Ada tanda utama mengenai gadis yang akan dipersembahkan kepada Dewa Matahari, yaitu seorang gadis bermimpi tentang ia yang berada di tengah istana yang tengah terbakar hebat dengan api yang membara dan di sekitarnya. Dan anehnya, selama berabad-abad selalu ada gadis kecil yang bermimpi Seperti itu dan saat ia telah menginjak umurnya yang ke delapan belas tahun yang selalu bertepatan dengan lima puluh tahun yang menjadi waktu persembahan dirinya untuk Dewa Matahari.
Di masaku sendiri, tunangan dari Pangeran Helios lah yang menjadi persembahan ini, tapi dia menutupinya karena takut mati dan tidak mau menjadi persembahan. Aku dan Pangeran Helios yang mengetahuinya sepakat untuk menutupinya, dan yah... Akibatnya aku sendirilah yang menjadi persembahan untuk Dewa Matahari, sungguh takdir yang sangat lucu...
Mungkin karena itu Pangeran Helios tidak mengatakan mengatakan apapun saat aku hendak menjadi persembahan Dewa Matahari dan hanya menatapku dengan datar. Dia lebih memilih tunangannya daripada adiknya sendiri, benar-benar... Aku tidak bisa berkomentar apapun lagi...
Sekarang aku masih berada di pelukan Ibu, aku masih bisa merasakan bahunya yang bergematar dan kurasakan juga ada tetesan air yang jatuh di gaun belakangku.
Aku merasakan rasa bersalah yang mengalir hebat di dalam diriku, maafkan aku Ibu karena telah menyakiti hatimu dengan kebohongan ini. Tapi ini diperlukan demi rencana masa depan yang ku buat untuk menyelamatkan Ibu dan juga Diana. Jadi tolong... Bertahanlah...
Aku pun melepaskan pelukan Ibu, terlihat Ibu langsung mengusap air matanya dengan cepat.
"Ibu kenapa menangis?" Tanya ku dengan berpura-pura bertanya.
"Ah... Tidak... Ibu hanya lilipan..." Kata Ibu yang masih mengusap-usap air matanya di pipinya lalu memaksakan untuk tersenyum ke arahku.
"Lalu kenapa Vivi kesini?" Tanya Ibu padaku.
"Aku ingin belajar sihir dan mulai berpedang mulai sekarang!" Seruku yang membuat ketiga orang dewasa di ruangan ini terlihat sangat terkejut.
"A--apa...?" Lirih ibu.
Aku mengangguk penuh semangat, "Iya! Supaya aku bisa mengalahkan dua monster dan juga menjijikkan lalu melindungi Ibu dan Diana!"
Kaisar lalu menghampiri kami lalu berlutut di hadapanku dan Ibu yang duduk di sofa, "Tapi Vivi, kan Vivi punya Ayah, Kak Castor, Kak Helios dan Kak Blaze. Jadi Vivi tidak perlu khawatir karena kami semua akan melindungi Vivi, Ibu dan Diana"
Aku mulai berakting menangis di depannya, "Tapi... Ayah, Kak Castor, Kak Helios dan Kak Blaze diculik sama dua monster itu... Hiks... Aku... Ingin melindungi kalian... Hiks... Dari dua monster jahat dan juga menjijikkan itu!"
Kaisar tampak menunjukkan wajah serba salah, sama seperti dengan ekspresi Ibu sekarang. Aku tersenyum di dalam hati, baik kita tunggu dari mulai tiga... dua... sa--
"Baiklah Vivi, besok Ayah akan memanggil Para Penyihir untuk mengetahui Elemen sihir apa yang kamu miliki" Kata Kaisar pada akhirnya.
Ibu tampak tersentak, "Yang Mu--"
Perkataan Ibu terhenti saat melihat Ayah menggelengkan kepalanya dengan pelan. Ibu pun terdiam sambil menunduk kepalanya.
Sekali lagi, tolong maafkan aku Ibu...
Aku pun berpura-pura merasa senang dan tersenyum lebar pada Kaisar, "Benarkan Ayah?! Yey!!! Sebentar lagi aku belajar sihir sama pedang!!! Aku akan menjadi kuat untuk melawan dua monster yang jahat dan menjijikkan itu!!"
Kaisar mengangguk lalu menepuk kepalaku dan mengelusnya, Ugh... Sepertinya aku harus keramas lagi setelah ini, "Baiklah, sekarang Vivi kembali ke kamar ya, Ayah akan meminta satu Prajurit untuk mengantarkan Vivi"
Aku menggelengkan kepalaku dengan kuat-kuat, "Tidak! Aku tidak mau diantar sama Prajurit lagi! Aku akan menjadi wanita dewasa yang kuat dan bisa mengalahkan dua monster jahat dan menjijikkan, maka aku harus di antar Prajurit seperti gadis lemah yang menempel pada Prajurit dan juga Kakak-kakaknya!"
Oke, kali ini aku menyindir Emira yang selalu terlihat menempel dan bersikap sangat lemah pada para Prajurit yang ditugaskan untuk menjaganya dan ketiga Pangeran juga.
Kaisar lalu menghela nafas dan tersenyum, "Baiklah. Sekarang Vivi sudah besar ya..."
Aku langsung mencium pipi Ibu dan lalu turun dari sofa dan berlari menjauh. Sesampainya didepan pintu, aku pun mengangkat tangan kananku dan melambaikan tanganku itu pada mereka bertiga atau lebih tepatnya hanya kepada Ibu, "Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu ya!"
Setelah itu pintu pun terbuka dan aku langsung berlari kecil keluar dari ruang kerja Kaisar itu. Yah... Ini adalah rencana pertamaku, memaksa Kaisar untuk menuruti menuruti permintaanku belajar sihir dan juga berperang.
Di kehidupan sebelumnya, Kaisar sangat menolak ketika aku menyentuh sihir dan juga seni bela diri seperti berperang, ia bahkan terlihat marah saat aku memintanya dan membuatku dulu menangis dan ngambek padanya. Dan beberapa jam kemudian Kaisar meminta maaf padaku tapi ia tetap mengizinkan aku belajar sihir maupun berpedang.
Tapi saat Emira memintanya, Kaisar langsung menurutinya dan membuatku iri pada Emira. Hal inilah yang membuatku diam-diam mempelajari sihir secara otodidak, itu pun hanya sihir penyembuh saja.
Tapi semuanya berbeda, dengan aku yang mengaku sebagai gadis persembahan Dewa Matahari, akan di dianggap sebagai gadis suci yang akan menjadi pengantin Dewa Matahari selanjutnya. Walaupun memang menakutkan karena aku dibakar hidup-hidup saat berumur delapan belas tahun nanti, pihak Kekaisaran akan sangat memanjakannya. Semua keinginan gadis itu akan dipenuhi dan akan selalu diagung-agungkan.
Yah... Berbeda denganku yang menjadi persembahan Dewa Matahari sebelumnya sebagai hukuman mati atas kejahatan yang sama sekali tidak kulakukan hanya karena tidak ada gadis yang mengaku dirinya sebagai gadis persembahan Dewa Matahari yang sebenarnya aku yang dulu di arak sambil di hujani oleh kalimat-kalimat jahat yang melukai hatiku...
Seketika aku berhenti berlari dan menatap ke arah jendela besar disampinngku dan memperlihatkan langit biru yang dihiasi oleh awan-awan tipis dan burung-burung yang berterbangan. Sungguh indah dan menenangkan...
Apa aku bisa... Bebas dari istana yang bagaikan sangkar burung emas seperti burung-burung yang terbang dengan bebas di luar sana? keluar dari istana ini dan juga kabur dari Kekaisaran ini lalu hidup damai bersama dengan Ibu dan juga Diana...
Tanpa harus menderita di sini...
Aku tahu dengan aku yang mengaku sebagai gadis yang akan dipersembahkan kepada Dewa Matahari sebagai pengantinnya akan menjadi sulit aku bisa keluar dari Kekaisaran ini. Tapi aku sendiri tidak memiliki pilihan lain karena hanya ini satu-satunya cara supaya Kaisar mau menuruti permintaanku ini.
Kali ini aku tidak boleh gagal, aku harus menyelamatkan Ibu dan Diana. Meski nyawaku sendiri yang menjadi taruhannya sekarang.
Aku pasti akan merubah masa depan! Meski tidak menjamin jika Kaisar, Putra Mahkota dan para Pangeran juga akan berubah tapi selama Ibu dan Diana selamat, aku merasa tidak masalah dengan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ayu Dani
Semangat terus
2024-03-02
1