EPS-02

"Devan, keruanganku sekarang."

Tidak lama terlihat Devan memasuki ruangan sang CEO, "iya tuan, ada yang bisa saya bantu?"

"segera carikan aku rumah, yang biasa saja dan hanya berlantai 1."

"baik tua, ada lagi?"

Ziko hanya mengibaskan tangannya tanda tidak ada lagi, setelah itu dia fokus pada pekerjaannya dan tenggelam didalam kesibukannya.

Waktu sudah mununjukkan jam 4sore, Ziko pun bersiap pulang ke Apartementnya, dia bahkan melupakan istrinya yang berada di rumahnya.

dretzzzz.

"dimana kamu, kenapa jam segini belum pulang, ingat sekarang kamu punya istri jangan berulah."

Ziko tidak menjawab, justru langsung mematikan ponselnya setelah mendengar perkataan sang papah.

"is anak ini, Bik panggil mang asep kemari, dan bereskan sebagian baju nyonya Cindy."

"baik tuan besar," ya, tuan besar ingin mengantar Cindy ke apartemen sang anak, karena tuan besar tidak ingin anaknya tidak bertanggung jawab pada istrinya.

"ada apa bik?"

"tuan besar menyuruh saya membantu anda berkemas nyonya muda."

"tapi kenapa bi, apa Cindy berbuat salah?"

"kurang tahu nyonya, coba tanya langsung sama tuan besar," Cindy pun berjalan keluar kamarnya untuk menemui papah mertuanya.

"maaf pah, apa Cindy punya salah, kenapa barang barang Cindy di masukkan ke dalam koper lagi."

"nak, duduklah dulu," tuan besarpun menarik nafasnya panjang, "begini  nak, Ziko sekarang ada di apartementnya, papah ingin kamu kesana dan menemani Ziko di sana. Apa kamu bersedia nak."

Cindy menunduk, dia merasa terluka dengan sikap Ziko, "iya pah, Cindy mau," pada akhirnya Cindy mau pergi ke apartement Ziko, mana mungkin Cindy tinggal di mansion ini jika suaminya di apartement.

Kini Cindy sedang melihat jalanan kota yang padat, padahal hari sudah malam, tapi jalanan kota disini sangat ramai, Tidak lama Cindy sampai di depan pintu apartement Ziko.

"apa ini pak tempatnya," tanya Cindy pada sang supir yang di tugas untuk mengantar dirinya.

"iya nyonya, tinggal tekan Belnya, kata tuan besar, tuan Ziko ada di sini, kalau begitu saya permisi nyonya muda."

"baik, terima kasih pak, hati hati pak" sang supirpun mengangguk dan berlalu dari sana.

Cindy menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya. Cindy menekan bell tapu belum ada yang buka pintunya, hingga Cindy menekan sampai yang ke 5kali baru ada yang membuka pintu dari dalam.

"anda sa-" Ziko tidak meneruskan perkataannya setelah melihat Cindy di depan pintu apartemennya. "untuk apa kamu disini!"

"maaf, papah yang mengantarku kesini, untuk menemanimu di sini, supaya ada yang membantumu di sini," jawab Cindy sambil menunduk, Ya Cindy sangat takut melihat tatapan Ziko yang sangat tajam, Karena jujur saja, Cindy belum pernah dapat perlakuan seperti itu dari kedua orang tuanya.

"tidak perlu! Karena saya tidak butuh pembantu."

Deg, "jadi dia menganggapku pembantu," batin Cindy.

"sana pergilah, karena aku tidak ingin ada wanita yang masuk kedalam apartemenku, apa lagi wanita itu dirimu."

Cindy langsung menunduk mendapat bentakan dari Ziko, akhirnya dia pergi dari sana dengan menggeret kopernya, "apa salahku, sehingga dia begitu tidak suka padaku," gumam Cindy, Cindy terus berjalan menyusuri jalan yang masih sedikit ramai, dia tidak tahu harus kemana, kembali kerumah orang tuanya, mana mungkin, pikir Cindy, tiba-tiba Cindy meneteskan air matanya, hatinya terluka, rasanya dia tidak sanggup menjalani hidup seperti ini, dia merasa sangat buruk, pria yang dia harapkan kabikannya justru kini sangat tidak menyukai dirinya, bahkan dia dengan teganya mengusir dirinya, "apa ini akibat dari peebuatanku dimasa lalu terhadap kak Monic" gumam Cindy, dia menatap nanar jalanan didepannya dengan prasaan hampa.

Selang 1jam Ziko mendapat telfon dari papahnya dan bertanya keberadaan Cindy, sedangkan Ziko langsung terdiam mendengar pertanyaan papahnya, "kemana gadis itu, dia sudah sejak tadi pergi dari sini." Zikopun segera menutup telfonnya dari sang papah dan segera menghubungi orang kepercayaannya.

