EPS-14

"Ternyata makanan disini enak-enak ya Cla, apa kamu sering kesini?" Tanya Cindy

"Tentu, aku sering kesini bersama kak Bima dan kekasih kak Bima, asal kamu tahu aja Cin, aku tidak pernah makan di resto, bahkan sangat jarang bukan tidak pernah sih," ujar Clara, "lagian tidak semua pejual kaki lima itu tidak enak, nyatanya kamu lahap begitu," Ejek Clara.

Mereka berdua menghabiskan waktu bersama seharian, hingga Cindy lupa jika dia harus ke rumah mertuanya, sedangkan Ziko sudah sangat masam wajahnya di rumah menunggu Cindy pulang, waktu sudah menunjukkan pukul 2siang, bahkan Cindy belum terlihat sama sekali, "kemana dia, kenapa belum pulang, awas saja jika dalam setengah jam belum sampai" umpat Ziko.

Ya mereka berdua sudah sepakat, saat sudah menikah, jika Cindy harus mengunjungi mertuanya setiap weekend, karena Ziko memilih pisah rumah dengan kedua orang tuanya, "cari tahu dimana istriku sekarang, dan segera kirim alamatnya padaku" ujar Ziko sambil bersiap, tidak lama dia mendapat kabar dari anak buahnya keberadaan Sang istri, "rupanya disini kamu anak nakal" ujar Ziko sambil menjalankan mobilnya ketempat dimana sang istri berada.

"Cin aku ketoilet dulu ya, habis ini kita pulang, tunggu aku disini, jangan kemana mana, mengerti!"

"Iya iya bawel sekali kamu ini," ujar Cindy pada Clara sambil mendorong sang teman agar segera pergi ke toilet, Cindypun duduk sambil memainkan ponselnya, "lho bukannya itu kak Reno sama kak Monic, ah iya benar mereka," Cindy segera menghampiri Monic dan Reno yang sedang memilih baju anak, "kak!" Teriak Cindy

"Hay Cin, sama siapa kamu?" Tanya Reno, sambil melihat kekanan dan kiri dan tidak menemukan barengan Cindy.

"Iya, jangan bilang kamu sendiri lagi," timpal Monic sambil memicingkan alisnya, sedangkan Cindy hanya terkekeh kecil, ya kini mereka bertemu di tempat yang sama lagi, cuman bedanya Monic sekarang sama Reno

"Tidak kak, aku sama temanku, dia sedang ketoilet kak, kak Reno Cindy rindu sama kakak, om, dan tante," ujar Cindy sambil memeluk Reno, Renopun mengelus kepala Cindy sambil menepuknya.

"Mainlah kerumah anak kecil, bagaimanapun rumah kami akan selalu terbuka untukmu, bukan begitu sayang?"

"Tentu, aku juga akan senang jika kamu main kerumah," timpal Monic, dan Cindypun beralih memeluk Monic.

"Maafkan semua kesalahanku kak selama ini, kak Reno benar jika aku hanya terobsesi dengan kak Reno dulu."

"Hey lupakan, aku mendengar kamu sudah menikah, mana suamimu itu, kenapa tidak menemanimu kesini?"

"Dia lagi sibuk kak, biasa dia kan bekerja," ujar Cindy.

"Hey ini hari libur, apa kamu sedang membohongi kakak?" Tanya Reno

"Tentu saja tidak kak, dia memang sedang bekerja, lain kali aku akan mengajaknya ke rumah kakak."

"Kakak tunggu," ujar Reno, "ayo makan sama kakak,"

"Ah aku sud-"

"Ayo Cin kita pulang," terlihat Clara berjalan kearah mereka semua dan mengajak Cindy untuk pulang.

"Tentu," Cindy menoleh ke arah Reno dan Monic, "kak maaf Cindy harus pulang dulu, tadi Cindy sudah makan sama teman Cindy kak."

"Baiklah, tapi lain kali harus berkunjung kerumah kakak ya," ujar Monic

"Siap," Cindypun berlalu dari sana bersama Clara setelah berpamitan pada Monic dan Reno.

"Siapa suami Cindy sayang, aku dengar dia juga dari kalangan pebisnis juga?"

"Aku juga tidak tahu, karena ketika menikah semua keluargs tidak tahu, tante Novi memberi tahu ketika acara sudah selesai."

"Kan memang nikahnya tidak ada pesta sayang, karena suaminya tidak suka keramain, itu yang aku dengar" ujar Monic.

"Hem katanya sih begitu, sudah ayo kita pulang nanti si kembar keburu rewel" Renopun menggandeng tangan Monic untuk pergi dari sana.

Kini Cindy sudah sampai dirumahnya setelah di antar oleh Clara, "sore bik, dimana kak Ziko bik?" Tanya Cindy sambil berjalan kearah dapur untuk mengambil minum, terlihat disana ARTnya sedang memasak.

"Dikamar nyonya, tadi sempat pergi sebentar, tidak lama pulang lagi Nyonya, sekarang ada di kamarnya."

"Bibik sedang apa, sini aku bantu bik, biar aku juga segera bisa memasak."

"Masak udang Nyonya, apa nyonya tidak capek habis pergi, biar bibik saja, Nyonya istirahatlah."

"Ah iya bibik, Cindy capek sekali, kalau begitu Cindy mandi dan istirahat sebentar ya bik."

"Baik Nyonya, nanti akan bibik panggil saat makan malam."

"Terima kasih bik," Cindypun berlalu dari sana untuk mandi.

Sedangkan di kamar Ziko, Ziko sedang dipenuhi amarah, "wanita semua sama, murahan," geram Ziko, ya Ziko menyaksikan ketika Cindy berpelukan dengan Reno, hanya saja Ziko tidak tahu jika yang Cindy peluk adalah Reno temannya sendiri, karena posisi Reno yang membelakangi Ziko, harga diri Ziko merasa terluka akibat perbuatan istrinya.

Malampun tiba, kini sudah waktunya makan malam, bik nur berjalan kearah kamar sang majikan untuk mrenyuruhnya makan malam, sang bibik mengetuk pintu sang majikan,  "tuan makan malam sudah siap," tidak lama pintu terbuka dari dalam.

"Iya bik, nanti saya kesana," Ziko masuk kembali untuk mengganti baju santainya, karena sedari tadi Ziko belum mengganti baju hingga tertidur, tidak lama Ziko keluar untuk makan malam, dia berhenti sejenak didepan kamar Cindy, setelah itu dia kembali berjalan, "apa dia tidak makan bik?"

"Sebentar lagi katanya tuan, bibik sudah kesana tadi."

Beberapa saat setelahnya terlihat Cindy keluar dari kamardengan piama tidurnya, Cindy duduk di sebelah Ziko, "malam kak," Ziko sama sekali tidak menjawab sapaan Cindy dia tetap diam dengan makanan didepannya, akhirnya Cindypun makan dalam diam, "uh kenyangnya," gumam Cindy yang masih didengar oleh Ziko.

"Aku kira kamu sudah kenyang makan dengan kekasihmu itu! jadi sudah tidak butuh makan malam, apa kekasihmu tidak mentraktirmu makan?"  Cemooh Ziko dengan senyum sinisnya,  ya Ziko masih kesal dengan kejadian tadi yang dia lihat di mall.

Sedangkan Cindy hanya menatap Ziko dengan bingung, "kekasih siapa yang dimaksud, apa dia asal bicara saja," gumam Cindy, "siapa yang kakak maksud?" Tanya Cindy.

"Tidak ada, lupakan, wanita memang seperti itu bukan."

"Apa maksud kakak, Cindy tidak paham," ujar Cindy, sedangkan Ziko hanya diam saja, tanpa mau menjelaskannya, "kak"

"tidak ada papa, tidak penting" Zikopun beranjak dari duduknya karena makannya sudah selesai.

"kak tunggu," Cindy mencekal tangan Ziko agar tidak terus berjalan, karena Cindy masih butuh penjelasan, "apa ada masalah, kenapa kakak begitu?"

"tidak penting! Lepaskan tanganku!" Ziko berusaha melepas tangan Cindy yang memegang lengannya.

"tidak sebelum kakak katakan kenapa kakak bilang kekasihku."

"lepas!!"

"auww" aduh Cindy.

ya, Ziko menghempaskan tangan Cindy, hingga Cindy terjatuh dan tubuhnya menabrak meja makan, hingga dia mengadu kesakitan, sedangkan Ziko langsung terdiam mematung ketika melihat Cindy memegang pinggangnya, dia tidak berniat melakukan itu, semua hanya karena ketidak sengajaan.

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

wowww kasar amat ya Ziko ...

2024-03-10

0

Ney maniez

Ney maniez

ishhh cwo tehhh ambegannn,,,, dengerin dl pnjelasan ny....
lgian cindi,,, klo sm cwo itu gk baik kontrak fisik brlebihan,,, ok

2024-01-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!