Perlahan aku membuka mataku dan saat itu aku langsung melihat langit-langit yang sangat familiar. Ya... Sangat familiar... Ini langit-langit kamarku...
Eh? Tunggu? Langit-langit kamarku?
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali dan tidak berubah. Aku lalu bangkit dari posisi tidur menjadi posisi duduk. Hmm? Kenapa aku merasa ranjang ini semakin besar ya? Perasaan tidak sebesar ini...
Aku langsung tersentak dan mataku terbelalak saat mengingat kilas-kilas balik yang aku alami sebelumnya. Aku... Menjadi persembahan untuk Dewa Matahari sebagai hukuman mati atas kejahatan yang tidak sama sekali aku lakukan... Aku ingat betul kalau aku sudah benar-benar dibakar saat itu. Tapi aku malah bisa berada di kamarku ini?
Aku menyentuh kepalaku dengan pelan, mencoba mencerna semuanya dan ketika aku melakukan itu aku menyadari kalau tanganku sangatlah kecil. Aku pun melihat kedua tanganku.
EHHHH??!!!! KENAPA JADI KECIL BEGINI???!!!
Dengan terburu-buru aku langsung turun dari ranjang ku dan berlari ke arah cermin besar yang ada di kamarku.
DEGGG!!!!
Apa... Ini....
Dengan tubuh yang bergematar aku menyentuh pipiku lalu mencubitnya dengan keras, sakittt!!! Ini bukan mimpi!
Bagaimana ini bisa terjadi? Aku melihat bayanganku sendiri saat aku masih kecil di cermin yang ada di depanku ini. Aku, Viviane Camellia Eilidh, seorang putri pertama dari kekaisaran Eilidh. Aku adalah seorang gadis yang mulai beranjak dewasa yaitu Delapan belas tahun, tapi kenapa sekarang aku jadi anak-anak lagi?!
Di dalam bayangan cermin itu aku terlihat diriku yang berumur sekitar lima sampai enam tahun. Rambut hitam lurus panjang sepunggung dan mata berwarna biru laut juga pipi yang agak chubby khas anak-anak ini... Aku pikir aku sudah lupa kalau aku semasa kecil terlihat menggemaskan juga...
Aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku kuat-kuat, menepis pikiran yang tidak perlu ini.
Clekk!!
Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka, di sana aku melihat sosok perempuan yang sangat ku rindukan.
"Ah, Yang Mulia Tuan Putri, anda sudah bangun?" Sapa perempuan itu dengan sangat lembut.
Dia adalah Diana, pengasuh sekaligus pelayan pribadiku. Diana adalah seorang pelayan istana yang menjadi pelayan Ibuku sebelum Ibuku menunjukkannya sebagai pengasuhku.
"Diana!!!" Teriakku sambil berlari ke arahnya dengan kakiku yang sekarang kecil ini lalu memeluknya dengan erat.
"Eh? Ada apa Tuan Putri?" Tanya Diana yang tampak sangat kebingungan.
Aku menangis di pelukannya, aku sungguh merindukannya... Karena dimasa depan, lebih tepatnya saat aku berumur lima belas tahun, Diana tiba-tiba saja ditemukan tewas di taman utama istana. Ibuku atau Permaisuri Kekaisaran ini langsung memerintahkan prajurit untuk menyelidikinya tapi hasilnya nihil. Tidak ada titik terang dari kematian Diana. Dan setahun kemudian, Ibuku mengalami hal yang sama dengan Diana, beliau di temukan tewas di taman bunga utama istana. Kematian tragis mereka berdua persis sama, yaitu dengan bersimbah darah yang melumuri bunga-bunga Lily putih disana.
"Aya-- tidak, kaisar sudah menurunkan perintahnya untuk menyelidiki kematian Ibu... Tapi sama seperti kematian Diana, tidak ada titik terang tentang kematian Ibu..."
"Ada apa Tuan Putri? Apa anda bermimpi buruk?" Tanya Diana dengan nada yang lembut.
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku, ya Diana, aku bermimpi buruk, atau lebih tepatnya aku melihat masa depan tragis kita bertiga.
Diana lalu menggendongku dan mengusap-usap punggungku dengan lembut sambil berkata, "Jangan khawatir Tuan Putri, itu hanya mimpi... Bunga tidur anda..."
Aku masih terisak, tidak Diana... Itu adalah masa depan! Bukan mimpi! Aku telah...
Kembali ke masa lalu!!!
***
Diana pun berhasil memenangkan ku, dia lalu membantuku untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Setelah itu, ia menggendongku ke ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, aku melihat suasana yang hangat yang begitu ku rindukan beberapa tahun terakhir. Di sana terlihat Kaisar, Ibu dan ketiga kakakku yang sedang bersenda gurau.
Ibu yang menyadari kedatanganku pun langsung tersenyum lebar kearah ku, "Ah! Vivi kecil kita sudah datang!"
Keempat lain selain itu dengan bersamaan menoleh ke arahku dan senyuman pun muncul di diwajah mereka.
"Ah, Vivi Putriku! Kemarilah nak!" Kata Kaisar dengan senyuman lembut di wajahnya.
"Kau pergilah dari sini, kau tidak diundang ke pesta UlangTahun Emira ini"
"Vivi, Kemarilah, ayo makan bersama!" Kata Kak Castor dengan lembutnya.
"Dasar bodoh, aku tidak ingat memiliki adik tidak berguna sepertimu"
"Vivi, duduk didekat Kak Helios ya" Kata KAk Helios dengan senyumannya.
"Pergilah dari sini, kau menggangu saja"
"Tidak! Vivi akan duduk di sebelahku! Iya kan Vivi?!"
Bayangan Kak Blaze ketika dia melemparkan obor ditangannya dan membakar ku hidup-hidup sembari tersenyum dengan penuh kepuasan...
"BUUU... HUUUUAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!"
Aku langsung menangis dengan sangat kencang yang membuat mereka semua terlihat sangat kaget dan juga panik. Bayangan-bayangan perlakuan kejam mereka membuatku tidak bisa menahan tangisan ini.
"A--ada apa, Tuan Putri?!" Tanya Diana yang masih menggendongku dengan panik.
Ibu terlihat langsung menghampiriku bersama Kaisar lalu diikuti oleh ketiga kakakku yang lain.
Ada apa Vivi?! Ada yang ada sakit? Mana yang sakit?!" Tanya Ibuku dengan panik.
"Cepat panggilkan tabib!" Seru Kaisar pada pelayan yang lain. pelayan itu langsung membungkukkan tubuhnyanya dan lalu berlari berlari untuk menjalankan perintah Kaisar.
Aku bisa merasakan kalau tangan Kaisar hendak menyentuhku, bayangan raut wajah dingin nan tidak berperasaan miliknya di masa depan saat melihatku pun kembali terbesit. Membuatku semakin kalap lalu dengan kuat-kuat aku menghempaskan tangannya dengan menggunakan kedua tanganku.
Semua orang tampak sangat terkejut melihatnya, tentu saja di masa lalu aku memang paling dekat dengan Kaisar dan sangat manja dengannya. Bahkan Ibu dan ketiga Pangeran pun iri dengan kedekatan kami. Tapi semuanya berubah saat Emira datang ke yang harmonis kami. Ya... Karena dia! Dia yang merebut kasih sayang Kaisar dan Kak--ah tidak maksudku para pangeran dariku! Sejak dia datang bersama Ibunya yang merupakan pelayan sekaligus sahabat dari Kaisar itu saat aku berusia dua belas tahun semua kebahagiaanku sirna seketika!!
Karena Kaisar... KAISAR SUDAH BERSELINGKUH DARI IBU SELAMA BERTAHUN-TAHUN SAMPAI WANITA SIALAN ITU EMIRA YANG SEUMURAN DENGANKU! MEREKA MENJALAN HUBUNGAN INI DIAM-DIAM DAN WANITA ****** ITU MASIH MENJADI PELAYANNYA SAMPAI WANITA ITU MENGUMUMKAN KEBERADAAN EMIRA DAN KAISAR SAMA SEKALI TIDAK MENYANGKALNYA! DIA MENGKHIANATI IBU! DIA LAKI-LAKI YANG SANGAT BRENGSEK!
Aku langsung mengerang dan menatap penuh amarah padanya, "AKU BENCI YANG MULAI KAISAR! AKU BENCI PARA PUTRA MAHKOTA! AKU BENCI PARA PANGERAN!!!"
Teriakan ku itu begitu kencang dan terlihat keempat orang yang kusebut itu tampak shock. Ibu juga terlihat sangat terkejut sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Aku masih menangis kencang. Sungguh aku merasa begitu sakit mengingat hal itu. Sangat... Sangat menyakitkan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments