Pelajaran sihir pun berakhir, saat Guru David pergi, tiba-tiba saja Pangeran Blaze masuk ke ruangan dan tersenyum lebar.
"VIVI!! AKU DATANG UNTUK MENJEMPUTTT!!!!" Seru Pangeran Blaze.
Aku pun hanya tersenyum palsu padanya, "Iya... Terimakasih menjemput sa-- ku, Kak Blaze"
Senyuman Pangeran Blaze pun luntur dan ia berjalan menghampiriku. Seketika bayangan sang Pangeran Blaze sambil membawa obor ditangannya terbesit di dalam bayanganku kembali. Nafasku pun cepat dan tidak beraturan. Saat semuanya hampir menjadi gelap, tiba-tiba sebuah tangan ada di depanku.
Dan aku menyadari, itu adalah tangan Pangeran Blaze yang tengah tengah tersenyum lembut padaku, "Ayo kita ke tempat latihan bersama, Vivi"
Senyuman miliknya benar-benar menenangkan hatiku, bahkan saat melihat senyuman lembut miliknya membuat tanganku terulur tanpa sadar dan membalas genggaman tangannya.
"Ehehe, ayo kita pergi bersama!" Seru Pangeran Blaze sambil menuntunku.
Aku pun menganggukkan kepalaku dengan kaku, "Uu... Iya!"
Kami pun berjalan bersama dan saat keluar dari ruang tamu di istana Blue Diamond ini,, terlihat beberapa pelayan milik Pangeran Blaze terlihat menyapaku dengan begitu ramah lalu kami berdua pun pergi ke tempat latihan dengan diiringi oleh para pelayan yang mengikuti kami dari belakang.
Fokusku kembali pada Pangeran Blaze, entah kenapa aku merasa ada yang berbeda padanya. Biasanya ia akan bersikap layaknya seorang anak kecil seusianya yang penuh dengan energi, tidak bisa diam, berisik dan juga sangat kekanakan namun kali ini dia begitu pendiam. Rasanya...
Dia tampak lebih dewasa sekarang...
Ummm... Ada apa dengannya ya? Atau dulu memang Pangeran Blaze bersikap seperti itu?
Tidak terasa kami telah sampai di tempat latihan, mungkin karena aku terlalu banyak melamun sepanjang perjalanan kemari. Di sana terlihat seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Pangeran Blaze. Anak itu memiliki rambut hitam dan mata hitam yang senada dengan rambutnya yang tengah berdiri tegak di lapangan berpedang. Anak laki-laki yang sebelumnya sedang menatap ke arah langit siang hari yang cerah ini dengan tatapan yang menerawang pun mulai menyadari kehadiran kami dan langsung menatap ke arah kami.
"Yo, Arthur!" Sapa Pangeran Blaze dengan nada ramah nan semangat.
"Seperti biasa kau selalu tampak banyak energi ya..." Balas anak yang di panggil Arthur itu.
Tentu saja aku mengenali siapa anak laki-laki ini, dia adalah Arthur Divino Allison yang merupakan Putra satu-satunya dari Duke Halton Frey Allison dan pewaris dari keluarga Duke Allison. Dia juga merupakan sahabat Pangeran Blaze sejak masih kecil.
Hubungan antara Pangeran Blaze dan Tuan Duke Muda Arthur memang sangat erat. Keduanya seumuran dan belajar berpedang bersama di bawah bimbingan Duke Halton Frey Allison. Di masa depan sendiri, Tuan Duke Muda Arthur sendiri terkenal akan kemampuan berpedangnya dan juga dialah yang akan menggantikan posisi Ayahnya sebagai Komandan bebas Prajurit istana.
Dia adalah sosok tampan yang begitu dipuja oleh semua wanita bangsawan yang ada di Kekaisaran Eilidh ini. Namun dia terkenal dingin pada setiap orang sampai-sampai ia di juluki Pangeran Es.
Persahabatan antara dirinya dan juga Pangeran Blaze sangatlah erat da n unik. Pangeran Blaze bagaikan matahari yang bersinar dengan tenang dan Tuan Duke Muda Arthur yang tenang bagaikan malam yang menenangkan. Saling bertolak belakang namun saling mendukung satu sama lain, jujur aku merasa sedikit iri dengan Pangeran Blaze memiliki sahabat dekat seperti Tuan Duke Muda Arthur.
Aku sendiri tidak terlalu dekat dengannya karena dia memang selalu bersikap dingin dan selalu menatapku dengan tatapan tajamnya setiap kami bertemu dan jujur itu membuat merasa tidak nyaman.
"Oh, aku lupa. Dia adalah adik perempuanku yang satu-satunya yang sangat manis! Namanya Viviane Camellia Eilidh!" Kata Pangeran Blaze yang penuh dengan semangat dan juga bangga dari nada bicaranya.
Tuan Duke Muda Arthur pun menoleh ke arahku lalu memperkenalkan dirinya dengan sopan, "Senang berkenalan dengan anda, Yang Mulia Tuan Putri Viviane, nama saya Arthur Divino Allison. Tolong panggil saya Arthur saja karena mulai saat ini, kita akan belajar berpedang bersama"
"Ah iya, Tu-- maksud saya Arthur, nama saya Viviane Camellia Eilidh, adiknya Kakak Blaze. Senang berkenalan dengan anda dan terimakasih sudah menjaga Kak Blaze dengan baik" Balasku dengan sopan dan keterampilan etika berkenalan padanya.
"Tidak masalah, meski memang merepotkan juga memiliki teman seperti Blaze" Kata Arthur dengan nada datarnya.
Pangeran Blaze yang mendengarnya pun terlihat kesal, "Hei, apa-apaan perkataanmu itu?!"
"Itu memang kenyataan bukan?" Balas Arthur yang masih setia dengan wajah datarnya.
Tuan Duke-- maksudku Arthur lalu menatap ke arahku dengan tatapan datar namun sangat dalam sampai-sampai masuk ke relung jiwaku. Ugh... Ini sangat tidak nyaman...
Tiba-tiba saja aku merasakan ada sesuatu yang memegang kedua bahuku dan saat aku menoleh ke arah, ternyata Pangeran Blaze lah yang melakukannya.
Pangeran beserta lalu menarikku mundur dan menjaga jarak kami dari Arthur, "Jangan dekat-dekat..."
Apa ia cemburu karena aku dekat dengan sahabatnya ya?
Tap... Tap... Tap...
Suara langkah kaki terdengar dan kami bertiga pun dengan kompak melihat ke arah asal suara langkah kaki itu, terlihat sosok pria dewasa yang memiliki rambut hitam dan warna mata yang senada dengan warna rambutnya. Dia adalah Komandan Pasukan istana saat ini, Duke Halton Frey Allison.
"Jadi kalian semua sudah datang ya... Untuk Pangeran Blaze dan Arthur, segeralah bersiap-siap. Kita akan segera memulai latihannya" Kata Duke Allison.
""Baik""
Setelah itu Pangeran Blaze dan Arthur pun memulai latihan mereka dengan melakukan pemanasan dahulu.
"Dan untuk Tuan Putri Viviane, untuk hari pertama ini lebih baik anda memperhatikan mereka berdua berlatih. Anggap saja perkenalkan tentang Dunia seni bela diri ini" Kata Duke Allison padaku.
Aku mengangguk, "Baik!"
Aku pun duduk di tepi lapangan dan memperhatikan Pangeran Blaze dan Arthur yang sudah selesai dengan pemanasan mereka. Mereka berdua pun terlihat saling bertarung dengan menggunakan pedang kayu.
"Kenapa... Kenapa Anda tertarik dengan belajar berpedang, Tuan Putri?" Tanya Duke Allison.
"I-- itu... Aku ingin menjadi perempuan yang kuat, Yang Mulia Duke" Jawabku padabya.
Duke Allison tampak berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya, "Baiklah. Ini adalah latihan yang berat untuk menaikkan kualitas fisik anda. Apa anda siap dengan latihan berat ini mulai sekarang?"..Aku menggangguk tegas dan menatapnya dengan tatapan yang sungguh-sungguh, "Mohon bantuannya untuk ke depannya, Duke!"
Duke menganggukkan kepalanya lalu kami berdua pun lalu memperhatikan Pangeran Blaze dan Arthur yang saling bertarung menggunakan pedang kayu mereka. Aku pun tidak bisa untuk merasa tidak takjub dengan terpukau ketika melihat betapa lincahnya mereka menggerakkan tubuh mereka. Aku tersenyum, iya... Aku ingin menjadi seperti mereka dan menjadi lebih kuat lagi!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments