EPS-10

Drezttt

"Hallo mah, apa kabar?"

"Hallo sayang, kabar mamah baik, lagi apa kamu, tumben VC mamah?"

Cindy tertawa melihat mamahnya mencebikkan bibir tanda mengejeknya, "haha Cindy lagi mencari cuan mah, lihat ini Cindy sedang bekerja," Cindy memperlihatkan semua ruangannya pada sang mamah, sedangkan mamahnya tersenyum bahagia di sebrang sana.

"Tentu mamah bahagia, putri kecil mamah sekarang sudah bisa bekerja," ya kedua orang tua Cindy sudah tau kalau putrinya bekerja bersama sang suami, setelah besannya meminta ijin pada mereka,  "lihat sepertinya kamu bahagia di sana, buktinya gemuk begitu" kelakar sang mamah.

"Ah mamah," cemberut Cindy, "mamah tahu, Cindy bertemu siapa."

"Siapa?"

"Clara mah, sahabat Cindy yang waktu itu pernah menginap di rumah."

"Benarkah sayang."

"Hem, semalam Cindy bertemu dengannya, ternyata dia tetangga Cindy mas, di tempat baru Cindy."

"Bagus dong nak, kamu kan bisa ada temannya jika rumah."

"Tapi mah, Clara marah sama Cindy karena Cindy tidak mengundangnya waktu Cindy nikah," terlihat wajah murung sang anak.

"Sudah tidak papa, nanti juga baik sendiri, kamu kan tahu kalau Clara mudah luluh."

"Iya sih mah, Cindy tutup dulu ya mah, Cindy mau bekerja, love mamah, muach," Cindy langsung menutup telfonnya setelah dapat ciuman jauh dari sang mamah.

"Anak ini, masih saja manjanya, semoga kamu selalu bahagia sayang," gumam Novi, mamahnya Cindy

"Siapa mah?"

"Astaga papah inj, mengejutkan saja, itu Cindy pah menelfon dan cerita kalau dia bekerja."

"Kenapa mamah tidak memanggilku, aku kan juga ingin bicara dengan anak kita."

"Mamah lupa, mamah kira papah sudah berangkat kr kantor," Ujar sang mamah sambil bersandar di pundak suaminya, "apa papah tidak ke kantor, katanya ada yang harus di urus di kantor pah?"

"Tidak mah, biar Genta yang mengurusnya, papah ingin di rumah sama mamah, yuk mah"

"Kemana?" Tanya Novi dengan mengernyit alisnya.

"Jangan sok lugu ah mah, udah punya anak juga masih pura pura," tuan mahen langsung menarik tangan sang istri dan membawa masuk kedalam kamar, hingga terjadilah apa yang seharusnya terjadi.

"Berbicara dengan siapa dia, kenapa sebahagia itu, berani sekali main ponsel dijam kerja," umpat Ziko, ya, sedari tadi Ziko terus memperhatika Cindy yang bertelfonan dengah mamahnya dan Ziko mengira Cindy berbincang dengan seorang pria, "wanita di mana mana memang sama" kesal Ziko, Zikopun melanjutkan pekerjaannya sambil uring uringan tidak jelas.

"Bos nanti ke markas, ada senjata baru yang datang" Jay mengirim pesan pada Ziko, Ziko hanya melihat, tanpa berniat membalasnya, karena suasana hatinya sedang buruk.

Tidak terasa jam makan siangpun tiba, Cindy bersiap kekantin untuk makan siang, dia membereskan tempat kerjanya dan segera menuju kantin, tidak lupa dia membawa bekal yang disiapkan oleh ART rumahnya, "sungguh hidup tidak ada yang tahu, dulu jangankan untuk membawa bekal, bahkan melihat tempat bekalnya saja aku malas, kini aku makan bersama para karyawan, sedangkan dulu aku selalu menghina para karyawan sesukaku," gumam Cindy sambil melihat seluruh kantin yang dipenuhi oleh para karyawan yang sedang makan siang, kini dia sadar susahnya mencari uang, cara memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

"Hey, anak baru ya."

"Ah iya." Ujar Cindy dengan nada ramahnya

"Kalau begitu ayo makan denganku, disana," tunjuk tesha pada ruangan sudut yang memang selalu iya tempati selama bekerja di sana.

"Ayo," ujar Cindy, mereka berduapun berjalan beriringan menuju tempat sudut di bagian kantin itu.

"Sudah berapa lama kerja disini, dan ngomong ngomong di bagian apa?"

"Baru 2hari ini, dan di kantin baru hari ini karena kemaren aku makan roti saja, hanya setaf biasa, kamu sendiri?"

"Aku OB disini, kamu tidak malukan makan denganku disini, kalau kamu malu kamu bisa pindah."

"Hey apa yang kamu katakan, aku tidak malu sama sekali, oya kita kan belum kenalan, kenalkan aku Cindy" Cindy mengulurkan tangannya pada tesha, dan di sambut pula oleh Tesha.

"Aku tesha, maaf ya aku bertanya seperti itu, karena disini itu kalau berteman suka pilih pilih," ujar Tesha dengan suara yang sangat pelan, supaya tidak didengar karyawan yang lain.

"Benarkah?"

"Tentu, ada gengnya masing masing, lihat yang disana," tunjuk tesha pada meja no 6, "itu geng ******";

"Hust, jangan bilang begitu nanti kamu di keroyok mereka"

"Habisnya kalau ada orang tampan suka sekali caper, apa lagi kalau ada pak Devan, beeee udah kaya ulet nemplok di daun" kelakar Tesha dengan tawa kerasnya hingga orang orang melihat kearahnya.

"Hahah kamu ini, apa kamu takut sama mereka?"

"Bukan takut Cin, aku hanya tidak ingin hilang pekerjaanku, aku ini bukan orang kaya yang dapat uang dengan mudah, aku harus banting tulang buat ibu dan adekku yang masih sekolah, itu sebabnya aku tidak ingin cari masalah, meskipun mereka suka sekali mengerjaiku."

"Untuk apa mereka mengerjaimu, emang kamu ada salah sama mereka?"

"Tidak sih, mereka hanya suka saja membuli anak yang kerjanya seperti aku, tapi aku cuek aja sih, terserah mereka," Cindy menatap Tesha dengan dalam, dia benar benar merasa wanita jahat, mengingat perbuatannya dulu di masalalu, "hey kenapa menatapku begitu" tesha melambaikan tangannya didepan wajah Cindy yang terus menatapnya

"Tidak, aku hanya bangga padamu, kamu orang baik."

"Sudah jangan terlalu memuju, kamu hanya belum kenal aku saja."

"Benarkah?"

"Hem," mereka pun menerus makan siang mereka sambil berbincang banyak hal, tidak lama mereka selesai dengan makan siangnya, "ayo kita kesana."

"Mau ngapain," tanya Cindy dengan bingung, karena Tesha menunjuk ke arah belakang kantor.

"Tentu saja shalat, ini kan waktu shalat duhur," Tesha menarik tangan Cindy dan mengajaknya ke mushola.

"Tapi aku ti-"

"Kamu muslim kan?".

"Tentu saja, pertanyana konyol macam apa itu."

"Maka dari itu, ayo shalat, biar hati tenang," mereka berduapun berjalan beriringan menuju Mushola.

"tapi aku gak bisa Tesh, aku gak pernah shalat selama ini."

"tidak masalah, nanti aku ajari, ingat jika kamu muslim, kamu akan rugi jika meninggalkan shalat."

"kenapa?" tanya Cindy dengan bingung.

"karena shalat itu tiang agama." Tesha mengajari Cindy berwudhu dengan cara yang benar, belajat pelan pelan, lama lama kamu juga akan bisa dan terbiasa.

"terima kasih ya Tes, kamu sudah mengajariku."

"tidak masalah, ayo shalat, nanti aku ajari juga," akhirnya Cindy pun belajar shalat dengan Tesha meskipun masih belum sepenuhnya bisa, tapi Cindy akan berusaha, pikir Cindy.

"apa ini tempatmu mulai bekerja," terlihat Cindy ikut memasuki ruangan OB bersama Tesha.

"hem, nanti teman temanku sebentar lagi akan ikut masuk, ayo duduk, jam masuk kantor masih 10 menit lagi.

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

😍😍😍

2024-03-10

0

FUZEIN

FUZEIN

Turut srnang...buat yg muslim..solatlah ya..cukupkan waktu...tanpa solat..kita tidak beragama..solat itu tiang agama

2024-01-29

0

Ney maniez

Ney maniez

alhamdulillah dapat tmn yg baik🤗🤗🤗🤗

2023-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!