Pagi berganti dengan siang hari lalu berganti lagi ke malam hari, namun seharian ini Sang Permaisuri Kekaisaran Eilidh, Ivona Lareina Eilidh hanya berdiam diri di atas ranjangnya.
Alasannya karena ia tidak bangun dan berdiri dengan benar hari ini. Semua berkat sang suami, Kaisar Horus Anatoly Eilidh yang benar-benar brutal dalam melakukan hubungan suami-istri ' mereka kemarin.
Demi mengusir rasa bosannya, ia hanya membaca buku di atas ranjangnya lalu suara pintu terbuka pun terdengar. Saat Ivona mengira itu adalah suaminya, tapi kali ini yang membuka pintu kamarnya adalah seorang wanita yang Ivona kenal, dia adalah Kayla, pelayan pribadi Kaisar dan juga sahabat semasa kecil Kaisar.
Terlihat Kayla juga membawa sebuah nampan yang berisi makanan, ia pun berjalan menghampiri Ivona.
"Salam kepada Yang Mulia Permaisuri, sang bulan Kekaisaran" Ucap Kayla sambil membungkukkan tubuhnya.
"Ah, iya Kayla, ada apa?" Tanya Ivano dengan ramah.
Kayla pun segera menjawabnya, "Yang Mulia Kaisar memerintahkan saya untuk mengantarkan makanan untuk anda, Yang Mulia"
Seketika wajah Ivona pun tersenyum cerah, jujur ia juga memang merasa lapar sekarang.
Kayla pun menyiapkan tempat untuk Ivona makan di atas ranjang. Setelah selesai, Ivona pun mengambil sendok untuk memakan sup yang di sajikan. Ivona tidak menyadari sebuah seringai mengerikan yang terbentuk dari wajah Kayla, saat sup itu hendak di makan...
BRAAAKKKK!!!!!!
Pintu terbuka dengan sangat keras, mengejutkan kedua wanita yang ada di kamar itu. Saat mereka menoleh ke asal suara, mereka melihat si pelaku yang membuka pintu kamar Permaisuri dengan sangat keras itu. Dia adalah Pangeran ketiga, Blaze Salvino Eilidh.
Terlihat Pangeran Blaze yang terengah-engah dengan keringat yang bercucuran, membuktikan iya sudah berlari dengan terburu-buru. Pangeran kecil itu juga terlihat sedang menggenggam sebuah kantong kecil di tangannya.
"IBUUUU!!!!" Seru Pangeran Blaze yang langsung berlari menghampiri sang Ibu lalu memeluknya dengan erat.
"Blaze?! Ada apa?!" Tanya Ivona yang merasa terkejut.
"Tidak apa... Hanya kangen Ibu saja..." Jawab Blaze yang masih memeluk sang Ibu.
Setelah beberapa lama, Blaze pun melepaskan pelukannya lalu matanya menangkap sebuah sup yang ada di depannya. Terlihat kabut asap hitam pekat yang mengelilingi sup itu, membuat mata Blaze memicing tajam.
"Umm... Apa kamu yang membawa Ibu sup ini?" Tanya Blaze yang dengan tatapan polosnya menatap ke arah Kayla.
Kayla yang tersentak langsung menjawabnya dengan gugup, "Benar Yang Mulia Pangeran Blaze, saya yang memberikannya"
Blaze terdiam sebentar seperti merenung akan sesuatu, ia lalu tersenyum lebar ke arah Kayla, "Baiklah! Tante pergi saja, biar aku yang menyuapi Ibu!"
Kayla tampak sangat terkejut, ini jelas bukan bagian dari rencananya.
"Ya--Yang Mulai, biar saya saja yang melayani --"
Belum sempat Kayla menyelesaikan perkataannya, Blaze mengalihkan pandangannya ke arah Ivona sambil menatapnya dengan tatapan yang penuh harap, membuatnya menjadi semakin menggemaskan.
"Bolehkah Ibu..." Pinta Blaze dengan penuh harap.
'Ugh... Imutnya Putraku...!' Seru Ivona dalam hati saya melihat Putra Ketiganya itu bersikap imut di depannya.
""Bo--boleh kok Sayang, ah Kayla, kamu kembalikan bekerja, biar aku dan Blaze saja di sini" Kata Ivona.
Kayla pun merasa rencananya hancur berantakan namun ia tidak bisa membantah Ivona sekarang, setelah pamit ia pun keluar dari kamar istana Permaisuri.
'Sial! Gara-gara Pangeran Ketiga aku tidak bisa memastikan secara langsung Kalau wanita sialan itu memakan sup sihir itu! Padahal jika dia memakannya, Kaisar akan menjadi jijik ketika menatapnya dan hubungan dia dan Kaisar pasti akan hancur tidak lama lagi! Sialan! Kuharap dia benar-benar memakan sup itu...' pikir Kayla yang menggigit satu ibu jarinya sambil memperlihatkan wajah yang begitu marah.
Kembali ke kamar, Blaze pun membuka isi kantung kecil itu dan menampilkan kue-kue berjenis macaron warna-warni yang menggugah selera, "Ini untuk Ibu! Aku membawanya setelah aku berlatih dengan Vivi dan juga Arthur tadi!"
"Uwaahhh... Terimakasih ya, Blaze!" Kata Ivona yang menampilkan wajah senangnya. Ia merasa begitu senang karena Putranya itu membawakan kue yang merupakan makanan favorite nya, Macaron.
"Sebagai gantinya, Blaze ingin makan sup itu ya, Ibu..." Pinta Blaze.
