Author Pov
Irani heran melihat Eggy yang hanya diam dan menatap ke satu arah dengan tatapan yang penuh amarah. Ia merasa bersalah dan tidak enak hati kepada Eggy karena telah bertanya yang menyinggung perasaannya.
"Maaf, aku telah menyinggungmu. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu marah," kata Irani membuat Eggy kembali memalingkan pandangannya kepada Irani.
Eggy tersenyum paksa, "kenapa meminta maaf? Itu bukan salahmu," sahut Eggy.
"Tetapi aku ...," ucap Irani terpotong.
"Tak apa. Apa kau membawa buku kecil dan pena?" tanya Eggy kepada Irani.
"Ya. Aku selalu membawanya. Karena aku adalah sekretasis," jawabnya sambil mengeluarkan buku kecil dan pena dari dalam tas miliknya.
"Aku pinjam sebentar ya," kata Eggy.
Eggy pun mengambil buku dan pena tersebut. Lalu ia merobek salah satu kertas buku itu dan ia langsung menuliskan sesuatu yang Irani tidak tahu, bahkan Irani pun tak dapat melihat huruf apa saja yang di tuliskan oleh Eggy.
Tak lama kemudian, setelah Eggy selesai menuliskan sesuatu di kertas tersebut, ia mengembalikan buku dan pena milik Irani.
"Terimakasih, Irani," kata Eggy sambil memberikan barang miliknya.
"Memangnya apa yang kau tulis? Aku bisa menuliskan sesuatu untukmu."
"Tidak perlu. Ini pribadi," kata Eggy. "Kalau begitu aku pergi terlebih dulu, aku akan bayar semuanya. Kau tak perlu khawatir. Sampai jumpa di kantor," lanjut Eggy. Lalu ia pun pergi meninggalkan Irani sendirian.
"Eggy ... Tapi ...," kata Irani ragu-ragu. Ia pun menutup mulutnya karena tidak ingin membuat Eggy merasa tidak nyaman lagi.
Eggy berjalan ke meja kasir. Lalu ia membayar semua makanan dan minuman yang sudah ia pesan.
"Terima kasih, pak," kata penjaga kasir itu.
"Oh, iya. Tolong kasihkan kertas ini kepada wanita yang ada di sudut dekat pohon itu ya! Yang sedng berduaan dengan seorang pria itu," kata Eggy sambil memberikan kertas yang sudah di lipatnya. "Dan ini ada uang tip untukmu," tambahnya sambil memberikan uang tunai seratus ribuan beberapa lembar.
"Iya, terima kasih."
"Terima kasih kembali." Lalu Eggy pun pergi dari sana.
Terlihat Irani yang memasang raut wajah kebingungan beserta kesal karena makan siangnya dengan Eggy menjadi kacau akibat pembahasan yang tidak masuk akal dengan Eggy. Lalu ia pun menyusul Eggy pergi.
Setelah itu, penjaga kasir itu segera memberikan sebuah kertas dari Eggy kepada wanita yang di maksud oleh Eggy.
"Selamat siang, mbak. Ini ada titipan dari seseorang."
"Siapa ya?" tanya Bulan.
"Seorang pria tampan dan tinggi. Pakaiannya juga rapi. Saya juga tidak tahu, saya tidak bertanya mengenai namanya dan dia tidak menyebutkan namanya," jawab pelayan itu.
"Oh, iya tidak apa-apa. Terima kasih ya!" sahutnya tersenyum sambil menerima sebuah kertas tersebut. Lalu penjaga kasir itu kembali ke tempat kerjanya.
"Apa isinya?" tanya Raihan penasaran.
"Bentar. Ini baru mau di buka dulu," jawabnya. Lalu akupun membuka lipatan kertas itu dan aku mendapati 2 kata di dalam isi kertas itu.
"Makan siang?"
"Apa maksudnya? Cuma bertanya 'makan siang?' aja?" ucapnya heran kebingungan. Ia benar-benar tak mengerti tentang apa yang ada di dalam tulisannya.
"Mana ku lihat?" tanya Raihan sambil mengambil kertas itu di tanganku. "Apa-apaan ini? Pria bodoh mana yang menulis kata seperti ini dan menyuruh pelayan untuk memberikan kertas omong kosong ini padamu? Sepertinya dia penggemar barumu," lanjut Raihan.
"Penggemar? Kenapa? Aku bahkan tidak pergi kemana-mana," kata Bulan sambil berpikir.
"Ya mungkin mantan kekasihmu yang lain," sindir Raihan.
Bulan menatap sinis ke arah Raihan. Ia benar-benar tahu bahwa selama ini Bulan hanya memiliki satu mantan, yaitu Raihan. Pria yang yang berada di depan matanya.
"Aku curiga bahwa kau yang membuat ini."
"Nggak. Bukan aku. Kenapa aku harus melakukan itu. Setidaknya aku harus memberikan pelayan itu tip kan? Dan aku tidak ingin membuang uangku hanya karena hal itu," sahut Raihan.
"Pelit!" umpatnya kesal.
"Hey, bukan pelit. Tetapi itu penghematan."
"Ya ... Ya ... Ya ... Itu namanya pelit," ejeknya.
"Ih,"
"Pelit dan hemat itu beda tipis."
Waktu telah berlalu, ia pun pergi ke luar bersama dengan Raihan. Tak sengaja ia berpapasan dengan seseorang.
"Pak Manager!" panggil Irani.
"Oh, sekretaris yang baru ya."
Irani tersenyum. "Iya. Selamat siang. Anda bersama dengan siapa? Apakah ini adalah istri anda? Cantik sekali," puji Irani yang memang tidak tahu statusku adalah istri atasannya.
"Oh, bukan!" jawab Bulan tersenyum manis. "Perkenalkan, nama saya Bulan. Saya istri dari Direktur Eggy," tambahnya sambil memberikan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengannya.
Mendengar kata itu langsung dari mulutnya, membuat Raihan terdiam dan menganga melihat dan menerima kenyataan itu. Seakan ia tak percaya akan mengatakan bahwa Bulan sebenarnya memang istri pria lain.
"Ah, maaf. Saya kira anda istrinya Pak Manager. Kalau gitu saya salah paham mengenai anda. Maafkan saya," ujar Irani sambil berjabat tangan denganku.
"Tidak apa-apa. Tak perlu khawatir. Kebetulan saya juga ingin bertemu dengan suami saya," kata Bulan dengan terpaksa harus menutupi kebohongan antara hubungannya dengan Raihan. "Shit! Apa-apaan ini? Perkataan tanpa ku sadari ini membuatku masuk ke dalam kandang singa," batinnya.
"Ah, iya. Tadinya aku akan mengantarkan Bu Bulan. Tapi sepertinya sekarang tidak. Karena sekarang ada kau disini. Tolong antarkan ya!" kata Raihan terbata-bata, "saya permisi dulu," lanjut Raihan, lalu ia pun pergi meninggalkan.
"Oh, baiklah kalau begitu. Mari ikut saya," kata Irani dengan senyum ramah. "Sial. Ketemu istrinya disini, coba saja kalau dulu aku gak cuek sama Eggy. Pasti sekarang aku yang jadi istrinya," gerutu Irani dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments