EPS-19

"Lagi dan lagi dia menghindariku, apa aku begitu menakutkan baginya, kenapa dia selalu menhindar, bukannya dia ingin belajar menjadi istri yang baik," gumam Ziko, ketika Ziko membuka mata dia sudah tidak melihat Cindy, setelah menanyakan keberadaanya pada bik inah, ternyata dia sudah pergi bekerja, itu sebabnya Ziko merasa kesal.

Ziko segera bersiap untuk pergi kekantor dan berniat memberi pelajaran pada gadis manja satu ini.

Tidak lama Ziko sudah sampai di kantornya, tapi lihatlah, rencana hanya tinggal rencana, ketika ingin menegur Cindy dia justru malah memperhatian sang istri dengan rasa yang entah, rencana awal ingin menegur lenyap seketika.

"Apa yang membuatnya hingga senyum senyum sendiri begitu, apa dia sudah tidak waras," gumam Ziko, katika Ziko memperhatikan Cindy, tiba tiba Cindy tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "aneh"

1bulan berlalu, hubungan Cindy dan Ziko masih sama, hanya saja Ziko semakin posesif saja, meskipun tidak mengutarakan perasaanya tapi dia selalu saja menghalangi siapapun yang ingin dekat dengan Cindy, termasuk Dika, pria yang mencintai Cindy selama ini, ketika mereka ada meeting diluar, tanpa sengaja Ziko melihat Cindy yang berbincang dengan dika, ketika mencuri dengar, dia baru tahu kalau Dika mantan kekasih Cindy semasa ABG dulu, akhirnya Ziko menyuruh anak buahnya untuk menjaga Cindy dari jauh, dan menyuruh anak buahnya untuk menjauhkan Dika dari sang istri.

"Aku sudah mengatakannya berkali kali, dia sudah menikah, masih saja ingin mendekati Cindy, babak belur kan, dibilangin susah sih" omel Clara sambil menekan memar Dika, karena kesal dengan temannya yang susah dibilangin.

"Sakit Cla, pelan pelan, kejam sekali," sungut Dika sambil mengelus luka di bagian bibirnya.

"Ingat dia sudah bersuami, kayak tidak ada wanita lain saja, yang single masih banyak Ka," nasehat Clara, Clara masih saja gemas sama Dika yang kekeh ingin menemui Cindy, begini kan akhirnya, menerima bogeman mentah dari anak buah Ziko yang menjaga Cindy dari jauh.

"Iya aku tahu, aku hanya ingin mengobrol saja dengannya apa tidak boleh, lagian aku juga tidak akan merebut istri orang," kesal Dika yang terus terusan di ceramahi oleh Clara, gimana tidak kesal, sudah di kotbahin sambil di tekan pula lukanya, kan berkali kali lipat sakitnya, sakit hati sakit fisik pula.

"Kapan hari kalau weekend aku akan mengajak Clara keluar, nanti kalian mengobrol, ingat mengobrol bukan yang aneh aneh."

"Astaga Cla,,,, sejak kapan kamu jadi bawel begini, lagian aku tahu batasanku."

"Good, dah lah aku mau pergi, bay," Clara berdiri dan pergi dari sana sambil melambaikan tangannya, tanpa menoleh, ingat obati tuh luka, biar tampannya gak hilang" kelakar Clara sebelum berlalu dari sana, "kuharap kamu mendapatkan wanita yang baik Dik, yang akan mencintaimu lebih dari aku, dan kamu juga mencintainya" batin Clara sambil melihat dika dari balik tembok yang tidak jauh dari cafe itu, akhirnya Clara benar benar berlalu dari sana, setelah lama melihat Dika.

Sedangkan di tempat lain, ada seorang wanita yang tengah memasuki kantor Ziko dengan sejuta pesonanya, kaki yang indah, baju yang minim, rambut panjang, lipstik yang merah, "dimana Ziko!"

Cindy yang baru keluar dari ruangannya dan baru mencapai pintu langsung terkejut dan mengelus dadanya mendengar suara yang cukup keras didepannya, "ah maaf Nona, apa anda klien pak Ziko, karena setahu saya hari ini tidak ada kunjungan tamu Nona," ujar Cindy, Cindy melihat penampilan wanita di depannya ini, dari atas sampai bawah dan keatas lagi, Cindy tidak menyangkalnya jika wanita didepannya ini benar benar cantik, hanya saja Cindy merasa miris dengan cara berpakaiannya yang seperti pakai baju tidak muat, pikir Cindy.