*Saat di meja tamu VIP.
Aku masih teringat akan tentang nama panggilan yang di usulkan olehnya, aku terus tersenyum sendiri seraya melihat ke arah Eggy. Setelah di pikir-pikir lebih lama lagi, nama panggilan itu memang sangat lucu dan unik. Sepertinya ia juga tahu bahwa aku akan menyukai nama panggilan tersebut, maka dari itu tak ada salahnya jika aku terlalu percaya diri akan dirinya.
"Jadi, Boo apakah Bee ini lebih cocok memanggilmu seperti itu dari pada Kakak?" tanyaku padanya terkekeh.
Mendengarku berkata seperti itu, membuat Eggy menatapku tajam. Seperti biasanya ia tak pernah memberikan ekspresi wajah yang membuatku tenang. Ia hanya sering memandangku tajam, datar, bahkan tak berekspresi. Seperti memandang orang asing dan bukan memandang sebagai layaknya seorang istri, itu sangatlah tidak nyaman.
"Ok, baiklah! Aku tahu, Hanya hari ini saja," kataku sambil menundukan kepalaku.
Fix. Aku merasa bahwa aku tak bisa mengajaknya bicara sebagai seseorang yang normal. Dia bukan pria normal seperti yang lainnya, kadang dia banyak bicara dan kadang juga dia banyak diam. Entahlah! Tak mengerti apa yang ada di dalam pikirannya, mungkin karena kebanyakan berpikir untuk mengurusi perusahaannya. Jadinya ya seperti itu.
"Kau ingin minum?" tanya Eggy tiba-tiba. Membuatku terheran-heran.
"Apakah dia akan membuatku mabuk?" pikirku. "Tidak. Terimakasih," jawabku singkat tanpa berekspresi, ceritanya mau membalas dengan sikap yang sama terhadapku. Namun setelah aku menjawab seerti itu, Eggy tak berbicara apa pun lagi padaku.
Tak lama kemudian, ia berdiri dan pergi begitu saja tanpa berkata apapun padaku.
"Mau kemana?" tanyaku padanya. Namun ia tak mendengarkanku. Ia hanya berjalan dan pergi dari mejaku.
Aku merasa bahwa ucapanku membuatnya tersinggung. Entahlah, namun mungkin aku terlalu menyimpulkan bahwa dia mudah berbaur denganku. Mungkin suatu nanti dia juga akan menerimaku sebagai istrinya yang benar-benar ikhlas menerimaku.
Kemudian, tiba-tiba datanglah seorang pria yang menghampiriku dan duduk begitu saja di bangku milik Eggy. Aku pun terkejut ketika melihat seseorang yang duduk di depanku. Dia Raihan, mantan kekasihku sebelum aku menikah dengan Eggy.
"Hai, apa kabar?" sapanya terlebih dulu padaku. Jantungku panik dan berdetak sangat cepat, akupun mulai gugup ketika di dekatnya. Sungguh! Dulu aku sangat mencintainya. Dia adalah kekasihku yang sulit aku lepaskan.
*Flashback...
"Kau lihat!" kataku sambil menunjukkan replika menara Paris itu.
(Devoyage merupakan tempat wisata di Bogor yang mengusung tema bernuansa Eropa di Bogor)
"Kau benar. Apalagi ada banyak bintang-bintang di atasnya, juga di hiasi oleh bulan yang cantik. Seperti halnya kau," sahut Raihan sambil menatapku.
"Apa kau menggodaku?" tanyaku padanya.
"Itu bukan menggoda, melainkan sebuah kenyataan yang ada di depan mata," jawabnya sambil mengusap pipiku.
Aku tersenyum dan mendengar kata-kata indah yang di ucapkan olehnya, membuatku merasa tenang dan semakin menyukainya. Rasanya, aku tak ingin berpisah dengannya.
"Jangan menggodaku, aku malu. Atau tidak aku akan mendorongmu!" ancamku.
