Chapter 5: Ketidakmampuan dan secercah Harapan

" Mmh.. "

Aku membuka mataku dengan perlahan, aku melihat wajah Arkan yang tertidur pulas di ranjangnya. Mataku terasa berat karena aku menangis sampai malam hingga membuat ku tertidur dengan sendiri nya.

"  Aku menangis seperti anak kecil tadi malam, duh kenapa aku bisa menangis di depan nya seperti itu padahal hubungan kami hanya sekedar ketua kelas dan wakil nya. " aku menepuk pipiku karena malu.

Tapi malam itu, aku mempunyai rasa bersalah kepada Arkan karena seharusnya dia masih bisa ikut dengan ku kedalam gua, kalau hanya saja pada saat itu aku menuruti kata-kata nya pasti dia tidak sampai separah ini.

" Bodoh nya aku, Lita-lita sekali lagi kamu sudah membahayakan seseorang karena keegoisan mu. "

Aku selalu memikirkan diriku sendiri, padahal selama ini aku berusaha untuk berubah dari sifat kekanak-kanakan ku itu, namun seperti tidak ada yang berubah sama sekali.

" Seperti waktu itu.. "

Aku berusaha untuk tidak memikirkan nya, dan langsung berdiri dari kursi itu dan langsung menuju luar rumah untuk mengambil udara segar. Pemandangan pedesaan ini cukup indah, aku merasa seperti berada di Eropa karena gaya bangunan nya yang serba abad pertengahan. aku berjalan keluar menuju pohon yang mirip seperti pohon beringin dan bersandar di bawah nya.

" Ahh, suasananya sangat tenang sekali.. "

Tidak lama setelah aku bersandar di pohon itu, lalu muncul seorang pemuda yang saat itu menyelamatkan ku saat aku berada di gua sendirian.Tubuh nya agak sedikit fit dan rambut nya berwarna coklat ke merahan. Ia nampak sedang membawa kayu bakar yang hendak ia bawa ke rumah nya, lalu ia menengok ke arah ku dan langsung menyapa ku dengan hangat.

" Selamat pagi, apa tidur mu nyenyak? "

" Hah.., tidak terlalu.. kemarin aku nangis semalaman jadi aku masih agak mengantuk. "

" Jadi, teman mu itu.. apakah dia tidak apa-apa? "

" Tenang saja, dia baik-baik saja.. "

Dia mulai memberikan sebuah daging sapi yang telah dibakar kepadaku.

" Nih mau makan nggak, aku bawa ini dari rumah. "

" Oh, terima kasih tapi aku lagi nggak nafsu makan. "

" Ayolah coba sedikit aja, nanti baru bilang ini enak atau tidak. "

Aku terpaksa memakan daging itu, tapi tidak kusangka bahwa daging ini lumayan lezat dari yang kubayangkan.

" Aku selalu melihat mu makan sup sayuran setiap hari ketika merawat anak itu, jadi sesekali aku ingin mentraktir mu daging ini. "

" Bukankah harga daging di desa agak mahal?, beneran kamu mau ngasih aku ini? "

" Ah tidak masalah kok, aku tau kamu lagi sedih jadi nikmatilah itu.. oke kalau gitu aku duluan ya adikku lagi nunggu aku soalnya. "

" Oh ya, oh ngomong-ngomong siapa namamu? "

" Oh aku Roland, kalau kamu? "

" Aku Lita salam kenal ya.. "

" Iya, Salam kenal juga.. aku duluan ya dah " ujarnya sambil membawa kayu bakar itu kembali.

" Ah, enak juga ya daging nya. "

" Oh jadi kamu sudah kenal dengan Roland? " ujar seseorang di dekat ku.

" Hyaaa.. p-pak tua kenapa kau mengagetkan ku kayak gitu, aku kira kau adalah monster yang mau menyerang ku ! " ujar ku malu karena ulah bapak tua itu.

" Oy, bukankah sedikit kejam jika memanggil bapak tua ini sebagai monster? "

" Yah, nggak salah juga sih. " ujarku sambil memandang tubuh nya bapak tua itu yang six pack.

" Besar juga badan bapak tua ini, habis pake ilmu debus apa dah kok bisa se fit ini padahal mau umur sudah mau ketemu tanah. " ujar ku dalam hati.

" Ohoho badan ini adalah harta berharga ku, jadi terima kasih atas pujiannya. "

"Itu bukan pujian dasar pak tua. "

" Hahaha, bercanda.. bercanda jangan di bawa ke hati. "

Aku menghela nafas ku, lalu aku bertanya kepada bapak tua itu.

" Bapak pasti kesini karena ada yang ingin dibicarakan bukan? "

" Kamu punya intuisi yang tinggi juga ya bocah, benar aku ingin berbincang dengan mu tentang Arkan. "

" Apa yang ingin kau bicarakan? " ujarku dengan penasaran.

" Kamu tidak apa? " ujar bapak itu dengan khawatir.

" Oh iya pak aku baik-baik saja. "

Bapak itu hanya menatap dan lalu berkata.

" Dari muka mu aku sudah bisa menebaknya jadi katakan saja apa yang mengganjal di pikiran mu itu. "

" Haha sudah kuduga, pasti bapak tau jika aku sedang sedih. "

Lalu aku mengepalkan tangan ku di paha ku, lalu aku menatap langit-langit fajar yang indah sambil berkata.

" Aku, Aku hampir membunuh teman ku sendiri karena ketidakmampuan ku untuk melindungi nya. "

" Bukan nya Arkan yang sengaja melindungi mu? " tanya bapak itu.

"    Sebenarnya jika aku menuruti apa yang di perintahkan Arkan, pasti semua nya tidak jadi seperti ini.. kejadian itu jika aku masuk kedalam gua dan sembunyi mungkin Arkan masih bisa masuk dengan selamat, disisi lain aku, aku sangat tidak berdaya dalam melakukan apapun. "

Bapak tua itu hanya diam memandang ku dengan iba.

" Aku lemah, aku tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri apalagi orang lain dan justru aku mengorbankan orang lain, karena ulah ku Arkan hampir tewas disana dan beruntung saja Roland datang secara kebetulan saat itu."

Aku mulai meneteskan air mata, aku masih ingat suasana malam itu. malam dimana aku melihat banyak darah yang keluar dari tubuh Arkan dan mata nya yang kehilangan cahaya nya bagaikan lampu yang mulai meredup.

" Aku, aku tidak bisa apa-apa.., aku lemah, aku tidak mampu menyelamatkan teman ku sendiri. mengapa aku tidak punya cukup keberanian untuk menyelamatkan seseorang yang beberapa kali selalu menyelamatkan ku."

Aku jadi teringat pada peristiwa itu, hari dimana aku dan Arkan akan terbawa ke dalam dunia yang asing ini. pada saat kaca bus itu ingin mengenai muka ku, Arkan dengan sigap nya menarik ku agar melindungi ku dari kaca-kaca itu. Dia adalah seorang pahlawan bagiku, jika tidak aku bisa terluka cukup parah saat masuk ke dunia ini.

" Aku bisa apa?, hanya menangisi saja bukan.. sungguh menyedihkan.. "

Namun tiba-tiba, bapak itu menyentil dahi ku.

" Aduh, oy pak tua kenapa tiba-tiba menyentil ku? "

Bapak tua itu hanya terdiam, lalu ia berkata sesuatu yang membuatku terkejut.

" Kamu tau Roland kan? dia dulu persis seperti dirimu, orang tua nya mati karena penyakit dan lalu dia tinggal seorang diri dengan kedua saudari nya saja dan masuk kedalam jurang keputusaan. "

" Ro-Roland? aku tidak menyangka bahwa dia seperti itu. "

" Lalu ia berkata padaku, bahwa ia ingin menjadi lebih kuat, karena ingin bisa melindungi kedua saudarinya itu dan tidak mau terus berada di jurang keputusaan itu. "

" Aku tidak bisa melihat jejak depresi dari muka nya dia justru dia tersenyum gembira kepadaku, kenapa bisa begitu? "

" Itu karena dia tidak mau orang lain melihat diri nya seperti orang lemah, dia berjuang agar menjadi lebih kuat dan dia mempunyai keinginan untuk berubah menjadi lebih baik. Demi melindungi orang-orang yang ia cintai. "

Bapak itu terdiam sejenak sambil menghela nafasnya. Setelah itu ia berkata dengan ku, sebuah kata-kata yang menjadi tamparan bagi diriku saat ini.

" Jadi kamu mau nya gimana, tenggelam dalam kesedihan? atau bangkit dan berusaha semaksimal mungkin? "

Aku terdiam, ucapan dari bapak tua itu ada benar nya juga. Aku selalu berfikir bahwa aku adalah orang yang lemah dan tidak berdaya. tapi apa sejati nya diriku adalah seseorang yang seperti itu?

" Apakah kamu ingin terus seperti ini?, lemah, tidak berdaya, penakut, dan takut untuk melangkah maju dan selalu bergantung dengan orang lain? "

" A- Aku... "

" Jawab.. Mau seperti ini terus atau tidak? "

" A-Aku.. "

Aku tidak bisa berkata apa-apa, mulutku seperti takut untuk menjawab pertanyaan itu karena aku takut bahwa aku tidak bisa menepati janji ku itu.

" Haah ya sudah kalau begitu aku akan menunggu jawaban mu jika sudah pasti. "

Bapak menjauh dari ku dan berjalan menuju rumah nya kembali.

Aku takut, aku takut sekali.. tapi benar kata bapak tua itu aku tidak bisa seperti ini terus.., aku harus berubah !

" Tunggu ! "

Bapak itu menoleh kearah ku.

" Apa? kamu nggak mau? "

"    Aku tahu kalau aku itu lemah, penakut, dan tidak berdaya.. tapi aku ingin menjadi lebih kuat agar aku tidak membebani teman lagi dan agar punya kekuatan untuk bisa menjaga seseorang yang berharga bagiku, dan teman-teman yang kucintai. "

Bapak itu tersenyum, dan mendekati ku sambil memegang pundakku.

" Jadi itu keputusan mu? apakah kamu tidak akan mundur dari apa yang kau katakan barusan? "

" Tidak, aku ingin jadi lebih kuat !, tolong bantu aku untuk menjadi lebih kuat !. "

" Hahaha itu baru semangat nya, oke kalau begitu kita bisa mulai latihan besok aku akan memperkenal mu ahli sihir di desa ini. jadi persiapkan dirimu dan mental mu karena besok kita akan latihan dengan keras. "

" Haa, terima kasih.. mohon bantuan nya. " ujarku dengan tersenyum.

" Tunggu saja Arkan, aku berjanji akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. " ujar ku dalam hati

Dengan membulatkan tekad ku aku sadar bahwa kekuatan sebenarnya adalah kekuatan yang digunakan untuk melindungi orang-orang yang ku cintai.

Dan sejak saat itu, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi apa yang berharga bagiku.

Terpopuler

Comments

Tanata✨

Tanata✨

cup cup cup

2023-05-03

0

WiraBP (Hiatus)

WiraBP (Hiatus)

Add fav, baru gabung n kyknya seru🙈 semangat ya Author! 🔥

2023-05-02

1

Erarefo Alfin Artharizki

Erarefo Alfin Artharizki

waduh arkhan kecelakaan, semoga arkhan selamat

2023-04-23

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 36 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!