"Jay! Cari keberadaan wanita itu" setelah ponselnya tersambung dengan tangan kanannya, Ziko langsung mengatakan tujuannya.

"untuk apa kamu mencarinya lagi bukannya kamu sudah menyuruh semua orang kita untuk berhenti mencarinya."

"astagaaaa, aku tidak menyuruhmu untuk mencari Jesica, aku menyuruhmu untuk mencari istriku."

"hey, kamu apakan istri kecilmu itu, kenapa dia sampai kabur darimu."

"tutup mulutmu itu! Dia tidak kabur, mungkin dia tersesat setelah aku menyuruhnya pergi" jawab Ziko dengan entengnya

"apa kamu sudah gila Zik, dia bukan orang sini dan kamu menyuruhnya pergi, jangan terlalu Jahat kamu, nanti menyesal."

"sudah jangan ceramah, cepat cari keberadaannya, aku tunggu dalam setengah jam" tut.

"dasar orang arogan" umpat Jay, Jay segera menghubungi orang kepercayaannya untuk melacak keberadaan nyonya mudanya, "bagaimana?"

"dia berada di taman kota tuan, tidak jauh dari peusahaan tuan Ziko," lapor sang anak buah.

Jaypun segera menghubungi Ziko, dan melaporkan keberadaan Cindy.

"bagus" Zikopun segera menuju taman kota untuk menyusul Cindy, Bisa habis dia jika Cindy hilang, maka masalahnya akan berdampak padanya dan sang papah.

"apa yang kamu lakukan disini, bukannya pulang ke rumah," bentak Ziko.

Cindy langsung menoleh dan terkejut melihat suaminya di situ, "Aku hanya sedang duduk."

"Apa kamu tahu, papah menelfonku dan menanyakan keberadaanmu, kenapa kamu tidak langsung pulang?"

"Gak enak sama papah kalau pulang, tidak apa aku akan cari tempat tinggal di daerah sini, Pergilah."

"Apa kamu sudah gila, cepat ikut ke apartemenku sekarang," Ziko pun berlalu dari sana dan di ikuti Cindy di belakangnya.

Tidak lama mereka sampai di apartemen Ziko, "kamu tidur di sofa sana," Zikopun kembali ke kamarnya dan langsung tidur, tanpa memperdulikan Cindy yang kebingungan di tempat baru itu.

"Kenapa dia dingin sekali, apa tidak bisa bersikap manis, ngomong baik baik, tanpa harus melotot." Grutu Cindy.

Cindy akhirnya merebahkan tubuhnya di Sofa ruang tamu apartemen Ziko, dia bahkan tidak mengganti bajunya.

Pagi menejelang, Cindy terbangun dari tidurnya, dan jam sudah menunjukkan pukul 8pagi. "astaga aku kesiangan, Cindy bergegas bangun dan merapikan pakaiannya. Pandangannya tidak sengaja melihat kertas di atas meja. (jangan menyentuh apapun tanpa seizinku,) setelah membaca kertas peninggala Ziko, Cindy pun kembali duduk dan melihat sekitar.

Ting tong. Cindy melihat ke arah pintu, dia pun berjalan mendekat dan membuka kan pintunya. "Nona ada makanan atas nama Ziko Anderson" kurir pun memberika makanan itu kepada Cindy.

"baik, terima kasih pak," Cindy pun masuk kembali dan memakan makanan yang di kirim Ziko

"setidaknya dia memikirkan makananku, karena aku tidak bisa masak juga," gumam Cindy sambil terus meneruskan makanannya.

"gadis manja, bisahnya hanya rebahan saja, apa tidak ada inisiatif membersihkan apartementku" grutu Ziko, ya di apartemen Ziko ada CCTVnya, jadi Ziko bisa memantau apapun yang ada di apartementnya.

"tuan memanggil saya?"

"hem, bagaimana rumahnya, apa sudah dapat?"

"sudah tuan, kapan anda akan menempati, biar saya persiapkan semuanya Dan sekalian mencarikan ARTnya tuan."

"tidak perlu mencari ART, lagian rumahnya tidak besar, karena saya sudah ada ARTnya" ujar Ziko dengan senyum liciknya, Ya Ziko berniat menjadikan Cindy ART di rumah barunya, Biar tidak menjadi anak manja.

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

pengen ditabok kayaknya si Ziko

2024-03-10

0

IbuNaGara

IbuNaGara

lama2 nnt zico yg jd pembantu bucin🙄🙄

2023-12-20

1

IbuNaGara

IbuNaGara

🥺🥺🥺🥺

2023-12-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!