Suasana ruang kerja Kaisar terasa begitu berat, Castor Aelius Eilidh, sang Putra Mahkota Kekaisaran Eilidh tengah menatap sang Kaisar yang merupakan Ayahnya dengan tatapan yang tajam penuh amarah.
"Ayah... Jadi anda benar-benar berniat untuk mempersembahkan Vivi pada Dewa Matahari?! Tanya Castor dengan nada yang penuh amarah.
Kaisar Horus menatap Putra sulungnya itu dengan tajam, "Iya. Ini sudah takdir nak, adikmu adalah gadis suci yang akan menjadi pengantin Sang Dewa Matahari"
"Tapi... Vivi adalah satu-satunya Putri Ayah! Satu-satunya Putri di Kekaisaran ini dan juga adik yang paling aku sayangi! Kenapa Ayah tega mengorbankan Vivi demi persembahan yang tidak jelas itu?! Seru Castor.
Brakkk!!
Mendengar Seruan Castor itu membuat Kaisar marah dan memukul meja kerjanya dengan keras, ia lalu menatap tajam ke arah Castor.
Jangan menggunakan hal yang macam-macam tentang kepercayaan kita, Putra Mahkota! Kau bisa di hukum mati jika bukan aku Ayahmu!!!'' Teriak Kaisar dengan amarah yang meledek keluar.
Castor tertegun namun ia pun menutup matanya, "Sebenarnya sejak kapan kita harus memberikan persembahan untuk Dewa Matahari? Menurut mitos, Dewa Matahari hanya mencintai Dewi Bulan, hanya karena mereka tidak akan pernah bisa bersama jika benar-benar Dewa Matahari sangat mencintai Dewi Bulan, ia tidak akan menerima siapapun menjadi pengantinnya!"
"Apa kau bisa jelaskan mimpi yang di alami setiap gadis suci?! Itu semua adalah pertanda dari Dewa Matahari terhadap pilihan perempuan yang pantas mendampinginya! Kita justru harusnya bahagia karena Vivi menjadi gadis yang akan menjadi pengantin untuk Dewa Matahari!" Balas Kaisar yang tetap berpegang teguh pada pendiriannya.
"Mimpi itu... Ada yang aneh... Dewa Matahari di kenal sebagai Dewa baik hati yang selalu memberikan kebebasan dan senyuman pada umatnya! Tapi kenapa tiba-tiba beliau menginginkan tumbal semacam ini?! Jika ia menginginkan tumbal manusia, bukankah dia tidak jauh dengan Iblis?!" Teriak Castor.
Mendengar itu membuat Kaisar murka dan langsung berdiri dan berjalan ke arah Castor lalu memukul pipi anak itu dengan keras dan membuat tubuh mungil Castor terpelanting ke arah belakang dan menabrak dinding.
"JAGA UCAPANMU ITU, SIALAN! KAU TAHU APA YANG BARUSAN KAU KATAKAN?! PENJAGA! PENJARAKAN PUTRA MAHKOTA DI PENJARA BAWAH TANAH SAMPAI DIA SADAR AKAN PERBUATANNYA YANG MENGHINA DEWA MATAHARI!!" Teriak Kaisar murka dan memerintahkan para prajurit untuk memenjarakan Castor.
Para prajurit sebenarnya merasa ragu dengan perintah itu, namun pada akhirnya mereka pun menjalankan perintah itu. Dengan hati-hati, mereka membantu Castor berdiri dan menuntunnya.
"Maafkan kami Putra Mahkota, ini perintah Kaisar" Bisik salah satu prajurit.
Castor hanya mendengus pelan lalu berkata dengan nada yang sangat pelan, "Tidak apa... Lakukan tugas kalian..."
Para prajurit pun mengangguk paham lalu mereka pun menuntun Castor pergi dari ruangan itu.
Sebelum meninggalkan ruangan kerja Kaisar, Castor menyeringai tipis ke arah Kaisar, "Alasan sebenarnya Ayah tidak terlalu mengkhawatirkan Vivi karena Ayah memiliki 'bunga' bangkai kecil lainnya kan?"
Mata Kaisar terbelalak lebar mendengar perkataan Putra sulungnya itu. Namun, setelah itu, Castor pergi dengan prajurit yang tengah menuntunnya ke Penjara Bawah Tanah.
...***...
Castor menatap langit-langit Penjara Bawah Tanah dengan tatapan yang menerawang. Ia mengingat kembali perkataan Ayahnya yang membuatnya kehilangan kendali akan emosinya.
Castor tersenyum miris, Ayah yang seharusnya menjadi panutannya ternyata adalah seorang Pria brengsek yang berani mengkhianati sang Ibu mereka, Permaisuri Ivona Lareina Eilidh.
