EPS-09

Clara melengos dari wajah sang kakak karena jengkel dan dia gantian menatap Cindy, sedangkan Cindy yang di tatap langsung tersenyum manis, "apa senyum senyum!! makan sana nanti kelaparan, mamahku sudah sibuk memasak di pagi pagi buat orang" sewot Clara

"Cla."

"Yayaya bunda ratu," sedangkan Cindy yang mendengar itu tersenyum lega, meski Clara terlihat galak, tapi Cindy tahu sahabatnya ini orang yang baik, meskipun sedikit bar bar, "apa! Sana makan mengapa melihatku begitu, mau pakai piring bekasku dulu baru mau makan" ujar Clara, "Auww kak sakit, kenapa mengetuk jidatku."

"Makanya kalau ngomong yang sopan."

"Dasar mamah tiri dan kakak tiri, selalu menyiksaku."

Akhirnya mereka makan dalam diam setelah melewati banyak drama, "tante Cindy banyak terima kasih ya, sudah diberi sarapan dan di bantu semalam, ngomong ngomong masakan tante enak."

"Iyalah, orang aku yang mengajarinya."

"Cla" sang kakak langsung melototi adeknya itu yang suka sekali menyela pembicaraan orang.

"Yayayya pangeran Raja, maaf"

"Anak ini," Sang mamah hanya geleng geleng kepala melihat putrinya yang masih saja kesal dengan temannya ini.

"Cla sekali lagi aku minta maaf ya."

"Traktir aku dulu makanan yang enak, dan banyak, baru aku maafin, enak saja minta maaf gratis, auwww kakak, mamah, kenapa memukulku, sakit"

"Makanya jangan begitu" ujar sang mamah yang berdiri di depan rumah, mereka semua tengah berdiri di depan rumah untuk mengantar Cindy sampai depan.

"Kalau begitu Cindy permisi ya tante, kak Bima, Clara"

"Iya, sering sering main kesini ya nak, nanti tante ajari kamu masak."

"Iya tante, terima kasih," Cindy pun berlalu dari sana dengan berjalan kakik, karena memang rumahnya hanya keletan 3rumah dari dana.

"Nyonya ya allah, dari mana saja, tuan mencari Nyonya dan sekarang beliau sedang di kamar baru pulang."

Cindy yang mendengar Ziko mencarinya merasa takut, "maaf bibik, semalam aku tertidur di taksi, dan supir taksi salah mengantarku pulang ke tetangga sebelah, akhirnya aku tidur di rumah tetangga bibik."

"Bagaimana bisa Nyonya."

"Nanti saja ceritanya ya bik, Cindy mau mandi dan menemui kak Ziko," Cindy pun berlalu dari sana dengan pikiran yang berkecamuk, "bagaimana ya ini, akan jadi apa aku nanti, bisa habis aku sama kak Ziko" Cindy mondar mandir tidak jelas di depan kamar Ziko, dia takut untuk masuk, "ah sudahlah, lagian aku tidak aneh aneh, bismillah, tok tok tok "kak aku masuk ya," Cindy pun masuk kedalam kamar Ziko dan terlihat disana Ziko masih tertidur, Cindy berjalan mendekat dan memandangi wajah suaminya dengan dalam.

"Apa sudah puas memandangiku," Cindy langsung terlonjak kaget melihat Ziko mengetahui dirinya tengah memandang sang suami.

"Ah itu kak, anu, aku mau membereskan kamar kakak, tapi melihat kakak masih tidur jadi aku berniat membangunkan kakak." Ujar Cindy dengan gugup, dia masih merasa malu.

"Tidak perlu sana keluar! aku masih mau tidur."

"Apa kakak mengantuk gara gara mencariku semalam, maaf kak semalam aku ketiduran di taksi terus ad-"

"Tidak penting! untuk apa memberi tahuku, kamu tidak sepenting itu hingga aku harus mencemaskan mu." Ziko langsung menutup tubuhnya dengan selimut dan melanjutkan tidurnya, sedangkan Cindy hanya menatap Ziko dengan mata yang berembun.

Tidak lama Cindy keluar dari kamar Ziko setelah menyiapkan baju kerja dan baju santai untuk sang suami, Cindy tidak tahu Ziko akan bekerja atau santai dirumah, jadi Cindy menyiapkan baju dua duanya, "aku dulu sering berbuat sesukaku dan membentak orang, sekarang aku merasakan sakit orang yang dulu pernah aku lukai," gumam Cindy, Cindy terus berjalan hingga dia masuk kedalam kamarnya.

Sedangkan di kamar Ziko, setelah mendengar pintu terbuka dan tertutup kembali Ziko bangun dari tidurnya, semalam ketika Ziko memutuskan untuk tidur dia malah semakin cemas, akhirnya Ziko memutuskan untuk mencari Cindy, bagaimana pun Ziko tidak ingin terkena masalah sebelum mendapatkan semua aset ayahnya, karena Ziko tidak ingin semua aset jatuh ke tangan orang lain, "tahu begitu aku tidak mencarinya kalau tahu dia akan pulang di pagi hari, lagian untuk apa pulang, kenapa tidak langsung pergi saja, setidaknya aku tidak susah susah membuangnya" grutu Ziko sambil berjalan kearah kamar mandi, untuk bersiap pergi bekerja.

1jam berlalu, terlihat Ziko keluar dari kamarnya, dia berjalan menuju ruang makan, disana dia tidak melihat Cindy, yang dia lihat hanya ART rumahnya, "kemana Nyonya?"

"Pagi tuan, Nyonya sudah berangkat tuan sekitar lima menit yang lalu."

"Apa dia tidak sarapan."

"Tidak tuan, katanya Nyonya buru buru, karena telat tuan, tapi Nyonya membawa bekal tuan, untuk makan siang."

"Apa yang untuk sarapan dia tidak bawa?"

"Tidak tuan." Ziko pun berlalu dari sana tanpa sarapan, dia merasa malas untuk makan karena tidak ada teman untuk makan, padahal tanpa sadar Ziko malas karena tidak ada Cindy, "tuan, apa tuan tidak sarapan."

"Tidak."

Tidak lama Ziko sampai di kantor dengan paperbag di tangannya, "berika ini padanya, bilang saja ini dari kantor, dan suruh habiskan sekarang"

"Siap, kasian nanti istri sang bos kelaparan."

"Dev!!"

"Ups sory bro, kelepasan bicara," ujar Devan sambil berlari dari sana takut terkena amukan teman sekaligus bosnya itu, terlihat Devan ngos ngosan di depan Meja Cindy, Cindy yang melihat itu merasa aneh.

"Ada apa pak Devan, kenapa ada seperti di kejar setan dimalam hari."

"Memang kamu pernah di kejar setan."

"Tidak."

"Terus kenapa kamu bilang aku seperti dikejar setan, seperti pernah saja."

"Ah itu melihat di bioskop pak," ujar Cindy sambil cengengesan, sedangkan Devan hanya geleng geleng kepala.

"Sudah, ini ada makanan pagi untukmu, dari kantor kita," Devanpun berlalu setelah meletakkan makanan di meja Cindy.

"Tunggu pak, ada acara apa ya pak di kantor."

"Sudah makan saja, bertanya nanti kalau sudah kenyang, dan ingat dimakan sekarang, atau makanannya akan segera basi" Devanpun benar benar berlalu dari sana.

Sedangkan dari balik kaca, ada sepasang mata yang terus menatap intraksi keduanya, "apa yang mereka bicarakan, kenapa dia sampai tersenyum begitu, sedangkan padaku dia seperti terpaksa tersenyum," grutu Ziko setengah uring uringan, "ah ada apa denganku, untuk apa aku peduli" Zikopun melanjutkan pekerjaannya setelah memastika Cindy memakannya.

Ya Cindy memakan makanan yang di bawa Ziko, dan Ziko merasa lega melihat itu.

"uh kenyangnya, setidaknya aku bisa makan makanan ini setelah sekian lama, tapi dari siapa ya makanan ini, apa pak Devan ulang tahun, ah sudahlah untuk apa ku pikirkan, sebaiknya aku segera menyelesaikan pekerjaanku sebelum kak Ziko marah karena aku makan di jam kerja." Cindy akhirnya meneruskan pekerjaannya setelah membereskan tempat makannya.

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

rasakn itu ziko,,, perasaan yg mulai tumbuh krna trbiasa💪💪

2023-12-29

0

Ney maniez

Ney maniez

ohh pantesan

2023-12-29

0

Marlina Bachtiar

Marlina Bachtiar

Sepertinya Ziko mulai ada perasaan sama Cindy, cuma gengsi tuh 🤭

2023-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!