Dilihat dengan dalam, aku mulai sadar. Bahwa matanya memang indah, bibirnya tipis dan seksi. Membuatku menjadi suka padanya, namun dari sisi lain aku harus sadar bahwa aku hanyalah jaminan hutang dari keluargaku. Walau ku tidak tahu apa yang di rencanakan oleh orang tuaku dengan dirinya, yang aku tahu adalah aku hanya sebagian dari hutang yang dibayarkan oleh orang tuaku.
Aku pun belum mengerti dan belum memahami, kenapa Eggy mau menikahiku dan menjadikanku jaminan untuk membayar hutang keluargaku padanya. Walau pun aku tahu seharusnya orang tuaku di penjara, tetapi yang belum aku pahami adalah kenapa dia harus sampai menikahiku seperti ini?
*Di rumah, di dalam kamar.
Aku hanya duduk sambil bercermin melihat diriku sendiri, aku seolah ingin bertanya pada diriku ini. Aku berpikir bahwa saat ini aku ingin mengasihani diriku yang sedang menderita karena bertemu dengan mantan kekasihku terdahulu yang sangat aku sayangi. Aku pun merasa takut bahwa rasa sayang itu masih ada untuk Raihan.
Melihatku seperti itu, membuat Radit ingin bertanya namun ia tak bisa melakukannya. Terlintas dalam pikirannya ia ingin berbuat sesuatu padaku. Dengan langkah pelan tapi pasti, tiba-tiba Eggy mendekat kearahku.
Aku pun menyadari pergerakan Eggy melalui bayangan di cermin. Segera saja aku berdiri, lalu membalikkan tubuhku kearahnya dan menatapnya dengan garang.
"Ap-apa yang akan kau lakukan?" tanyaku sedikit terbata. Namun, tidak mengurangi sedikit pun tatapan penuh selidikku.
Eggy semakin mendekat. Jarak diantara kami begitu rapat sekarang. Bahkan aku dapat merasakan deru napas tenang Eggy yang langsung menyapu sebagian wajahku. Tidak sampai disitu, ia juga semakin memajukan wajahnya ke arah wajahku. Siapa pun yang melihat ini pasti akan mengira bahwa Eggy berniat untuk menciumku. Percayalah, kini aku dan Eggy terlihat begitu intim. Apa malam ini aku dan Eggy akan melakukan hal yang wajib itu? Jujur saja. Aku belum siap!
Eggy tersenyum geli saat ia melihatku mulai menutup mata. Ternyata berhasil. Menjahiliku sangatlah menyenangkan baginya.
"Kenapa kau menutup matamu? Berharap sesuatu terjadi?" ledek Eggy yang sontak membuatku kembali membuka matanya dengan malu. Wajahku kini bersemu merah. Eggy benar-benar kurang ajar, membuatku harus menanggung malu sendiri. Ternyata tidak terjadi apapun. Lalu apa maksudnya yang berakting seolah ingin menciumku? Bukankah dia suamiku?
"Kakak ...," panggilku terpotong olehnya.
"Mulai hari ini panggil aku 'Boo', jangan kakak!" gerutu Eggy yang memotong pembicaraanku.
"Iya, kak. Mm ... Maksudku B-boo," kataku dengan canggung. Sungguh, nama panggilan seperti itu membuatku merasa tidak nyaman.
"Ingin melakukan sesuatu?" tawar Eggy seraya mengamatiku yang masih memandangnya.
"Tidak!" jawabku cepat dan singkat sembari memalingkan wajahku.
Eggy hanya dapat mendengus. Dia duduk diam di ranjang, tidak ingin lagi mengajak istrinya itu bicara lagi.
Aku merasa bersalah telah menjawab dengan singkat seperti itu, seperti mengacuhkannya dan aku tidak menghiraukannya. Ini salah! Seharusnya sebagai seorang istri aku harus menjaga sikapku dihadapan suamiku. Tapi pernikahan dan statusku ini adalah sebuah perjanjian kan? Apakah aku boleh menolak?
Untuk menebus kesalahanku, aku mendekati Eggy. Akupun duduk di sampingnya sambil memegang tangan kekarnya.
"Maafkan aku, Boo. Aku tidak bermaksud menolakmu." Suaraku rendahkan seraya menatap sayu wajahnya.