Castor memang sudah mengetahui hubungan gelap Kaisar beberapa minggu yang lalu. Saat itu, ia berada di ruang kerja Kaisar untuk mencari buku tentang Administrasi Kekaisaran karena ia merasa penasaran tentang itu. Namun saat itu Kaisar tiba-tiba datang bersama pelayan pribadinya, Kayla dan tiba-tiba saja mereka melakukan hubungan suami-istri di sofa ruang kerja Kaisar tanpa menyadari keberadaan Castor yang sedang bersembunyi di bawah meja kerja Kaisar.
Bayangkan, seorang anak berusia dua belas tahun yang memperhatikan Ayahnya tengah menyetubuhi wanita yang bukan Ibunya. Hal ini membuat Castor merasa trauma sekaligus begitu marah pada Ayahnya.
Castor adalah anak yang tumbuh dewasa lebih cepat dari usianya. Dirinya yang terlahir sebagai Putra Sulung membuatnya mendapatkan pelajaran yang lebih extra dari anak-anak seusianya. Kaisar yang merupakan orang yang selalu mendambakan kesempurnaan selalu akan menghukum cambuk Castor ketika anak itu melakukan suatu kesalahan yang bahkan sangat sepele. Membuat Castor terpaksa melepaskan masa kanak-kanak yang belum pernah ia nikmati sama sekali dan ikut berpolitik bersama para orang-orang dewasa yang licik dan penuh tipu muslihat.
Castor juga mengetahui kalau Ayahnya telah memiliki seorang Putri lain dari selingkuhannya itu bernama Emira karena di sela-sela kegiatan bejat mereka itu, mereka membicarakan tentang membuat adik untuk Putri mereka yang bernama Emira.
Untungnya setelah itu, Kaisar dan Kayla pergi dari ruang kerja Kaisar dan masuk ke ruangan rahasia milik Kaisar yang menjadi tempat tinggal bagi Kayla dan Putrinya Emira, membuat Castor saat itu tidak ketahuan yang sudah memergoki tindakan t.ercela mereka. Dan setelah Castor rasa aman, ia langsung pergi dari ruangan itu yang anehnya tidak ada satu pun prajurit yang berjaga di depan pintu itu. Mungkin memang di perintahkan Kaisar supaya para prajurit tidak mengetahui hubungan gelap Kaisar dengan pelayanannya sendiri.
Hal itu membuat Castor ingin muntah melihat kelakuan sang Ayah yang sangat tidak bermoral itu. Dan ia juga tidak ingin punya adik lain selain anak dari Ibunya. Namun dengan berbagai pertimbangan, ia memilih untuk menutupi aib itu dari Sang Ibu karena hal itu akan membuat Ibu dan juga semua adiknya merasa sangat sedih.
Setidaknya sampai semua adiknya cukup besar untuk menerima kepahitan ini. Dia memendam rahasia ini sampai tiba waktu yang untuk Castor membuka aib tercela Ayahnya itu. Ia tidak peduli pada citra Ayahnya yang akan hancur, karena yang ia pedulikan hanyalah Ibu dan juga para adiknya.
Ibunya yang baik hati, lemah lembut namun wanita kuat dan juga tegas di waktu bersamaan.
Adiknya, Helios yang sedikit kaku dan lebih memilih berkutat dengan buku-buku super tebal namun tidak bisa di tutupi lagi jika sang adik itu sangat menyayangi keluarganya.
Blaze yang riang dan ceria namun Castor tahu kalau ia adalah seorang yang sangat jenius yang peka dalam setiap situasi. Oleh karena itu, Blaze selalu mencairkan suasana dengan tindakan konyolnya yang membuat semua orang tertawa.
Dan Vivi, adik perempuannya yang sangat imut, manja namun memiliki hati yang lembut seperti Ibu mereka. Vivi yang sangat ia sayangi, adik yang menjadi pusat kasih sayang semua orang.
Ia harus melindungi mereka semua... Demi orang-orang yang begitu berharga baginya...
"Hah... Aku... Tidak boleh tumbuh menjadi pengusaha sepertinya... Aku harus menjadi Kaisar yang lebih baik darinya... Untuk melindungi Ibu... Dan juga semua adikku... Aku harus lebih kuat lagi... Dalam seni bela diri, sihir maupun politik... Aku... Adalah Putra Mahkota Kekaisaran Eilidh, aku harus kuat..." Gumam Castor.
Dia adalah Castor Aelius Eilidh, Putra Mahkota Kekaisaran Eilidh yang merupakan calon Kaisar di Kekaisaran Eilidh ini. Ia akan bersumpah akan mencari cara untuk membebaskan adiknya Vivi dari ritual konyol yang menurutnya tidak masuk akal itu.
Sebagai Kakak, ia tidak akan membiarkan Vivi menjadi tumbal persembahan karena baginya, Dewa Matahari tidak akan meminta tumbal yang sekejam itu semuanya yang menurutnya
Pasti ada sesuatu yang salah dalam ritual itu dan misi Castor adalah membongkar semuanya yang menurutnya sangat menyimpang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments