EPS-04

Cindy mondar mandir di ruang tamu dengan lampu yang terang benderang, jam sudah menunjukkan pukul 9malam, dan yang ditunggu pun tidak kunjung datang, ya Cindy sedari tadi menunggu suaminya, karena dia takut tidur sendiri di kamarnya.

"kemana dia, kenapa jam segini belum pulang juga, aku sudah sangat mengantuk, tapi dia tidak kunjung pulang," gumam Cindy sambil mematikan lampu dan menggelung tubuhnya di dalam selimut, dengan TV yang menyala dan bersuara cukup keras.

Setelah lama menunggu akhirnya Cindy tertidur juga, dan Zikopun benar benar tidak pulang.

Pagi menyapa, Ziko kini sedang bersiap pergi kekantor dengan setelan Jaz yang menempel sempurna di tubuhnya.

"pagi pak" ya semua orang kini sedang menyapa sang bos yang memasuki prusahaan raksasa Anderson grup, siapa lagi kalau bukan Ziko, sedangkan Ziko hanya mengangguk, sambil berjalan menuju ruangannya.

"dimana Dina."

"dia di pindah ke prusahaan cabang oleh bos besar."

"apa maksudmu, terus disini siapa, bahkan aku belum menemukan penggantinya," marah Ziko.

Tanya saja sama tuan besar, aku juga tidak mengerti, katanya nanti akan ada penggantinya, dan tuan besar sendiri yang akan mengantar ke sini," jawab sang asistennya Devan.

"apa lagi yang di rencanakan papah, kenapa dia suka sekali menggangguku" umpat Ziko.

2jam berlalu, terdengar derap langkah sepatu pantofel yang cukup memekik telinga, tidak lama terbuka ruangan Ziko, dan di sana ada tuan besar Anderson yang memasuki ruangan sang putra.

"ruangan yang nyaman," puji tuan Anderson setengah membuka pembicaraan dengan sang putra, tuan Anderson sadar jika hubungannya dengan Ziko tidak baik baik saja, semenjak dirinya menjodohkan sang putra.

"tidak perlu basa basi, apa yang papah inginkan, sehingga harus memindahkan Dina dari sini."

"tidak ada, hanya saja Dina lebih di butuhkan di prusahaan cabang, toh di sini sudah ada Devan, dan sekertaris yang baru."

"papah kan tahu sendiri, aku tidak mudah cocok dengan sekertaris yang sembarangan, apa lagi baru, aku paling tidak suka dengan sekertaris baru" ujar Ziko.

"untuk yang ini kamu pasti cocok, Devan," panggil tuan Anderson pada Asisten sang anak.

"iya tuan besar?"

"suruh sekertaris Bosmu ini masuk," tanpa menunggu lama Devan langsung pergi dari hadapan anak dan bapak itu, untuk menjemput sang sekertaris yang dipilih tuan besar langsung.

Tidak lama pintu ruangan Ziko terbuka lebar, dan di sana terlihat Devan bersama Cindy, istri Ziko, Ziko yang melihat itu langsung mendelik, "untuk apa dia di sini," gumam Ziko.

Sedangkan Cindy langsung menunduk melihat tatapan tajam sang suami, entah kenapa setiap melihat tatapan suaminya Cindy merasa ada yang msnguliti tubuhnya.

"sini nak, duduk sebelah papah," Cindy yang di panggil tuan Anderson langsung berjalan menuju mertuanya dan duduk di sebelahnya.

"untuk apa papah mengajaknya kesini, disini tempat kerja bukan tempat tontonan," ujar Ziko dengan nada kesalnya.

"bahkan papah lebih tahu ini dimana, dari pada dirimu." papah Ziko memberikan jawaban yang menohok untuk sang anak, agar putranya itu sedikit menghargai orang, karena dari tatapan Ziko, tuan Anderson bisa melihat jika putranya sedang mencemoh menantunya.

"terserah papah saja, sekarang bawa dia pergi dari hadapanku, aku banyak pekerjaan," usir Ziko, sedangkan Cindy hanya diam saja dengan Rasa yang sakit atas perkataan Ziko.

"dia akan menjadi sekertarismu dari sekarang," Ziko langsung menghentikan pekerjaannya mendengar perkataan sang papah.

Ya tuan Anderson mendapat laporan dari anak buahnya, jika Ziko membeli rumah dan meninggalkan istrinya di rumah itu sendirian, bahkan tuan Anderson sangat menyayangkan sikap sang anak yang menurutnya keterlaluan, itu sebabnya tuan Anderson ingin membuat Cindy bekerja dengan sang anak, supaya Ziko lebih baik sikapnya terhadap istrinya, siapa tahu dengan bertemu setiap hari hubungan mereka akan menjadi dekat, pikir ruan Anderson.

"hahaha, papah jangan bercanda, dia bahkan makan masih perlu di suapi."

"jaga ucapanmu Ziko!" bentak tuan Anderson.

"maafkan aku, aku akan pergi, permisi," Cindy langsung berlalu dari sana dengan mata yang berkaca kaca, "aku tidak semanja itu, kenapa dia menganggapku seperti anak kecil," gumam Cindy sambil mengusap air matanya.

Cindy kini sudah berada di lobi kantor, dia sedang menunggu papah mertunya disana, dia enggan berada di ruangan Ziko, karena Ziko pasti akan terus menyakiti hatinya.

sedangkan di ruangan Ziko, sang papah sedang memarahi anaknya, yang bersikap kurang ajar terhadap istrinya, "ingat Ziko, tidak semua wanita seperti mamahmu, ataupun mantan kekasihmu itu, buktinya mamah Nisa, dia baik bahkan dia sangar menyayangimu, meskipun kamu anak sambungnya."

"sudahlah pah, mungkin iya mamah Nisa baik, hanya mamah Nisa, yang lain bagi Ziko sama saja, semua wanita hanya parasit saja, dan jangan pernah membahas wanita di hadapanku, karena aku sangat muak."

Tuan Anderson menarik nafasnya panjang, "papah hanya berharap kamu bersikap baik pada Cindy, dan semoga kamu bisa mencintainya suatu saat nanti," ujar tuan Anderson.

"mulai besok Cindy akan bekerja denganmu, jangan kamu abaikan dia, mengerti!!" Ziko hanya berdehem, dan tuan Andersonpun berlalu dari sana untuk pulang, karena dia sudah rindu dengan istri tercintanya.

"pah," Cindy berdiri ketika melihat ayah mertuanya berjalan ke arahnya.

"kenapa kamu tadi langsung pergi nak, kamu jangan masukkan dalam hati perkataan Ziko, dia memang seperti itu jika bicara."

"iya pah, Cindy mengerti," ujar Cindy sambi berjalan beriringan dengan ayah mertuanya.

"ada kejadian nak di masalalu dulu, dimana itu semua membuat Ziko berubah seperti sekarang, di tambah lagi dia pernah di khianati cinta pertamanya dulu."

flasback

"tolong jangan tinggalkan aku dan anak kita, kita bisa berusaha lagi supaya kita bisa sukses kembali." pinta tuan Anderson pada sang istri, yaitu mamah kandung Ziko.

"kamu tahu sendirikan aku tidak bisa hidup susah, membangun usaha itu tidaklah muda, selama proses aku harus apa, pasti itu sangat sulit, aku masih muda dan aku tidak ingin hidup susah." jawab mamah Ziko sambil memasukkan baju bajunya kedalam koper.

"apa kamu tidak kasihan dengan anak kita, dia masih sangat membutuhkanmu." tuan Anderson terus berusaha agar sang istri tidak pergi dari hidupnya, karena tuan Anderson memikirkan nasib sang putra yang masih umur 10tahun.

"dia sudah besar, bahkan dia sudah bisa makan sendiri dan ganti baju sendiri, biarkan Ziko menemanimu, mana mungkin aku membawanya bersamaku, jika kamu ingin bersamaku lagi, maka kamu harus sukses kembali."

"kamu sungguh keterlaluan!!! aku bersumpah tidak akan pernah memikirkanmu lagi, dan aku tidak akan pernah mengingat tentangmu, aku hanya akan hidup dengan putraku, ingat ini baik baik, aku akan menjadi orang sukses dan kamu akan melihat itu kelak." berang tuan Anderson. Tuan Anderson langsung membawa koper milik istrinya dan membuangnya keluar rumah, "silahkan pergi, dan jangan pernah kembali lagi," usir tuan Anderson.

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

owh ... mama kandung Ziko kayak gitu toh 🙄🙄🙄

2024-03-10

0

Ney maniez

Ney maniez

ad lohh yg tega ninggalin ank dn suami ny,, dwktu susah... gk di film ikan terbang ajj🥺🥺

2023-12-19

0

Rawai hiatus ✅

Rawai hiatus ✅

24 jam harus siap makan hati teruss. kasian woii anak orang

2023-12-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!