EPS-16

"hay Cla" terlihat Cindy berlari kearah Clara yang berdiri disepan rumahnya.

"is kamu ini lama sekali, aku sudah lama menunggumu disini, dasar" omel Clara.

"maaf Cla tadi aku kesiangan jadi agak telat, ayo kita berangkat, keburu siang."

"hey!! Kamu yang membuat kita kesiangan, enak saja"

"yayaya maafkan aku, sudah ayo berangkat," akhirnya mereka berdua menaiki motor dan berbincang dijalan.

"Cin tebak semalam aku bertemu siapa?"

"siapa?" tanya Cindy

"Dika, ketos kita waktu SMA dulu, dia tambah keren dan tampan tahu."

"benarkah, apa kabar dia, kerja dimana sekarang, aku juga sudah lama tidak bertemu dengannya" timpal Cindy.

"sepertinya sih baik, kami sempat mengobrol sebentar, buhhhh karismanya itu lho Cin, suami lho lewat ndah, auww sakit oneng."

"makanya hati hati kalau bicara, kenapa kamu jadi bandingin mereka berdua, yang benar saja," omel Cindy.

"lho satu sekolahan juga tahu kali kalau kalian dulu punya hubungan."

"itu dulu Cla, cinta monyet, sekarang kita sudah sama sama dewasa, aku sudah bersuami kalau kamu lupa."

"ya ya ya, yang setia sama suami yang gak guna itu."

"Cla!!!" teriak Cindy

"ok ok maaf, semalam kami sempat ngobrol, dan dia bertanya kabarmu, aku juga sudah kasih tahu dia kalau kamu sudah menikah, ya sekilas aku sempat melihat raut kecewanya sih, mungkin dia tidak terima kali kalau kamu nikah"

"hustt jangan sembarangan, siapa tahu dia juga sudah punya istri, iya kan."

"sepertinya tidak deh."

"ya sudah buat kamu saja, bukannya kamu juga suka sama Dika"

"mulutmu, aku suka, jika dia tidak sama saja boong dodol," sedangkan Cindy terkekeh kecil mendengar suara temannya yang sedikit sewot.

"cinta tidak ada yang tahu Cla, siapa tahu dia juga suka sama kamu."

"yayaya terserah kamu saja, jika iya aku aminin aja dah," tidak lama mereka sampai di kantor Tempat Bella bekerja.

"makasih ya Cla, nanti pulangnya bersama lagi tidak?"

"tentu lagian nanti aku lewat sini kok."

"ok," Cindy masuk kedalam kantornya sambil menyapa para karyawan yang berpapasan dengannya.

"Cin," Cindy yang di panggilpun menoleh, dan terlihat disana teman temannya juga baru datang.

"hey Sha, Dil, El, kalian baru datang"

"hem, nanti siang makan bersama yuk, hari ini Elvin ulang tahu dan dia mau traktir kita katanya," ujar Dila.

"benarkah? Kalau begitu selamat ulang tahun ya, semoga apa yang kamu impikan tercapai."

"aminnnn, makasih ya Cin," ujar Elvin.

"ya sudah aku masuk duluan ya, takut bos marah ok," bisik Cindy pada mereka semua, Cindy berlalu dari sana sambil melambaikan tangannya, sedangkan mereka semua hanya terkekeh dan bergandengan tangan untuk masuk ke ruangan OB.

"astagaaa ada apa dengan tuang muda, kenapa membanting pintu mobil sangat keras" ujar sang supir sambil mengelus dadanya, "untuk orang kaya, tidak akan takut uangnya habis kalau memperbaiki," gumam supir itu lagi.

sedangkan Ziko terus berjalan tanpa menjawab sapaan para karyawan yang mengucapkan selamat pagi, "pagi Pak bos," ujar Devan, Devan langsung melongo melihat bosnya melewatinya begitu saja, "ada apa dengannya, kenapa wajahnya masam sekali," Devanpun mengejar Ziko yang sudah masuk kedalam lif kusus petinggi prusahaan itu, "sial, dia bahkan tidak mengajakku dengannya" Devanpun memakai lif biasa untuk mengejar sang bos, "Zik tunggu."

"apa apa!"

"biasa saja, ada apa denganmu, kenapa uring uringan tidak jelas begitu?"

"tidak, hanya malas melihatmu saja," jawa Ziko sambil masuk kedalam ruangannya.

"sialan, pasti ada masalah dengannya, ah biarkan saja, nanti juga datang sendiri padaku, dia mana bisa diam kalau ada masalah, lihat saja nanti," Devanpun masuk kedalam ruangannya yang ada di sebrang Ziko.

Sedangkan Ziko kini terus memandangi Cindy yang serius dengan pekerjaannya, dia terus melihat Cindy, hingga dia lupa jika didepannya banyak pekerjaan yang harus di selesaikan, "dia imut juga jika sedang serius," gumam Ziko sambil terseyum, "aiss apaan aku ini, apa yang aku pikirkan, ah sudahlah sebaiknya aku segera menyelesaikan pekerjaannku."

"jangan lupa nanti ada meeting di jam makan siang," terlihat Devan memasuki ruangan Ziko.

"iya, aku belum pikun jadi tidak perlu memberitahuku berulang ulang," kesal Ziko.

"aku hanya mengingatkan pak bos, sensi amat, ada apa sih?"

"kepo!! Sudah sana keluar," Ziko terus melihat Devan dengan tatapan tajamnya, karena masih berdiri disana dan tidak kunjung keluar, "kenapa masih disini!" tanya Ziko dengan menautkan kedua alisnya.

"itu kenapa mata melirik kesana terus, apa tidak sakit tuh mata lirik lirik kesana terus" ejek Devan, ya Devan melihat ketika Ziko terus curi pandang pada Cindy dari ruangannya.

"mana ada, jangan ngarang," kilah Ziko.

"cinta bilang bos" kelakar Devan dan itu sukses membuat Devan mendapat lemparan bolpen di kepalanya, Devan pun berlalu dari sana sambil mengusap kepalanya, "ah sepertinya aku ada ide untuk membuatnya marah hari ini" Devanpun berjalan keruangan Cindy, dia mengetuk pintu dan segera masuk kedalam sana, "siang Cin."

"siang kak silahkan duduk, apa ada sesuatu yang penting kak."

"iya sedikit, aku mau bertanya, apa om Anderson kemaren berkunjung kerumah kalian?"

"tidak kak, apa ada sesuatu yang aku tidak tahu kak?" sedangan Ziko yang melihat itu merasa geram karena tidak bisa mendengar percakapan mereka.

"ada apa Devan kesana, apa dia tidak sibuk sehingga mengganggunya bekerja," kesal Ziko.

"ah tidak, Cin apa kamu habis dari kebon?"

"maksud kakak, aku tidak dari kebon kak, memang kenapa?" tanya Cindy dengan bingung, ada apa dengan asisten suaminya ini, pikir Cindy.

"itu dirambutmu ada daun, sini coba aku ambilkan, karena posisinya agak belakang," bohong Devan, padahal Devan hanya ingin membuat sang bos marah.

"benarkah kak, tolong kalau begitu kak, ambilkan ya," Cindy berjalan kearah Devan dan berbalik membelakangi Devan, sedangkan Devan tersenyum penuh kemenangan, dia yakin Ziko sedang mengawasi dirinya dari balik kaca ini, Devan pura pura mengelus rambut Cindy dengan cekiki,an, karena dia yakin kalau Ziko seperti cacing kepanasan.

"ada apa kak?"

Tidak ada, sudah daunya sudah ku buang," ujar Devan sambil memperbaiki expresinya, "ya sudah kalau begitu aku keluar dulu ya Cin," pamit Devan, "makan tuh gengsi" gumam Devan dengan bersiul riang.

"berani sekali dia memegsang rambut istriku, apa dia ingin tangannya kupotong" marah Ziko, Ziko terus berjalan kesana kemari, ingin marah tapi gengsi, "ah sial! Ada apa denganku, dia tidak sepenting itu bagiku" umpat Ziko.

jam makan siangpun tiba, Tesha dkk kini berjalan menuju ruangan Cindy, tok tok tok, "masuk," teriak Cindy.

"wah ruangannya nyaman sekali," ujar Dila.

"iya, beda ya ruangan orang gedongan sama orang sawahan" kelakar Elvin, sedangkan Tesha sama Cindy hanya tertawa kecil mendengar obrolan para temannya.

"kenapa kalian harus kesini, aku kan bisa turun menemui kalian," ujar Cindy.

"nih dua anak ingin tahu tempatmu bekerja katanya, kalau aku kan biasa disini, karena aku yang selalu membersihkan lantai 6 ini," ujar Tesha.

" ok ok, mau berangkat sekarang atau mau disini dulu."

"berangkat lah, keburu jam istirahat habis," timpal Elvin, akhirnya mereka keluar bersama untuk makan siang.

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

kerennnn Devan ... ngerjain bosnya makan tu gengsi Ziko 😃😃😃😃😃

2024-03-10

1

Ney maniez

Ney maniez

gengsi di gedeinnn🙄🙄
nnt di embat orang lohh😋🤭🤭

2024-01-10

2

Ney maniez

Ney maniez

bella🤔🤔🤔

2024-01-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!