Setelah kepergian Guru Agnes, aku di berikan waktu untuk istirahat sebentar. Waktu istirahat itu aku gunakan untuk menikmati makanan berupa camilan kue-kue manis dengan berbagai bentuk dan juga secangkir teh hangat yang menenangkan jiwa.
Hmm... sudah berapa lama aku sesantai ini? Berapa tahun sebelum aku dipersembahkan kepada Dewa Matahari atau lebih tepatnya setelah kematian Ibu, sikap para pelayan pun ikut berubah. Mereka bersikap tidak peduli dan juga bahkan ada yang merundungku dengan mengatakan aku ini adalah gadis pembawa sial.
Dan parahnya lagi, di saat-saat sulit itulah Putra Mahkota Castor mulai berubah di susul dengan Pangeran Helios dan juga Pangeran Blaze... saat itu, kehidupanku di istana terasa begitu sesak, apalagi aku sendiri harus berbagi tempat dengan Emira juga di istana Blue Diamond ini.
Setelah Putra Mahkota Castor berubah, dia memerintahkanku untuk pindah kamar karena kamar yang ku tempati akan menjadi kamar Emira. Saat itu aku merasakan hatiku sakit sekali karena sikap dingin Putra Mahkota. Dan hasilnya, Emira pun menempati kamarku lalu ia rombak besar-besaran kamar itu sesuka hatinya dengan barang-barang yang imut dan juga mewah sementara aku sendiri pindahkan ke kamar lain yang jauh lebih kecil. Meski sebenarnya aku merasa tidak terlalu keberatan untuk tinggal di kamar baruku karena rasanya simpel, ini juga karena para pelayan yang tidak memperlakukanku dengan benar dan berfokus pada Emira. Membuatku untuk mengurus diriku sendiri.
Hampir setiap hari Emira selalu pesta Teh Bersama Ibunya di istana Putri Blue Diamond ini, tapi belum pernah sekalipun mereka mengundangku. Bahkan setelah di angkat sebagai Permaisuri baru, Kayla alias wanita simpanan Kaisar mulai menunjukkan sifat aslinya. Ia adalah wanita yang sangat sombong, arogan, sok berkuasa dan menganggap bahwa Putrinya adalah satu-satunya Putri Kekaisaran ini. Bahkan saat mengundang para nyonya-nyonya bangsawan, dia dengan seenaknya menyuruhku berpakaian ala pelayan dan menjadi pelayan untuk pesta itu, namun untungnya saat itu Pangeran Blaze mengetahuinya dan langsung membawaku ke istananya dan membuatku menginap beberapa hari di sana untuk menghindari Kayla dan juga Emira.
Kaisar juga berubah setelah kematian Ibu, dia menjadi sosok yang begitu dingin dan juga tidak berperasaan. Keputusan-keputusan yang ia buat bagi seorang Raja pun menjadi begitu kejam dan kaku, entah apa yang terjadi sebenarnya namun Kaisar juga perlahan menatapku dengan tatapan yang berbeda.
Saat kami bersama, Kaisar selalu menatapku dengan tatapan yang membuatku merasa begitu tidak nyaman. Yaitu tatapan seorang predator yang melihat mangsanya. Dan mungkin karena itu, aku sendiri jarang menemuinya lagi dan lebih memilih untuk berdiam diri di kamarku.
Begitu banyak perubahan di istana, membuatku ingin sekali pergi dari sini. Hidup bebas tanpa harus merasakan rasa sakit yang ku alami di istana, itulah angan-angan ku selama tahun-tahun terakhirku sebelum aku dibakar hidup-hidup untuk di persembahan pada Dewa Matahari. Tapi setiap kali aku ingin keluar istana, Kaisar selalu melarangku. Bahkan pernah ia mengurungku selama dua hari penuh di kamarku tanpa makanan dan minuman.
Sebenarnya jangka hukuman itu adalah seminggu penuh, namun di hari ketiga Pangeran Blaze menyelamatkanku dan menghancurkan segel penghalang yang dibuat Kaisar supaya aku tidak bisa keluar dari kamarku. Saat itu, semua orang terkejut dengan kekuatan Pangeran Blaze yang mampu menghancurkan segel penghalang Kaisar dengan sangat mudah Karena Kaisar sendiri terkenal akan kejeniusannya dalam bidang sihir.
Tapi karena tindakannya yang melanggar perintah Kaisar, Pangeran Blaze pun di hukum dan di masukkan ke dalam penjara bawah tanah. Entah apa yang sebenarnya terjadi, setelah keluar dari penjara bawah tanah itu sikap Pangeran Blaze pun berubah padaku. Sama seperti yang lainnya. Membuatku merasa begitu dikucilkan di istana.
Lamunanku terhenti ketika mendengar suara pintu terbuka, di sana terlihat seorang wanita berumur sekitar dua puluhan sama seperti Guru Agnes. Wanita itu memiliki rambut biru langit yang panjang bergelombang yang ia biarkan terurai dan juga matanya berwarna pink.
Lalu dengan etika yang sangat sempurna, ia pun memberikan salam padaku dengan sopan dan juga bermartabat, "Selamat siang, Tuan Putri Viviane, sang Bintang kecil Kekaisaran Eilidh. Perkenalkan saya Abigail Kayana Heather, saya di tunjuk Yang Mulia Kaisar untuk menjadi guru etika anda"
Aku pun turun dari sofa dan memberikan salamku padanya, "Salam kenal juga, Nyonya Heather, saya Viviane Camellia Eilidh, mohon bantuannya mulai sekarang"
Nyonya Abigail tampak sangat takjub melihatku, "Astaga... Etika dasar anda begitu sempurna Yang Mulia... Apa Yang Mulia Permaisuri yang mengajarkannya?"
Aku mengangguk pelan, "Iya! Ibu yang mengajarkannya!"
Maaf Ibu, aku berbohong. Dulu, guruku mengenai etika dasar adalah Nyonya Abigail ini. Nyonya Abigail sendiri adalah seorang Putri dari keluarga Baron. Namun meski, dari keluarga Baron, beliau dirinya sebagai guru yang handal untuk mengajari etika kepada anak-anak dari kau bangsawan dengan sempurna.
"Tidak heran jika beliau yang mengajarkan etika dasar sesempurna ini pada Yang Mulia Tuan Putri, tolong panggil saja saya dengan sebutan Guru Abigail. Meski saya seorang Pengajar Etika, namun saya sendiri tidak begitu merasa nyaman ketika murid saya memanggil saya dengan panggilan kaku seperti itu, apa anda mau memanggil saya dengan sebutan Guru Abigail?" Tanya Nyonya Abigail dengan wajah penuh harap.
Aku pun tersenyum lebar dan mengangguk, "Iya! Mohon bantuannya ya, Guru Abigail!"
Guru Abigail pun terlihat begitu senang dan tersenyum cerah. Senang rasanya bisa memanggilnya dengan sebutan Guru Abigail lagi. Aku benar-benar merindukannya. Dulu Guru Abigail adalah orang yang menjadi sahabat dekatku. Beliaulah yang selalu bersikap lembut dan juga ramah ketika semua orang menatapku dengan pandangan sebelah mata. Tapi sayangnya, Guru Abigail tidak bisa lagi mengajariku sejak insiden aku di kurung di dalam kamar selama dua hari penuh oleh Kaisar.
Setelah Pangeran Blaze berubah, dia juga bersikap menuruti semua perintah Kaisar padahal dialah yang banyak menentang semua perintah Kaisar yang ia anggap kejam bagi seluruh rakyat. Pajak di naikkan, otoritas Kaisar yang menjadi lebih tinggi lagi dan juga penghancuran beberapa desa yang bertujuan untuk membangun villa khusus untuk Permaisuri baru alias Kayla yang mengakibatkan para rakyat tinggal di desa-desa itu tidak lagi memiliki tempat tinggal dan hidup yang terlunta-lunta.
Situasi pun memanas ketika para bangsawan ikut berperilaku semena-mena pada rakyat biasa hingga Duke Curt pun mengingatkan pada semua orang akan persembahan 'tuk Dewa Matahari yang sebentar lagi, membuat semua orang yakin kekacauan ini akibat belum siapnya Kekaisaran untuk persembahan mereka pada Dewa Matahari karena Gadis Suci yang akan menjadi Pengantin Dewa Matahari selanjutnya tidak kunjung datang.
Dan pada akhirnya, mereka semua memutuskan akulah yang di persembahkan.
Lamunanku itu terhenti saat mendengar Guru Abigail mulai mengajarkanku tentang dasar-dasar etika bagi seorang wanita bangsawan, alasan-alasan kenapa wanita bangsawan harus bersikap anggun dan sopan namun tetap percaya diri dan juga menunjukkan beberapa salam ya baik.
Aku sudah mengetahui semua pelajaran yang di tunjukkan oleh Guru Abigail ini. Namun aku tetap merasa sangat senang karena bisa kembali menikmati kebersamaan ku dengan orang yang selalu bersikap baik dan lembut padaku dulu.
...PERHATIAN:...
...MOHON MAAF JIKA SAYA TERLAMBAT MENG-UPLOAD LANJUTAN NOVEL INI! AKHIR-AKHIR INI, SAYA SEDIKIT SIBUK. JADI, TOLONG MAAFKAN KETERLAMBATAN CERITANYA!! TERIMAKASIH TELAH MEMBACANYA....
...JIKA SUKA LIKE AND KOMEN YA 🥰🥰!!...
...SEE YAA~~~🤗🤗🤗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments