Keesokan harinya aku terbangun dengan sedikit lemas, alasannya adalah karena kemarin aku pergi ke perpustakaan dengan niat melihat beberapa buku sihir aku malah bertemu dengan Pangeran Blaze.
Jujur, sampai sekarang aku masih terngiang dengan senyuman penuh kepuasan di wajahnya itu ketika melemparkan obor api suci untuk membakarku. Astaga... Mengingatnya selalu membuatku merinding...
Tapi aku pun tahu, saat ini Pangeran Blaze masih anak-anak Begitu juga dengan Putra Mahkota dan Pangeran Helios. Tapi aku tidak berniat untuk bersikap manja Seperti dulu lagi
pada mereka karena pada akhirnya mereka pun malah membenciku dan tidak memperdulikanku lagi. Seperti rencana awalku , prioritasku sekarang adalah menjadi lebih kuat untuk mencegah kematian Ibu dan Diana lalu menjaga mereka.
Masalahnya adalah karena aku sudah terikat dengan julukan gadis suci yang akan menjadi pengantin dari Dewa Matahari selanjutnya. Akan sangat sulit untuk kabur dari Kekaisaran. Atau ku bocorkan saja ya identitas gadis persembahan itu sebenarnya nanti...
Aku menyeringai, iya, mungkin aku harus melakukannya. Aku dulu yang selalu menutup mulut padahal aku yang dia gadis persembahan yang sebenarnya untuk melindunginya tapi ketika aku di hukum mati dia maupun Pangeran Helios tidak membantuku sama sekali. Aku bisa merasakan rasa amarah yang begitu besar tumbuh di hatiku, rasanya aku benar-benar ingin membalas dendam pada mereka semua.
Tapi...
Apa yang ku dapatkan kalau aku balas dendam?
Rasa puas? Mungkin iya, tapi perasaan itu hanya sesaat. Aku mungkin membenci mereka semua tapi... Aku tidak boleh membalas dendam dengan cara yang kejam seperti yang mereka lakukan padaku.
Katakan aku ini naif, tapi aku sendiri memiliki Motto hidup yang ku peroleh dari membaca buku yang berbunyi 'Jika kau di sakiti oleh seseorang, jangan lakukan hal yang sama dengan orang yang menyakitimu atau balas dendam, karena balas dendam itu seperti kau menyimpan bara api di tanganmu, jika kamu melemparnya pada orang yang kau benci, maka kaulah orang pertama yang merasakan rasa sakitnya'.
Intinya, balas dendam itu tidak berguna dan hanya akan membuatku merasa tersiksa memendam dendam itu. Hal yang perlu kulakukan adalah hanya bertahan hidup dan menyelamatkan orang-orang yang berharga bagiku. Terserah Ayah, Permaisuri baru, Putra Mahkota, Para Pangeran ataupun Emira mau berbuat apa ataupun hidup bagaikan keluarga
bahagia, sekarang aku tidak akan memperdulikan mereka lagi...
"Tuan Putri?!"
Panggilan itu sontak membuatku tersentak. Aku menoleh ke arah Diana dan juga beberapa pelayan lain yang menatapku dengan tatapan khawatir.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku dengan pelan, "Tidak apa-apa Diana. Sekarang ayo cepat selesaikan, aku ingin segera keluar dan bertemu dengan Ayah dan Ibu juga Kakak-kakak!"
Diana pun mengangguk mengerti dan mulai kembali pekerjaannya mendadani ku bersama dengan pelayan dari istana Putri alias istana Pribadi untuk bersiap-siap bertemu dengan para penyihir istana dan juga para pendeta kuil.
Ah, aku lupa menjelaskan. Kekaisaran Eilidh itu sangatlah luas! Bahkan istananya pun sangat luas dan di bagi menjadi beberapa bagian istana.
Misalnya istanaku disebut istana Blue Diamond yang merupakan istana pribadi, istana Red Diamond milik Pangeran Blaze, istana Green Diamond milik Pangeran Helios, istana Orange Diamond Milik Putra Mahkota Castor, istana Selena milik Ibu dan istana yang paling mewah yang merupakan istana milik Kaisar sekaligus istana utama Kekaisaran Eilidh, istana Sonne.
Ya... Sonne, nama yang diambil dari nama sang Dewa Matahari, Dewa Sonne. Karena saking luasnya, kadang membuatku juga capek setiap kali aku berkunjung ke istana lain. Dan istana yang paling dekat dari istana Blue Diamond ini adalah istana Sonne.
Alias istana utama yang membuatku sering ke sana untuk mengunjungi Kaisar.
Selain itu ada cara yang lebih efektif untuk mengatasi luasnya istana adalah dengan menggunakan Sihir Teleportasi. Semua anggota keluarga istana bahkan Pangeran Blaze yang merupakan Pangeran termuda pun bisa melakukannya. Sementara aku hanya aku yang tidak bisa melakukannya, membuatku harus berjalan kaki untuk kemana-mana.
Oleh karena itu, aku tidak boleh melewatkan kesempatan emas ini! Aku harus bisa menjadi lebih kuat lagi, untuk melindungi Ibu dan Diana lalu kabur dari Kekaisaran! Walau akan sangat sulit, tapi kalau tidak di coba, tidak akan tahu bukan?
"Sudah siap, Yang Mulia Putri" Kata Diana yang membuatku kembali ke kenyataan dan melihat bayanganku di cermin besar yang ada di depanku.
Aku sekarang memakai set gaun serba putih pendek berlutut yang membuatku terlihat imut. Hmm... Aku lupa kalau diriku ternyata seimut ini saat kecil, pantas saja orang-orang yang lebih tua biasanya akan langsung merasa gemas padaku namun ketika aku tumbuh semakin dewasa tidak ada orang yang memperdulikanku lagi, apa karena aku tidak imut lagi? Atau aku semakin jelek saat tumbuh dewasa? Atau... Sebaiknya aku menjadi anak-anak selamanya?
Dengan cepat aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku kuat-kuat untuk menyingkirkan semua pikiran-pikiran aneh itu. Ya... Aku tetap harus tumbuh dewasa, Kalau aku tidak tumbuh, bagaimana aku menjadi kuat bukan?
Aku pun diantar oleh para pelayan ke istana Sonne. Seperti biasa, karena jaraknya yang terlalu dekat, aku merasa tidak begitu kecapekan dengan perjalanan ini. Saat aku masuk ke istana, aku langsung di sambut oleh para prajurit yang langsung menuntunku ke ruang aula istana.
Sebuah pintu super besar pun berada di depanku, jauh lebih indah daripada pintu manapun di seluruh istana Kekaisaran Eilidh ini. Aula yang biasanya di jadikan sebagai tempat untuk di adakannya acara-acara penting dan juga.......
Tempat inilah di mana aku sering di permalukan oleh Kaisar, Putra Mahkota dan juga para Pangeran sesudah kematian Ibu. Di mana mere selalu membandingkanku dengan Emira yang menjadi cahaya terang bagi Kekaisaran dengan sifat ceria dan manisnya, sangat berbeda denganku yang kelam.
Lalu...
Bukankah mereka sendiri yang membuatku menjadi Seperti ini?
"TUAN PUTRI VIVIANE CAMELLIA EILIDH MEMASUKI AULA!!!!!"
Di iringi seruan itu, pintu pun terbuka. Dan di sana aku sudah melihat begitu banyak orang, tentu aku tahu siapa orang-orang itu. Ada Ibu, Kaisar, Putra Mahkota, Pangeran Helios, Pangeran Blaze, para penyihir istana dan para pendeta kuil juga beberapa menteri dan juga kepala keluarga bangsawan utama berkumpul di sana. Di tengah aula, aku melihat sebuah altar di sana.
Kaisar yang berada di singgasananya lalu tersenyum lembut, "Kemarilah Putriku, Vivi"
Aku berjalan dengan langkah tegap dan pasti, aku tidak boleh takut ataupun ragu lagi. Karena masa depanku akan di tentukan dari sini.
Aku pun berdiri di altar. Lalu seorang penyihir datang menghampiriku dengan membawa sebuah bola kaca. Itu adalah bola sihir.
"Tolong pegang ini Yang Mulia Tuan Putri Viviane, ini adalah bola sihir. Bola sihir ini akan menunjukkan sihir apa yang menjadi bawaan anda sejak lahir" Kata penyihir itu.
Aku mengangguk pelan lalu menerima bolan itu. Hmm... Ini cukup berat tapi aku masih mampu untuk memegangnya selama beberapa menit.
Tiba-tiba saja bola itu tampak bersinar terang, saking terangnya membuatku langsung menutup mata.
Hembusan angin pun terdengar dan juga gemercik air yang mengalir di mana-mana.
Saat aku membuka mata, aku bisa melihat tatapan shock dari semua orang yang ada di sini. Umm... Apa yang terjadi?
"Ya--Yang Mulia..."
"Ini tidak mungkin..."
"Sihir Fusi?!"
"Ini penggabungan..."
"Hoho... Sudah lama sekali ya tidak melihat hal yang seperti ini"
"Jadi ini yang di namakan sihir Fusi?"
Sihir Fusi? Aku pun mendongakkan kepalaku dan melihat kiluan es yang begitu indah terbentuk di sekitarku, selain itu terlihat air yang mengelilingi diriku dan juga hembusan angin di sekitarku.
EEEEEHHHHHHH?????!!!!!! AKU PUNYA SIHIR FUSI YANG MERUPAKAN SIHIR SUPER LANGKA????!!!
INI BENERAN??!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ayu Dani
Wow i like it
2024-03-02
1