EPS-18

"Suruh dia keruanganku sekarang!" Perintah Ziko dengan suara kerasnya pada Devan, ya, Ziko kesal karena Cindy hampir saja tertabrak pengemudi di belakangnya jika saja pengemudi itu tidak segera mengeremnya, "jika tidak bisa mengapa dia membawa motor" kesal Ziko, Ziko malah uring uringan tidak jelas.

Tidak lama Cindy masuk kedalam ruangan sang suami, setelah mendapat perintah dari Devan, "kak Ziko memanggilku? Ada apa kak?" Tanya Cindy, terlihat disana Ziko mengatur nafasnya yang naik turun, Ziko mengepal tangannya kuat hingga urat tangannya terlihat 

"Apa kamu sudah bosan hidup!!" Bentak Ziko, akhirnya Ziko mengeluarkan suaranya setelah lama diam, "apa kamu tidak berfikir kalau kamu itu membahayakan pengemudi lain, sedangkan Cindy yang mendapat bentakan dari Ziko mengernyit alisnya tanda bingung.

"Aku kenapa kak memangnya."

"Kamu tanya kenapa! Kenapa kamu tadi kebut kebutan di jalan, apa kamu sudah merasa seperti pembalap," omel Ziko, ya Ziko terus mengikuti Cindy dari belakang, saat berada dilampu merah, itu sebabnya Ziko tahu apa yang di lakukan Cindy ketika mengemudi.

Cindy yang mendengar suaminya marah akibat dirinya ugal ugalan, kini justru tersenyum, "apa kakak khawatir aku kenapa napa?" Tanya Cindy dengan menaik turunkan alisnya, karena tidak biasanya Ziko pedulu dengan apa yang dia lakukan.

"Apa menurutmu, kamu begitu penting?" Ujar Ziko dengan senyum sinisnya, Sedangkan Cindy yang melihat itu langsung cemberut.

"Aku kira, kan siapa tahu," ujar Cindy, Cindy berbalik dan hendak keluar dari sana.

"Aku belum selesai bicara, siapa yang menyuruhmu keluar dari sini?"

"Lah, terus kakak mau apa lagi, kakak kan hanya ingin menegurku, dan kakak sudah menegur, jadi sudah kan," Cindypun segera berlalu dari sana dengan wajah cemberutnya, "gengsinya masyaallah, apa susahnya tinggal bilang, iya aku khawatir, ribet amet.

"Kenapa dia jadi berani sekarang," ujar Ziko yang masih melihat Cindy yang berjalan keluar dari ruangannya, "bukannya dia penurut," Zikopun duduk dan menyelesaikan pekerjaannya, "ah kenapa dia selalu melintas di pikiran ini," Ziko mengacak acak rambutnya sendiri, dia berdiri dan berjalan kesana kemari di ruangannya.

Sorepun tiba, kini waktunya Pulang bagi seluruh karyawan, begitupun Cindy yang bersiap untuk pulang, "besok weekend apa sebaiknya aku pergi jalan jalan saja ya sama teman temanku" gumam Cindy, Cindy menyangkol kan tasnya dan segera keluar dari ruangannya, bertepan dengan itu, Ziko juga keluar dari ruangannya, mereka berpandangan beberapa saat, tidak lama Zikopun memutuskan pandangannya dan segera berlalu dari sana, bahkan dia melewati Cindy begitu saja tanpa menegurnya.

"Ada apa dengan kak Ziko, apa dia ada masalah dengan kekasihnya, kenapa wajahnya suram sekali." Gumam Cindy sambil berjalan dibelakang Ziko yang sudah semakin menjauh.

"Hey Cin, kenapa kamu cepat sekali ada apa?"

"Ah tidak, aku hanya buru buru Sha, aku duluan ya, bey," Cindy segera berlari untuk mencari taksi, dia ingin sampai duluan sebelum sang suami, tidak lama Cindypun sampai di rumahnya, dia melihat ketempat garasi tapi mobil suaminya belum ada, "ternyata dia belum sampai, baguslah aku bisa menyiapkan baju ganti dan air hangat untuknya mandi," Cindy masuk dan langsung menuju kamar suaminya.

Sudah dua jam berlalu, tapi suaminya tidak kunjung pulang, Cindy masih setia duduk di ruang tamu untuk menunggu, "Nyonya sebaiknya anda istirahat saja dulu, nanti jika tuan sudah sampai rumah akan saya kabari," sang ART tidak tega melihat Nyonyanya sedari tadi menunggu, bahkan Cindy belum istirahat sejak pulang kerja tadi.