"Tidak apa-apa. Dorong saja, aku juga akan memegangmu agar kau ikut terjatuh bersamaku," ujarnya.
"Ya jangan dong. Nanti aku kan terluka."
"Selama aku dapat melindungimu, aku takkan membiarkanmu terluka," kata Raihan. Membuat wajahku berubah menjadi merah dan sulit untuk menahan senyuman.
"Kau ini paling suka membuatku malu ya!" kataku sambil mencubit tangannya.
"Aduh! Sakit, sayang," rintihnya.
"Biarin aja."
Aku pun terus mencubit dan memukulnya dengan perasaan. Lalu tak lama setelah itu, ia malah membalasku dengan cara menggelitiki tubuhku. Membuatku geli dan tak bisa berdiam diri menahannya. Aku terus tertawa geli.
"Hey, kau curang!" sentakku.
"Satu sama kan jadinya!" sahutnya.
Ia terus saja menggeliti tanpa henti, sampai akhirnya aku terjatuh dan akupun menariknya kembali membuatnya ikut terjatuh bersamaku.
Posisi yang membuatku merasa tak nyaman adalah Aku berada di bawah tubuhnya dan ia menaiki tubuhku. Entah posisi apa yang saat ini terjadi, membuat jantungku semakin berdetak dengan kencang.
Kami pun saling bertatapan satu sama lain, aku merasakan hembusan nafas lembut yang di keluarkannya. Ia mulai mendekatiku dan tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya, ia langsung mencium bibirku begitu saja. Tatapannya membuatku lupa akan bahwa aku berada di tempat umum. Ia seperti menyihirku agar aku dapat membalas ciumannya dan akupun melakukannya.
Tak lama setelah itu, aku bangun dan langsung duduk di sampingnya. Segera aku membersihkan seluruh pakaianku akibat terjatuh dari.
"Kau sangat indah, Bulan!" Kata itu selalu ia ucapkan padaku setiap ia mengecup bibirku.
Aku tidak ingin menjadi munafik bahwa aku memang ingin ia selalu menciumku setiap hari dan memelukku, seakkan ia tak ingin kehilanganku.
Setelah itu, aku langsung memeluk tubuhnya dengan erat. Iapun memelukku kembali dan aku merasakan kehangatan tubuhnya selalu membuatku nyaman.
*Flashback End...
"Hai, aku baik-baik saja. Bagaimana kabarnya denganmu?" jawabku.
"Kau sekarang berbeda ya! Apakah kau susah mempunyai anak?" tanyanya, membuatku sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Karena aku tak ingin dia tahu bahwa aku menikah dengannya karena beberapa hal masalah.
"Mungkin belum saatnya," jawabku tersenyum simpul. Aku tak bisa menjelaskannya bahwa selama 2 tahun ini aku tak pernah berhubungan tubuh dengan suamiku sendiri.
"Sudah lama kita berjumpa dan 2 tahun ini kita di pertemukan kembali dengan seperti ini," sahutnya.
"Iya. Kau benar. Aku tak menyangka akan bertemu denganmu disini. Apa kau juga sudah menikah?"
Sejenak Raihan terdiam mendengarku bertanya seperti itu.
"Aku masih menunggumu!" Jawabnya, "apa kau benar mencintainya?" lanjutnya bertanya.
Kini, aku yang hanya terdiam. Itu pertanyaan yang sangat sulit aku jawab, aku tak sanggup untuk mengutarakan apa yang aku rasakan. Entah aku mulai melupakan Raihan, dan belajar mencintai suamiku, Eggy. Ataukah aku memang masih mencintai Raihan dan terus mengharapkan balas cintanya.
Tak lama kemudian, suamiku datang menghampiriku.
"Ada apa?" tanya Eggy kepada Raihan. Membuatku panik dengan pertemuan mereka. Apa yang akan terjadi selanjutnya di sini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
rey
aku lupa alurnya
2019-08-28
3
Anonymous
Wah akhirnya update jg
ini novel pertama yg gw baca d mangatoon
2019-08-27
4