EPS-07

"Apa!"

"Kenapa masih disini, sana pulang"

"Hey aku sudah bilang mau menumpang sarapan disini," Jay kembali duduk di ruang makan itu dan mulai bersiap untuk sarapan, bahkan tuan rumah di sana belum duduk, sedangkan Cindy hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan sahabat suaminya itu.

"Biar aku siapkan kak," ketika melihat Ziko duduk  Cindy bergegas membantu Ziko menyiapkan sarapannya, karena dia ingin belajar menjadi istri yang baik dan bisa di andalkan.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri!" Tolak Ziko, sedangkan Jay melihat itu merasa geram dengan sikap Ziko yang keterlalu mendorong Cindy hingga terhuyung kebelakang.

Cindy yang mendapat perlakuan seperti itu di hadapan ART dan sahabat suaminya merasa malu, akhirnya Cindy memilih duduk agak menjauh dari Ziko dan memakan sarapannya, dia tidak berbicara apapun hingga sarapanpun selesai. "Bik aku bekerja dulu ya, titip rumah" Cindy segera berlalu dari sana tanpa pamit pada Ziko yang masih duduk di sana.

Ziko yang melihat itu merasa geram, "tidak sopan sama sekali" umpat Ziko.

"Jika aku di posisinya, aku akan melakukan hal yang sama, bahkan akan melakukan lebih." Ujar Jay.

"Apa maksudmu!"

"Sudahlah Zik, apa itu tidak keterlaluan, dia hanya ingin menyiapkan sarapan untukmu, kenapa kamu malah mendorongnya seperti itu, apa kamu pikir dia tidak punya perasaan, dia berusaha menjadi istri yang bertanggung jawab, kamu justru mendorongnya seperti itu," Omel Jay.

"Kenapa kamu jadi marah, biarkan saja dia kecewa, memang itu yang aku inginkan, salah sendiri menerima perjodohan ini." Kesal Ziko

"Kamu ini lucu sekali, kamu saja yang notabenya laki laki tidak bisa menolak keinginan papahmu, apa lagi Cindy yang perempuan, cobalah berubah sebelum semuanya terlambat Zik, jangan sampai kamu menyesal."

"Sudah tidak perlu membahasnya, ayo berangkat, apa kamu akan ikut aku ke kantor," Ziko beranjak dari duduknya untuk pergi kekantor, sedangkan Jay langsung mengambil kunci mobil itu dari tangan Ziko.

"Biar aku yang menyetir, oh ya, bukannya Cindy bekerja di kantormu, kenapa tidak berangkat bersama sekalian tadi." Tanya Jay sambil berjalan keluar dari rumah Ziko.

"Biarkan dia berangkat Sendiri, aku tidak ingin orang kantor tahu kalau dia istriku, apa lagi kenal denganku."

"Terserah kau saja,"

"Bagaimana kabarnya?"

"Siapa?" Tanya Jay

"Tere, siapa lagi."

"Oh, dia sekarang masih sama, menyebalkan dan susah di atur."

"Aku percayakan dia padamu, ingat didik dia dengan baik, agar dia sadar."

"Tentu, kamu tenang saja."

Kini Cindy sudah berada di depan kator Ziko, dia menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya, "yuk semangat" Cindy memberi semangat pada diriya sendiri karena ini pertama kalinya dalam hidup dia bekerja, di tambah lagi bekerja dengan sang suami.

"Nona" Cindy yang merasa teekejutpun langsung menghentikan langkahnya.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak Nona, saya di suruh tuan besar untuk mengantar anda ke ruangan sekertris."

"Baik pak," Cindy pun mengikuti langkah orang suruhan papah mertuanya.

Tidak lama mereka sampai di lantai 6, dimana di sana ada ruangan Ziko dan asisten serta sekertarisnya. "Apa ini ruangannya pak.?"

"Iya Nona, kalau begitu saya permisi," orang suruhan tuan besarnya itu pun berlalu dari sana, ruangan Cindy berjejer dengan Ziko hanya berbataskan kaca, Ziko bisa melihat aktifitas Cindy, sedangkan Cindy tidak.

Cindy bingung harus memulai dari mana, karena memang dia belum bisa apa apa, "apa yang harus aku lakukan, bahkan aku tidak tahu harus mulai dari mana," gumam Cindy

Sedangkan tidak jauh dari sana ada 2pasang mata yang memperhatikannya. "Lihat dia Zik, ajarilah dia, kasian istrimu seperti orang bingung begitu."

"Biarkan saja, ada Devan yang akan mengajarinya." Zikopun duduk di kursi kebesarannya dan memulai pekerjaannya. Jay yang melihat itu hanya geleng geleng kepala.

"Ya sudah, aku akan ke markas dulu, kamu jangan lupa nanti ke markas, pembahasan kita belum selesai, dan ingat jangan sampai tidak!!" Sedangkan Ziko hanya mengibaskan tangannya tanpa menjawab.

2jam berlalu, Devan kini terlihat mengajari Cindy dengan sangat telaten, Devan memperlakukan dengan baik Cindy, karena dia tahu Cindy adalah istri dari CEOnya, "hanya itu saja Nona, selebihnya saya yakin anda bisa sendiri."

"Baik kak, terima kasih maaf sudah merepotkan kakak."

"Sama sekali tidak Nona, jika ada apa apa bisa huhungi saya."

"Panggil saja Cindy kak, jangan formal begitu aku tidak nyaman." Devan yang mendengar itu hanya tersenyum, mana berani dia memanggil Cindy, pikirnya.

"Kalau begitu aku ke ruanganku dulu." Devanpun berlalu dari sana setelah mengajari Cindy, Cindy hanya mengangguk saja.

"bagaimana.?"

"ya dia lumayan cepat bisa, meskipun kadang suka gak nyambung, kenapa kamu tidak mengajarinya sendiri, dia istrimu kan lebih nyaman mengajarinya sendiri."

"diamlah atau aku potong gajimu bulan ini!!"

"hati hati kamu"

"apanya,?" sewot Ziko.

"tidak ada."

*

"pah bagaimana Cindy sekarang ya, apa dia bahagia dengan hidupnya yang sekarang."

"tenang mah, papah yakin Ziko anak yang baik, jadi sudah pasti anak kita akan bahagia." yakin papah Cindy, karena papah Cindy mengenal baik keluarga Anderson.

"semoga ya pah, mamah sangat takut dia menderita, papah tau sendiri dia sangat manja."

"tante tidak perlu khawatir, adikku itu wanita yang sangat kuat, apa tente lupa seberapa bar bar dia." ujar Genta, kakak sepupu Cindy.

"kamu ini, sudah ayo kita makan siang," ajak mamah Cindy. Ya setelah Cindy ikut suaminya kini sang keponakan tinggal dengan tuan Mahendra, mengingat Genta yatim piatu yang di tinggal orang tuanya ketika masih bayi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, kini waktunya Cindy pulang seperti karyawan yang lain, Cindy berjalan keruangan sang CEO, tok,,,tok,,,tok.

"kak, aku mau pulang apa boleh?" ya Cindy ke ruangan Ziko untuk ijin pulang, karena memang sudah waktunya pulang.

Sedangkan Ziko hanya melihat sekilas ke arah Cindy yang baru saja memasuki ruangannya tanpa berniat menjawab perkataan sang istri.

"kak."

"Kenapa? Apa kamu sudah tidak kuat bekerja sehingga jam segini sudah mau pulang." cemooh Ziko.

"bukan begitu kak, ini kan memang waktunya pulang, itu sebabnya aku ijin untuk pulang." ujar Cindy.

"kamu disini sekertarisku!! jadi kamu tidak bisa pulang sebelum aku pulang, apa itu saja kamu tidak tahu!!" Cindy tidak menjawab dia hanya menunduk, karena dia memang tidak tahu praturan kerja seperti apa.

"kalau begitu Cindy permisi ke ruangan Cindy kak." Cindypun berbalik dan keluar dari ruangan Ziko, dia merasa dirinya selalu salah jika berhubungan dengan Ziko, di bentak begitu dia sangat terluka. "kenapa dia suka sekali marah" gumam Cindy sambil menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya, apa dia tidak bisa berbicara baik baik tanpa nada tinggi," lanjutnya lagi

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

sabarrrr Cindy .... kalo udah gak tahan tinggalin aja suami kayak gitu ... biar nyaho si Ziko

2024-03-10

2

FUZEIN

FUZEIN

Nasib jay bijak

2024-01-29

0

Ney maniez

Ney maniez

geregetan ma zico pngn ngarungin trus anyutin dehh🙄🙄

2023-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!