Ivona merasa bingung, setahunya Blaze tidak begitu menyukai berbagai jenis sup karena makanan kesukaannya adalah olahan-olahan daging, namun ia menepis rasa bingung miliknya ia pun tersenyum dengan lembut. Ia pun menepuk kepala Blaze dengan lembut.
"Silahkan di makan saja, sayan" Kata Ivona dengan lembut.
Blaze pun mengambil sup itu lalu membawanya ke sofa yang ada di kamar Sang Ibu.
Ketika meletakkan sup itu di atas meja, Blaze kembali meneliti sup itu lalu berdecak kesal, namun ia pun memakan sup itu dengan pelan.
Sesendok demi sesendok Blaze memakan sup itu sementara Ivona memperhatikan Putra Ketiganya itu dari ranjang miliknya sambil memakan Macaron dengan berbagai warna yang di bawa oleh Putra terkecilnya itu.
Tidak terasa sup itu pun habis dan Blaze lalu tersenyum lebar padanya, "Habis!!"
"Putra Ibu memang hebat! Nanti sering-sering sayur ya!" Kata Ivona yang memuji Blaze.
"Iya! Oh ya, aku akan kembali ke kamar ya Ibu, sampai jumpa lagi!!" Seru Blaze sambil melambaikan tangannya dengan penuh semangat.
Blaze pun segera berlari keluar, meninggalkan Ivona yang masih heran dengan tingkah laku Putranya itu. Namun dengan segera ia menyingkirkan semua perasaan itu lalu kembali memakan Macaron nya.
Sementara itu....
DRAP DRAP DRAP!!
Blaze berlari dengan sangat kencang, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Saat sampai di halaman istana miliknya, ia pun segera berlari ke arah kolam air mancur dan langsung memuntahkan semua isi perutnya dengan parah.
"HUEEKK!!!! HUEEKKK!!!"
Muntahan Blaze pun menyebar di kolam air mancur itu dan seketika air yang semula begitu jernih kini berubah menjadi hitam pekat. Ya, Blaze memuntahkan begitu banyak cairan hitam yang ada di perutnya.
Selama beberapa lama ia muntah, akhirnya ia pun berhenti lalu terduduk lemas di samping kolam air mancur itu dengan nafas yang terengah-engah.
'Pantas saja... Semua berubah... Sihir gelapnya sangat kuat...!' pikir Blaze yang masih terengah-engah.
Selama beberapa lama, ia menetralkan tubuhnya, perlahan butiran cahaya emas yang terang mulai bermunculan dari segala arah lalu masuk ke dalam tubuh Pangeran Blaze.
Perlahan wajah pucat Blaze kembali normal seperti biasa. Ia pun menghela nafas lega.
"Untung saja... Aku sempat sebelum wanita sialan itu membuat Ibu memakan sup yang sudah diisi dengan sihir kegelapan. Benar-benar licik!" Desis Blaze dengan tatapan penuh amarah.
Sejak ia memimpikan hal yang sangat buruk itu, ia menjadi begitu waspada pada pergerakan Kayla. Ia memergoki Kayla yang datang ke istana Permaisuri dan ia langsung berlari mengambil beberapa Macaron ke dalam kantung kecil supaya wanita itu curiga. Dan benar saja, wanita itu ingin menanamkan sihir kegelapan pada Ibunya!
Ia pun menatap kolam air mancur yang hitam pekat itu, lalu ia pun mengangkat jari telunjuknya dan sebuah bola cahaya muncul di ujung jari telunjuknya. Blaze pun memasukkan jarinya itu dan menenggelamkan bola cahaya yang ia ciptakan itu. Seketika kolam pun bersinar selama beberapa detik, ketika cahaya itu redup, perlahan terlihat air kolam air mancur itu berubah jernih Kembali.
"Untung saja aku punya kekuatan suci, berkah Sang Dewa Matahari" Dengus Blaze.
Blaze memang memiliki itu, kekuatan suci merupakan berkah dari Dewa Matahari. Di Kekaisaran Eilidh, hanya sedikit orang yang menerima kekuatan suci ini. Sekilas kekuatan ini mirip dengan kekuatan elemen cahaya. Namun keduanya berbeda.
Kekuatan suci adalah berkah dari Dewa Matahari yang membuat seseorang kebal terhadap semua kekuatan kegelapan karena mendapat perlindungan langsung dari Dewa Matahari, berbeda dari elemen cahaya yang masih bisa ternodai oleh kekuatan kegelapan jika orang yang memilikinya memiliki hati yang buruk.
Orang yang memiliki kekuatan suci berkah dari Dewa Matahari memiliki satu ciri yang sangat mencolok, yaitu seseorang yang selalu tersenyum baik itu ketika suka maupun duka dan membawa senyuman bagi semua orang namun ketika putus asa orang itu akan memiliki satu doa yang akan langsung di kabulkan oleh Dewa Matahari.
Blaze yakin kalau mimpi semalam bukan sekedar mimpi, ini mungkin pertanda atau... Masa depan...
Blaze menghela nafasnya lalu menngadahkan kepalanya ke atas dan melihat bulan purnama yang bersinar begitu indah di malam ini.
'Ini masalah yang sangat serius... Dewa Matahari sudah memberiku petunjuk dan sepertinya ini memang sangat berbahaya bagi keluargaku... Khususnya Vivi... Tapi, aku tidak akan membiarkannya! Aku... Kali ini... Pasti akan melindungi Vivi dan seluruh anggota keluargaku!' pikir Blaze yang sudah membulatkan tekadnya.
Ia akan pastikan kalau wanita itu akan masuk ke dalam keluarganya, seperti pesan yang di sampaikan dirinya versi dewasa itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments