Setelah begitu banyak hal yang membuatku dan juga banyak orang yang merasa sangat terkejut, akhirnya aku pun di izinkan pergi dari aula dan kini aku berada di ruang kerja Kaisar bersama Ibu, Putra Mahkota Castor, Pangeran Helios dan Pangeran Blaze. di sini juga ada Duke Carl Cylderyn Curt yang merupakan ajudan atau tangan kanan Kaisar dan ohh... Aku lupa, ada wanita simpanan Kaisar juga di sini yang seperti biasa, selalu menempel padanya.
"Jadi Vivi, dengan kekuatan sihir sebesar itu apa kamu masih berpikir untuk belajar berpedang? Ayah rasa Itu sama sekali tidak perlu" Kata Kaisar padaku.
"Itu benar Tuan Putri Viviane, saya rasa lebih baik anda berfokus pada perkembangan kekuatan sihir anda" Timpal Duke Curt.
Aku diam-diam memutar mataku dengan malas, Duke Curt merupakan salah satu orang yang paling tidak ku suka karena dia juga telah mengetahui Aib atau hubungan terlarang Kaisar namun dia hanya menutup mulut akan hal itu. Belum lagi dia dulu selalu membanding-bandingkan diriku dengan Emira, hal itu yang membuat dia masuk dalam list orang yang tidak kusukai.
"Tidak! Aku tetap ingin belajar berpedang!" Seruku dengan nada keras kepala dan tidak mau kalah.
Kaisar lalu menghela nafas, "Vivi sayang. berpedang itu bukanlah hal yang mudah, seorang perempuan itu tidak cocok untuk memegang pedang sayang..."
"Tapi kan Duchess Allison juga pandai berpedang meski beliau adalah seorang perempuan. Perempuan itu tidak lemah!" Balasku sambil menatap tajam Kaisar.
Baik Kaisar maupun yang lain tampak terkejut dengan sikapku ini. Pasalnya aku tidak pernah membantah Kaisar sedikitpun bahkan menatap tajam ini pun tidak pernah. Tapi sekarang aku adalah seseorang dari masa depan yang kembali ke masa lalu dan aku mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Termasuk hubungan gelapnya dengan wanita itu dan membuatku sosok yang seharusnya menjadi panutanku ini.
"Ayah... Perempuan itu tidak lemah... Buktinya perempuan bisa melahirkan anak sampai-sampai mempertaruhkan nyawanya sendiri! Perempuan itu kuat! Dan aku ingin menjadi lebih kuat lagi!" Seruku pada Kaisar lagi.
Hening beberapa saat sampai akhirnya Kaisar menunjukkan wajah yang tampak menyerah, "Hahh... Baiklah, kau menang Vivi. Mulai besok jadwal untuk belajar sihir, pedang dan juga ilmu pengetahuan akan di mulai. Guru sihirmu adalah Tuan David Kenneth Lindsey, Guru ilmu pengetahuanmu adalah Nyonya Agnes Jovanka Karyl, Guru etikamu adalah Nyonya Abigail Kayana Heather dan Guru berpedangmu adalah Duke Halton Frey Allison. Apa kamu merasa senang sekarang?"
Aku mengangguk penuh semangat, tentu saja. Nama-nama yang barusan Kaisar sebutkan ini merupakan Tokoh Besar di seluruh Kekaisaran Eilidh ini!
"Terimakasih, Ayah!" Seruku dengan nada yang senang.
Kaisar tampak tersenyum lembut tapi hal itu malah membuat hatiku merasa teriris kembali. Bagaimana bisa dia berpura-pura menjadi sosok pria yang baik-baik dan menutupi kebusukannya dengan sempurna?
Setelah itu, Ibu juga lainnya berpamitan pergi. Aku masih di ruang kerja Kaisar bersama Pangeran Blaze yang tetap bersikeras untuk menghabiskan waktu denganku.
Selain itu, di sini juga masih ada Kaisar, wanita simpanannya alias Kayla, dan juga Marquez Curt.
Kaisar lalu menyerahkan selembar kertas padaku, isinya mengenai jabwal belajarku selama seminggu penuh. Hmm... Sepertinya mulai sekarang aku akan begitu sibuk ya...
"Oh ya Vivi, bagaimana dengan belajar membaca, menulis dan berhitungmu?" Tanya Kaisar.
Aku menoleh padanya lalu tersenyum tipis, "Sangat baik Ayah. Seminggu yang lalu aku sudah lancar membaca, menulis dan juga menghitung walau hanya sampai perkalian lima!"
Itu memang benar, bagi seluruh anggota keluarga Kekaisaran, belajar ilmu pengetahuan yang sangat dasar seperti membaca, menulis dan menghitung itu adalah hal yang wajib dan di usia empat tahun itulah semua pembelajaran itu akan mulai di lakukan. Aku sendiri cukup pintar dalam penghafalan jadi baik sekarang maupun masa lalu, ketika aku berumur lima tahun aku sudah pandai membaca, menulis dan juga berhitung.
Kaisar tersenyum dan mengelus kepalaku dengan begitu lembut, "Entah kenapa Ayah merasa Putri Ayah ini sudah tumbuh dewasa"
Aku kembali tersenyum tipis, namun kali ini aku memaksakan untuk tersenyum, bukan senyuman yang benar-benar berasal dari lubuk hatiku yang justru merasakan hal yang sebaiknya yaitu rasa sakit, "Ayah benar. Aku sudah mau besar. Aku bahkan sudah tahu mana orang baik dan orang jahat, juga orang-orang yang hanya berpura-pura baik di depan semua orang padahal menyembunyikan sifat begitu jahat dalam hatinya"
Kaisar tampak langsung tertegun dengan ucapanku itu, aku lalu turun dari sofa dan mengabaikan sosok Kaisar yang membeku seperti itu aku pun keluar dari ruangan Kaisar.
Dan saat berjalan di lorong-lorong istana Sonne ini, sebuah seruan yang memanggil namaku terdengar menggema di lorong panjang dan luas ini.
"Vivi!!!" Seru Pangeran Blaze yang membuatku menoleh ke belakang. Ternyata dia langsung mengikutiku ya?
"Pa--Kakak..." Lirihku, seketika bayangan Pangeran Blaze yang tersenyum penuh kepuasan saat membakarku terbayang di benakku. Namun bayangan samar yang terlihat di balik api berkobar di depanku itu sekilas sebuah kilauan yang mengalir dari pipinya. Apa itu?
"Vivi kan akan belajar sama Duke Halton, berarti kita akan belajar bersama kan?! Tenang saja! Kakak Blaze mu ini akan menjadi senior yang baik untuk Vivi!' Kata Pangeran Blaze dengan nada yang penuh semangat. Aku pun memaksakan diriku untuk tersenyum padanya, "Uun! Tolong ya, Kakak!'
Setelah itu Pangeran Blaze pun berpamitan padaku karena ia memiliki kelas berpedang yang lain hari ini dan dengan langka terburu-buru, ia berlari kencang.
Aku menatap punggung kecil itu dengan hampa. Pangeran--- tidak, Kakak Blaze... Sebenarnya apa yang membuat Kak Blaze juga dan Kakak-kakak lainnya berubah? Apa aku berbuat salah pada kalian?
Air mata lalu jatuh mengalir di pipiku dengan cepat aku mengusap-usap air mataku dengan lenganku. Tidak, aku tidak boleh merasa lemah lagi. Aku juga tidak boleh ragu lagi. Sesuai dengan janjiku sebelum aku mati dulu, aku akan membuktikan bukan aku yang meracuni Kaisar dan aku akan membalas ketidakadilan yang kuterima ini dengan caraku sendiri yaitu... Membuktikan kalau aku ini jauh lebih baik dari Emira yang begitu kalian cintai di depan semua orang yang tidak buta dan tuli seperti kalian.
Aku akan membuktikan aku adalah gadis yang kuat, dan aku akan berusaha mengubah takdir Ibu dan juga Diana lalu menjaga mereka. Kalaupun hal itu tidak berhasil, aku akan mencari tahu siapa orang yang sudah membunuh Ibu dan juga Diana.
Itulah janjiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments