EPS-13

"Aku sungguh merasa buruk, baru kali ini mau makan malam harus meng endap-endap, andai saja kak Ziko tidak membenciku, mungkin aku akan makan dengan tenang" gumam Cindy.

"Sejak kapan kamu menjadi pencuri makanan!" Cindy tidak jadi balik badan mendengar suara bariton dari belakangnya.

"Ah tidak kak, aku hanya terbangun dan merasa lapar," bohong Cindy, Cindy membawa piringnya untuk makan di ruang tamu.

"Mau kemana!" Ziko memicingkan alisnya melihat Cindy yang hendak berlalu dari sana.

"Mau makan di sana kak," tunjuk Cindy pada ruang tengah yang masih terang karena lampu belum dipadamkan

"Siapa yang mengajarimu makan di sembarang tempat" tanya Ziko

"Bukan begitu kak, kakak sendiri kan tidak suka jika ak-"

"Duduk! Dan habiskan makananmu!" Titah Ziko

"Tapi kak ak-"

"Duduk atau tidur di teras!" Ancam Ziko, tanpa banyak kata Cindy langsung duduk dan memulai makannya, bisa panjang urusannya jika tuan rumah sudah keluar taringnya, pikir Cindy, "ingat, jika aku di rumah makanan harus ada di meja makan dan kamu juga harus ikut makan, mengerti!"

"Bukannya ka-"

"Mengerti!" Bentak Ziko, Cindy tidak menjawab, dia hanya mengangguk saja.

"Ada ya orang se aneh dia, katanya tidak suka melihatku berkeliaran jika dia dirumah, justru dia sendiri yang menyuruhku makan dengannya" batin Cindy, kini Cindy sedang berbaring di kamar sederhananya, Cindy tidak tahu jalan pikir suaminya, yang Cindy tahu sekarang dia sudah menjadi istri dan berusaha mencintai suaminya, tidak lama Cindypun tertidur dengan pikiran yang berkelana.

Pagipun tiba, terlihat Cindy sudah rapi dengan baju perginya setelah pagi pagi sekali dia memasak tadi, "sudah mau pergi nyonya?"

"Iya bik, titip rumah ya, Cindy pergi dulu" 

"Iyo Nyonya" Cindy pun berlalu dari sana, berjalan sambil bersenandung ria.

"Mau kemana pagi pagi sekali!" Cindy menghentikan langkahnya mendengar suara sang suami, Cindy menoleh dan tersenyum.

"Pagi kak" ujar Cindy, sedangkan Reno menaikan kedua alisnya melihat penampilan sang istri yang sudah rapi, "Cindy akan pergi bersama teman kak, Cindy pergi dulu ya kak," pamit Cindy

"Apa aku mengijinkanmu pergi?" Ujar Ziko sambil bersedepak, dia berjalan perlahan kearah Cindy, sedangkan Cindy diam di tempat dengan jantung yang bertalu talu.

"Kan kakak sendiri yang bilang, kalau kita tidak harus mengurus urusan pribadi masing masing," ucap Cindy dengan suara yang seperti bisikan, karena wajah Ziko kini berada sangat dekat dengan wajahnya, Ziko sengaja mendekatkan wajahnya pada Cindy untuk menakuti sang istri dengan tatapan tajamnya, sedangkan Cindy bukannya takut justru dia malah merasa gugup, "kak jangan seperti ini, ada bibik di belakang."

"Kenapa? Bibik tidak akan terus memandangi kita, karena bibik sedang bekerja," bisik Ziko, Cindy terus berjalan munduk, sedangkan Ziko terus berjalan maju.

"Auwwwww" brukkkk, "aduh,,, bokongku sakit sekali, kenapa kakak diam saja melihatku terjatuh," sungut Cindy pada Ziko yang tersenyum ke arahnya, ya ketika Cindy berjalan mundur Cindy tanpa sadar melewati batas kecil di dekat pintu, hingga dia terjatuh, Ziko yang sadar itu tidak ada niatan untuk menolongnya, justru dia tertawa keras sambil berlalu dari sana untuk menuju kamarnya kembali, Ziko bahkan lupa niat awal keluar kamarnya.

"Nyonya tidak papa?" Tanya ART rumah itu sambil membantu Cindy untuk berdiri, ketika melihat sang majikan yang agak kesusahan untuk berdiri.

"Hem iya bik tidak papa, Cindy pergi ya bi," Cindy pun berlalu dari sana sambil menggrutu, "dia sadar jika Ziko sengaja mengerjai dirinya, "awas kamu kak, ku balas nanti" umpat Cindy yang masih tidak terima kejadian dirumahnya tadi.

"Hey, aku sudah menunggu hampir 1jam lho ini dan kamu baru datang," Cindy hanya cengengesan.

"maaf Cla, tadi ada insiden di rumah" ucap Cindy sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia merasa tidak enak karena membuat temannya lama menunggu, sedangkan Clara langsung melongo.

"Apa ini Cindy temanku?" Ucap Clara.

"Hey kamu pikir aku jin, enak saja, pertanyaan macam apa itu," kesal Cindy.

"Sunggung? Sejak kapan kamu minta maaf pada seseorang, bukannya kamu suka seenaknya dulu"

"Sudah lupakan, ayo cepat berangkat, atau aku akan berubah pikiran" Cindy segera menarik tangan Clara untuk segera pergi dari sana, karena Cindy tidak ingin membahas masalah pribadinya.

"Tunggu dulu, memang kita mau naik apa?" Ujar Clara dengan memicingkan matanya, sedangkan Cindy langsung menghentikan langkahnya, "mobilku di bengkel, adanya motor, sedangkan dari duly kamu tidak suka naik motor, gimana" tanya Clara.

"Ya sudah, kita naik motor saja, kita nanti lewat jalan jalan gang, kan seru tuh," jawab Cindy.

"Apa kamu yakin?"

"Tentu saja, ayo, dimana motornya" tanya Cindy, Clara hanya menunjuk letak motornya, dia masih setengah tidak percaya dengan perubahan Cindy, wanita yang sombong dan arogan, berubah secepat itu, ada apa dengan temannya ini, pikir Clara.

Cindy segera berjalan menghampiri motor Clara yang ada di garasi, "mau kemana kalian?" Terlihat kak Bima digarasi sedang memanasi mobilnya.

"Kak bim" Cindy langsung meraih tangan Bima untuk bersalaman, "aku akan keluar bersama Clara kak," jawab Cindy sambil tersenyum, "apa boleh?"

"Tentu, silahkan saja, apa kamu sudah minta ijin suamimu?"

"Sudah kak," bohong Cindy, jangankan pamit, bahkan Cindy sedang marah dengan suaminya itu, karena suaminya dia terjatuh.

"Bagus, jangan pernah keluar rumah tanpa ijin suamimu, tidak baik, mengerti!" Ya Bima sudah dengar cerita dari Clara sang adik, dimana Cindy sudah menikah dan tinggal dengan suaminya.

"Iya kak," jawab Cindy, akhirnya Cindy dan Clara berlalu dari sana dengan Clara yang didepan.

"Mau traktir aku dimana?" Tanya Clara, Cindy diam beberapa saat.

"Kita makan di pinggiran gak papa kan Cla?"

"What!! Apa aku tidak salah dengar?"

"Hati hati Cla, jangan langsung rem begitu, lihat mereka semua memarahi kita akibat ulahmu" omel Cindy, ya ketika Clara mendengar Cindy berbicara pinggiran dia langsung spontan rem motornya, karena terkejut, antara salah dengar dan tidak.

"Sory-sory, aku hanya terkejut saja, soalnya aku dengar kamu bilang pinggiran, mungkin aku yang salah dengar"

"Tidak Cla, aku memang mengajakmu makan di resto biasa yang terjangkau harganya," ulang Cindy lagi.

"Tunggu dulu, apa yang terjadi denganmu, kamu tidak miskin kan Cin, maksudku suamimu kan tajir melintir, mana mungkin kamu tidak kuat membayarnya" ujar Clara.

"Ceritanya panjang Cla, nanti aku ceritakan, ngomong ngomong kamu mau tidak makan di tempat biasa?"

"Hey apa kamu belum mengenalku, hingga bertanya begitu?" Jawab Clara, ya, diantara semua temannya hanya Clara yang hidup sederhana, meskipun dia anak orang kaya.

"maaf Cla, aku hanya takut saja kamu tidak suka, dan sekali lagi aku minta maaf atas ejekanku dulu di waktu sekolah, meskipun kamu tidak marah atau dendam tapi tetap saja aku merasa bersalah, hidup banyak mengajariku banyak hal Cla," ujar Cindy dengan meletakkan kepalanya di pundak Clara sang sahabat.

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

mantap Cindy yang arogan dan sombong bisa berubah ... 👍👍👍

2024-03-10

0

Ney maniez

Ney maniez

kereeen Cindy yg dlu manja, sombong, arogan... skrng udah berubah 👍👍👍👍

2024-01-08

0

Ney maniez

Ney maniez

reno🤔🤔🤔typo y

2024-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!