana saat sore tiba, apa kalian mengerti? "

" Iya master.. "

" Oke aku tinggal dulu ya, jangan aneh-aneh kalian berdua. "

Kami melambaikan tangan kepada Charlotte, dan kami berdua langsung jalan-jalan sekeliling kota melihat-lihat pemandangan kota seperti di abad 10 masehi.

Orang-orang melihat kami, lebih tepat nya Lita yang selalu di lihat oleh orang-orang di sekitar sini. Bavaria itu mirip dengan Eropa jadi kebanyakan orang-orang nya berkulit putih dan berambut coklat hingga pirang, jarang sekali menemukan rambut hitam disini. Mereka membicarakan Lita dan aku yang mereka kira kami adalah couple yang sedang berkencan di kota ini.

" Yah aku berharap kayak gitu juga sih. " ujar ku dalam hati.

" Wah Arkan, liat ini bagus banget pemandangan nya dari sini. "

Kami pun mengitari kota yang indah itu, membeli banyak hal seperti makanan dan benda-benda unik untuk souvenir.

Lita banyak melihat-lihat pemandangan kota ini, namun seperti yang salah dengan nya. Dia hanya menatap langit dan menghela nafas nya.

" Kamu kenapa Lit? "

" Ah tak apa, agak capek aja. "

" Isthirahat aja, ayo ke kanal deket sana. "

Kami memutuskan untuk isthirahat sejenak menuju ke dekat canal yang ada di dekat monumen itu. Dia nampak murung, padahal beberapa saat yang lalu ia nampak senang.

" Kau kenapa Lit? "

Lita terdiam melihat kearah kanal, dengan muka yang murung iya melihat ku sambil berkata.

" Arkan..apakah kamu merindukan bumi? " ujar Lita padaku.

" Kenapa kau tiba-tiba memikirkan bumi? bukankah tadi kamu bersenang-senang hari ini? "

" Tidak hanya saja, Keluarga mu. Apakah kamu merindukan mereka? "

Aku terdiam mendengar perkataanya, sudah setengah tahun kami berada di dunia ini. Dan aku tidak memikirkan keluarga ku yang sekarang berada di bumi. Aku tidak tahu apa yang terjadi di bumi setelah insiden tersebut, aju hanya bisa berharap keluarga ku baik-baik saja.

" Iya.., aku selalu memikirkan mereka. Oleh karena itu kita harus secepat nya mengumpulkan pecahan kristal itu, agar kita bisa kembali ke bumi dan bertemu dengan mereka lagi. "

Lita tersenyum pada ku, lalu ia memegang pundakku dan ia berkata.

" Kamu jangan menanggung beban itu sendiri, aku bisa membantu mu juga ingat? "

" Iya.., aku selalu percaya pada mu Lit.. "

Aku melihat tangan Lita yang ada di pundakku, lalu aku sadar dengan seluruh skenario ini.

" Tunggu bukannya ini kencan ya ? " teriak ku dalam hati.

Charlotte pasti sengaja melakukan ini, kukira dia baik ternyata kelakuan nya sama aja kayak pak tua itu. Aku baru sadar bahwa dari tadi kita seperti pasangan yang sedang berkencan di jalan-jalan kota. Makannya dia memberi ku uang saku dan juga para orang-orang seperti memberi semangat padaku.

"A-Anu Lit, mu.. muka mu dan tangan mu. "

Lita sadar dengan apa yang barusan ia lakukan, muka nya memerah seperti tomat dan melepaskan tangan nya dan menjauh dari ku.

" Ma-Maaf.. "

" Haha tak apa.. " ujar ku sambil tertawa gugup.

Kami menundukkan pandangan kami, aku tak berani melihat Lita setelah kejadian barusan. Mungkin Lita juga berfikir hal yang sama dengan ku.

" A-Ayo kita lanjut, lupakan hal yang kulakukan tadi. "

" Ah iya.. ayo kita lanjut. "

Sebelum kita lanjut, ada seseorang yang meneriaki kami dari jauh.

" Oy tunggu sebentar ! "

Secara spontan kami menoleh kearah belakang, kami melihat seorang wanita yang sepertinya sangat familiar dengan kami.

" Tunggu.. kau, Lita sama Arkan bukan?! "

Aku dan Lita kebingungan dan melihat satu sama lain.

" Anu.. anda siapa ya? "

" Eh..? kalian tidak mengenal ku? "

Lalu kami mengingat seseorang yang mirip dengan rupa orang tersebut.

" Tunggu.. kau, Risa !? "

" Ahh syukurlah kalian mengenal ku.. "

seseorang yang ingin kami cari sejak 5 bulan lalu dan kini berada di depan kami.

" Halo semua apa kabar.. "

Dan mulai lah petualangan kami di Ibukota Kerajaan Bavaria, Wolfpass.

Takdir telah berpihak kepada kami.

***

Disisi lain..

" Aku dengar Arkan dan Lita telah ke tempat ini, apa itu benar? "

Ucap seseorang di kegelapan, menggunakan jubah hitam bagaikan bayangan di malam hari. Berbicara pada seorang wanita di sebuah gang buntu yang ada di Ibukota.

" Ya master, kami juga melihat Yellow juga ada disana. "

" Bagus, kali ini.. mereka tidak akan bisa kabur dari ku. "

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Arkan be like : Hmm... keknya kalau deket sama kamu mah di bumi atau bukan bakalan tetep bagus kok 😎

2023-06-09

0

Ayano

Ayano

Pelajaran bagus. Di dunia manapun kita harus waspada

2023-06-09

0

Ayano

Ayano

Semacam.... sesuai sama namanya

2023-06-09

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 36 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!