Seorang wanita cantik berambut hitam panjang sepinggang dan bermata biru laut terlihat tengah duduk di sebuah kursi yang menghadap ke jendela besar di ruangan yang tampak gelap dan hanya di sinari oleh cahaya bulan purnama yang bersinar terang di malam itu.
Ia menatap dengan tatapan menerawang jauh melihat bulan purnama yang tampak sangat indah itu juga di temani oleh bintang-bintang yang bertamburan di langit malam.
'Seandainya aku bisa bebas dari tempat ini... Tapi... Sepertinya aku tidak akan pernah terbebas...' pikir wanita itu.
Bunyi pintu terbuka pun terdengar lalu tidak lama kemudian bunyi pintu tertutup menyusul langkah kaki yang mendekat ke arahnya, namun wanita itu sama sekali tidak memperdulikannya. Toh, ia tahu siapa orang yang melakukannya, tidak ada seorang pun kecuali 'orang itu' yang membuka kamarnya di malam hari seperti ini.
Wanita itu pun merasakan dua pasang tangan menyentuh kedua bahunya dan memeluknya dari belakang.
"Apa yang kau pikirkan sekarang, Ivona? Kau belum tidur?" Tanya seorang pria berambut merah yang tengah memeluknya dari belakang.
Wanita itu, Permaisuri Ivona Lareina Eilidh hanya diam. Tidak menjawab pertanyaan dari pria berambut merah yang merupakan suaminya sendiri, Kaisar Horus Anatoly Eilidh.
Ivona merasakan tangan Horus tengah menyentuh dada kanannya lalu sedikit meremasnya yang membuat Ivona mendesah pelan.
"Ahh...''
Horus menyeringai, ia lalu dengan sigap menggendong tubuh Ivona ala pengantin baru dan langsung membaringkannya di ranjang besar yang ada di kamar itu.
Ivona jelas tahu dengan tatapan yang bagaikan predator yang tengah menatap ke arah mangsanya yang di layangkan Horus padanya. Ia tahu kalau Horus menginginkan 'jatahnya' sekarang.
"Yang Mulia, saya mohon jangan hari ini... Saya merasa sangat lelah..." Mohon Ivona, jujur hari ini adalah hari yang membuat jiwa dan raganya merasa begitu lelah.
Rasa khawatir menghantuinya. Sekarang ada dua anaknya yang akan menjadi pusat perhatian oleh seluruh orang di Kekaisaran ini. Pertama Blaze dan sekarang Vivi... Mereka akan menjadi alat yang akan diperebutkan oleh para bangsawan yang membuat Ivona merasa begitu mengkhawatirkan mereka berdua.
Namun sepertinya Horus tidak memperdulikan permintaan istrinya. Dengan kasarnya ia merobek gaun tidur berwarna putih milik sang istri. Menampilkan tubuh putih mulus wanita itu yang terlihat begitu indah di matanya.
Seringai Kaisar Eilidh itu semakin melebar ketika melihat pemandangan indah di depan matanya itu sementara Ivona terlihat pasrah.
Dengan penuh hasrat, Horus mencium bibir Ivona. Bahkan lidahnya mulai menjilati bibir sang istri, memberikan kode untuk Ivona membuka jalannya, tapi Ivona tetap menutup bibirnya dengan rapat-rapat.
Melihat istrinya tidak memberikan jalan untuk masuk, Horus dengan kasar menggigit bibir bawah Ivona, membuat wanita itu memekik dan tanpa sadar membuka belahan bibirnya.
Menyadari kesempatan itu, dengan cepat Horus memasukkan lidahnya ke dalam mulut sang istri. Lidahnya terus bergerak dan menginvasi isi mulut Ivona dengan penuh gairah.
"Slurpphh... Yang--mmhhh!"
Ivona tahu, sekarang ia tidak bisa menghentikan suaminya untuk melakukan ini.
Sudah tiga belas tahun sejak ia terpaksa menikah dengan pria yang sebenarnya tidak ia cintai karena Horus di masa lalu yang memperkosanya dulu. Membuat dia tidak punya pilihan lain menikah dengannya karena di saat itu dirinya tengah mengandung anak pertamanya, Castor.
Jika ia memberontak, maka Horus akan melakukan hal-hal yang lebih ekstrim dan brutal. Pria itu tidak akan mengampuninya dan menghukumnya dengan brutal kalau dia memberontak atau membantahnya.
Ivona tidak memiliki pilihan lain selain pasrah agar Horus tidak 'menyiksanya' seperti awal-awal mereka menikah sampai ia melahirkan anak ketiganya, Blaze.
Sejak saat itu, Ivona tidak lagi memberontak. Tubuhnya sudah lelah dan sakit karena di cambuk, di rantai ataupun di perlakukan layaknya bintang olehnya. Ia hanya bisa pasrah ketika tubuhnya di nikmati oleh Horus seperti saat ini.