"Iya bik, terima kasih, Cindy kekamar dulu bik," Cindy pergi dari sana dengah wajah sedihnya, "kemana kak Ziko, dia bahkan pergi duluan sebelum aku tadi, apa dia menemui kekasihnya, tapi kenapa aku sedikit tidak terima jika dia menemui kekasihnya," ujar Cindy yang sedang berbaring di tempat tidurnya, tidak lama diapun terlelap.

Malampun tiba, Cindy masih terlelap dalam tidurnya, bahkan bibik sudah mengetuk pintunya berkali kali, tapi sang Nyonya tidak kunjung bangun, "apa Nyonya tidak akan makan malam, atau dia masih kelelahan," gumam ARTnya, dia berlalu dari sana untuk membereskan makanan di meja makan.

"bik, kenapa belum tidur, ini sudah jam 9malam," terlihat Ziko baru memasuki rumah dan melihat ARTnya sedang berkutat di dapur.

"ah tuan, anda sudah pulang, saya kira anda tidak akan pulang tuan, ini bibik sedang menghangatkan makanan tuan, sayang kalau di buang."

"oh kalau sudah istirahatlah bik"

"baik tuan, tapi tuan Nyonya belum makan tuan, sedari tadi bibik bangunin tidak kunjung bangung."

Ziko menghentikan langkahnya, dan menoleh, "apa dia sakit bik, hingga tidak makan malam?"

"tidak tuan, tadi dia masak bersama saya dan menunggu tuan pulang, karena terlalu lama menunggu saya menyuruhnya untuk istirahat tuan, jika waktunya makan malam akan saya bangunin, tapi setelah saya bangunin tidak kunjung bangun tuan."

"ya sudah bibik istirahat saja, biar aku yang mengurus ini bik."

"baik tuan terima kasih."

Ziko berlalu dari sana untuk pergi kekamarnya, dia akan membersihkan tubuhnya dulu baru mengajak Cindy makan malam, mana mungkin dia membiarkan anak orang tidak makan, pikir Ziko, "siap yang menyiapkan ini semua, apa mungkin dia" gumam Ziko, Zikopun segera masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, tidak lama Ziko selesai dengan rutinitasnya, dia pun keluar menuju kamar Cindy untuk mengajaknya makan malam, Ziko mencoba membuka pintu kamar Cindy tapi terkunci dari dalam, akhirnya Ziko mengambil kunci cadangan di laci dekat dapur, tidak lama Ziko kembali menuju Kamar Cindy dan membukanya, "ternyata dia masih tidur," Zikopun berusaha membangunkan Cindy untuk di ajaknya makan, tapi Cindy tidak kunjung bangun, "dia pingsan apa giamana, susah sekali di bangunkan, Cin bangun, kata bibik kamu belum makan, bangunlah, makan dulu nanti tidur lagi" ulang Ziko lagi.

"mah Cindy gak makan, Cindy ngantuk mau tidur mah," gumam Cindy yang masih didengar oleh Ziko.

"dia pikir aku mamahnya ternyata," Ziko berbaring di sebelah Cindy dan malah ikut terlelap disana, semakin larur tanpa sadar mereka saling memeluk, dimana Cindy justru menjadikan Ziko seperti gulingnya.

Pagipun tiba, Cindy membuka matanya perlahan, matanya langsung terbelalak melihat suaminya tidur dikamarnya, "kenapa kak Ziko bisa disini, apa dia salah masuk kamar" gumam Cindy sambil perlahan melepas pelukan Ziko yang melingkar diperutnya.

"pagi Nyonya, sudah siap bekerja Nyonya, apa tidak sarapan dulu?"

"pagi bik, tidak bik aku ada pekerjaan penting pagi ini," bohong Cindy, padahal Cindy hanya ingin menghindari sang suami, "oh iya bik, makanan semalam tolong bungkusin ya bik, mau aku bawa."

"maaf Nyonya, makananya sudah aku berikan pada mang dadang tadi, aku kira sudah tidak akan dimakan."

"oh ok bik, tidak masalah, kalau begitu Cindy berangkat dulu ya bik," pamit Cindy.

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

waduhh knp gk ngejerit del,, 🤭🤭🤣🤣
getok ajj tuhh c ziko....
gengsi segede gunung

2024-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!