"Apa kau keberatan jika aku menyentuhmu?" tanya Eggy tanpa ragu.
Dia suamiku, memang seharusnya kan untuk menyentuh istrinya sendiri. Tak ada yang melarang jika suami menyentuh istrinya sendiri, kecuali istri orang bukan? Tetapi bagaimana dengan perjanjian itu?
"Tidak. Kau suamiku, tetapi dengan perjanjian itu ...." Aku mengingatkan dengan bagaimana ia membujukku untuk setuju menikah dengannya.
***Flashback....
Bertempat di Caffe Romantika. Aku dan dia duduk saling berhadapan. Ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan dia yang ingin menikahiku, kelihatannya dia tidak seperti penagih hutang dan tidak seperti pria yang akan melamarku. Rasanya aku ingin memutar balikkan waktu agar aku dapat memberitahu orang tuaku untuk tidak berhutang kepadanya.
"Apa kau menulis syaratnya dalam kertas?" tanya Eggy dingin.
"Cukup dengan orang tuaku saja perjanjian yang tertulis. Denganku hanya ucapan saja, agar jelas dan kau dapat mengeti. Aku mau menikahimu, tapi kau tak boleh menyentuh mahkotaku. Aku tak ingin memberikannya kepada pria yang tak ku cintai," jawabku ketus. Karena aku ingin memberikan tubuh ini sepenuhnya untuk kekasihku. Aku berharap aku dapat menikah dengannya suatu saat nanti.
"Hanya itu?"
"Intinya ya seperti itu. Aku tak ingin status pernikahan ini yang akan mengikatku. Karena aku adalah jaminanmu, jadi aku tak menganggap pernikahan ini adalah sah," tambahku menjelaskannya.
"Setuju. Lalu?"
"Mungkin itu saja," kataku singkat.
"Ok. Karena selama 3 tahun kau akan bebas. Aku tak akan menyentuhku karena aku akan pergi ke luar kota untuk suatu project. Selama 3 tahun juga kau akan hidup di rumah yang sudah ku siapkan, aku juga takkan bersamamu dalam satu atap."
"Jadi selama 3 tahun kau akan pergi dan aku hanya tinggal?"
"Ya. Kau benar. Jangan khawatir setelah 3 tahun dan aku kembali, aku akan segera menyelesaikan urusan perceraikan kita."
"Jadi pernikahan ini apa gunanya?" tanyaku bingung.
"Hanya status yang wajib. Kau ikuti saja mauku dan aku akan melupakan sebagian hutang keluargamu," jawabnya.
"Baik. Aku setuju." Aku tak berpikir banyak lagi, aku langsung menyetujuinya begitu saja, tanpa berpikir ke depannya bagaimana. Yang penting sebagian hutang orang tuaku terlunaskan.
"Dan aku tidak tertarik dengan mahkotamu. Aku bukan pria cabul," kata Eggy, membuatku merasa malu karena telah berpikir buruk padanya.
Wajar saja begitu, karena dia pria yang mempunyai hawa nafsu kepada wanita. Bukan begitu? Aku hanya takut ini adalah jebakan yang di lakukannya untuk memperdayaiku.
"Tak percaya!" gumamku sambil memutar bola mataku dn memalingkan kepalaku.
"Jika tak ada lagi yang di bicarakan, aku pergi."
"Silahkan. Hanya itu saja," sahutku ketus.
Ia pun pergi tanpa pamit dan berkata apa pun lagi padaku. Memang benar. Dia hanya ingin sebuah status menikah saja denganku dan aku pun merasa tidak keberatan. Karena memang ini adalah pernikahan palsu menurutku, walaupun sebenarnya sebagai hukum Agama dan Negara pernikahan ini adalah sah. Tetapi menurutku ini adalah pernikahan palsu atau bisa ku sebut pernikahan kontrak selama 3 tahun. Aku harus bersabar untuk menunggu bercerai dengannya.
***Flashback End......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Denaya Audy
terlalu banyak flasback ny
2021-07-09
0
Dianita
nahhh sireyhan kamana tah🤣🤣
2020-02-22
1
Agathaa ⟭⟬⟬⟭ ⁷
critanya hampir mirip komik honey - honey wedding , tpi gk semua sih hanya di beberapa bagian aja
2019-09-09
3