Horus pun menghentikan ciumannya dan memperhatikan wajah cantik Ivona yang sudah acak-acakan karenanya.
Sungguh Horus merasa begitu bangga karena ia bisa memiliki Ivona walau dengan cara paksa. Ivona Lareina, yang di kenal sebagai wanita yang berasal dari kalangan rakyat jelata yang miskin, tapi berkat keteguhan dan ketekunannya, ia berhasil membuat dirinya di kenal sebagai Desainer pakaian yang paling terkenal se-kekaisaran Eilidh ini.
Saat pertama kali bertemu dengan Ivona adalah saat di mana Ivona yang telah menyelamatkan nyawanya yang di incar oleh pasukan pemberontak saat itu dan saat pertama kali bertemu dengan Ivona, ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Namun saat itu, Ivona telah memiliki seorang kekasih yang merupakan seorang Count terkenal dan bahkan mereka sudah berencana untuk melangsungkan pernikahan.
Horus yang mengetahui itu langsung murka dan membunuh semua anggota keluarga Count dan menculik Ivona lalu memperkosanya di hadapan mayat kekasih Ivona.
Ah... Ia jadi ingat saat itu Ivona yang menangis dan terus memberontak, membuat ia semakin bergairah dan bersemangat melakukan hal bejat itu pada Ivona.
"Ivona... Kau milikku, ingat itu..." Bisik Horus dengan nada Begitu seksual tepat di kiri Ivona dan langsung menjilati telinga wanita itu. Sementara tangan kirinya tengah meremas kedua payudara milik Ivona dan tangan kanannya menggoda bagian bawah milik Ivona. Membuat wanita itu mendesah tidak karuan.
"Ahh! Ya-yang Mulianhh..." Desah Ivona yang membuat Horus semakin terbakar gairah. Bagian bawah miliknya sudah sangat menegang.
Dengan terburu-buru, ia membuka kemejanya dan juga celananya, membuat dia sekarang bertelanjang sama dengan Ivona.
Dengan membuka lebar-lebar kaki Ivona, dia pun memasukkan miliknya ke milik Ivona. Dalam sekali hentakan keras, membuat Ivona menjerit.
Tanpa menunggu waktu lagi, ia lalu menghentakkan dan memaju mundurkan pinggulnya dengan gerakan bak pistol yang brutal.
"Yeahhhh... ****! Sempit seperti biasa... Istriku yang cantik..." Geram Horus yang lalu mengucapkan kata-kata kotor yang membuat gairahnya semakin terbakar.
"Ouuuhhh!!! Jalangku Ivona!!! Yeah! H**ap terus sayang! ketatkan lagi! Brengsek sia**an! Dasar ******! Kau begitu menyukainya bukan? Yesss!!!! Nikhhmaatt!!!!"
Perlahan air mata Ivona mulai terjatuh dari mata bak lautan itu, kebiasaan Horus ketika melakukan hal ini sudah keluar. Ia selalu mengucapkan kata-kata kotor yang membuat harga dirinya sebagai wanita merasa terluka.
Horus sendiri melihat Ivona menangis malah semakin kesetanan dan dengan kasar ia mengh**ap dada Ivona secara bergantian bagaikan bayi yang kehausan.
"Sluurpphhh... Ohhh!!! Enak!!! Aku rindu ketika putingmu mengeluarkan susu, sayang! Sekarang, Vivi kita sudah besar, mari kita buat adik untuk Vivi!!!" Seru Horus yang semakin menggila menggempur tubuh Ivona.
Ivona sendiri menggeleng-gelengkan kepalanya kuat-kuat. Tapi hal itu tidak di perduli kan Oleh Horus, ia masih menggenjot milik Ivona dengan brutal.
Ivona tahu, ia tidak akan pernah terbebas dari sangkar emas milik Horus ini. Ia juga sekarang harus bertahan di sini demi anak-anak, Castor, Helios, Blaze dan Vivi. Meski anak-anak itu berasal dari pria yang sebenarnya sangat ia benci, tapi Ivona sama sekali tidak membenci mereka.
Ivona sayang semua anak-anaknya dan bagi Ivona mereka adalah kekuatan Ivona untuk bertahan di tempat yang menjadi sangkar emas baginya.
Yang ia lakukan sekarang hanya bertahan... Bertahan... Dan bertahan...
Kebebasan pun sekarang hanya ada dalam angan-angan saja. karena sampai kapanpun, Ivona tidak akan pernah bisa terlepas dari cengkeraman Horus.
...PERINGATAN:...
...MENGANDUNG ADEGAN 21+. DI SARANKAN UNTUK TIDAK DI BACA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR. JIKA TIDAK MENYUKAI APA YANG DI UPLOAD, MOHON SPAM KEMBALI! TERIMAKASIH!!!!🙏🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments