Anita sudah berada di daerah bersama teman-temannya, selama perjalanan dia memvideokan beberapa tempat dan mengirimkannya pada Sagara meski pria itu masih begitu sulit di hubungi.
"kenapa dari tadi diam sih?" tanya Fani yang kebetulan duduk di samping Anita.
"gak kok, aku cuma menikmati perjalanan ini yang wah mengerikan..." kata Anita tertawa.
bagaimana tidak mobil yang mereka baiki ini benar-benar seperti sedang off-road, karena jalanan tanah dengan air berlumpur yang menjadi tantangan.
"ini masih sedikit mendingan Nok,kalau sampai hujan, wah ... bisa celaka kita karena terjebak di sini, itulah kenapa yang bisa lewat itu hanya mobil Jeep seperti ini," kata supir yang mengajarkan mereka ke pedalaman desa.
"iya pak, untung ya padahal langit udah mendung loh," kata Anita yang tertawa di susul kilat dan Guntur bersamaan.
"Anita ..." protes semua perawat yang ada di dalam mobil.
ya kali ini mereka berangkat dengan empat mobil Jeep, karena perawat yang ikut cukup banyak dan juga tiga dokter juga.
akhirnya setelah dua jam terombang-ambing di jalanan rusak dan di tengah hutan belantaranya, mereka di sambut oleh kepala desa yang ada di desa itu.
"aneh ya, padahal hanya dia jam dari kota besar, tapi desa ini sangat terpencil," gerutu perawat Darra.
"sudah jangan menggomel Darra, ayo masuk," tegur dokter Jay yang kebetulan ahli kandungan.
sedang dokter Nirwan ini spesialis luka dalam dan biasa bekerja bersama dengan perawat Anita dan Fani yang terkenal sangat cekatan.
itulah kenapa kali ini dia beruntung karena Anita bisa ikut dalam acara ini selama seminggu kedepan.
"selamat datang di desa Sukawaras, semoga perjalanan para bapak dokter dan ibu perawat tak terlalu menyiksa," kata pak Ateng yang selalu kepala desa.
"iya pak, perjalanan kami sangat menegangkan, kalau boleh nih mohon maaf bisa kami di antar ke rumah yang seminggu kedepan akan menjadi tempat tinggal kami?" tanya dokter Jay yang memang sudah lelah.
"Monggo dokter," jawab kepala desa itu.
selama menuju ke rumah yang akan di jadikan praktek, mereka banyak menemui wanita di desa.
tapi jarang menemukan sosok pria di dalamnya, "maaf pak, ini yang pria masih bekerja semua ya, padahal sudah jam empat sore," tanya Anita yang merasa aneh.
"iya non, di sini memang lebih banyak wanita yang ada di rumah,karena sebagian besar para pria sedang di kota merantau dan pulangnya seminggu sekali, ada juga yang memilih tinggal di kebun karena takut hasil panennya di ambil orang," kata pak Ateng.
"oh begitu, ya sudah pak nanti tolong hati-hati karena takutnya ada pria mesum yang berkeliaran," kata Fani melirik teman perawatnya.
para rombongan tertawa mendengar itu karena para perawat tau siapa yang di maksud oleh Fani.
ternyata rumahnya di bagi dua, yaitu rumah untuk perempuan dan rumah untuk laki-laki karena di desa ini tak boleh laki-laki dan wanita yang bukan suami istri tinggal bersama.
Anita memilih kamar bersama Fani, dan keduanya langsung memilih merebahkan diri di ranjang.
"aduh pinggang ku akhirnya bisa istirahat dengan baik, setelah perjalanan yang menghabiskan waktu dan tenaga, ya Tuhan desa ini terlalu terpencil," kata Anita yang merasa lelah.
"ini masih mending, kalau punya waktu ikut ke desa ku,di sana malah lebih parah dari sini, karena di tengah perkebunan sawit, ya maklum lah," kata Fani.
"iya iya yang sombong amat punya perkebunan sawit, sudah istirahat gih, nanti malam kita mulai diskusi lagi bukan untuk pengaturan jalannya bakti sosialnya," kata Anita yang langsung menutup mata.
bahkan pesan yang dia kirim pada Sagara kini tak dapat masuk karena di desa itu tak ada sinyal.
Sagara sedang beristirahat karena dia baru saja minum obat yang sudah di berikan oleh dokter.
tapi saat dia istirahat dia melihat tentang masa lalunya yang kejam, bagaimana orang tuanya yang sudah tak berdaya harus di bantai di depan matanya.
bahkan tubuhnya sendiri sudah tak berdaya menghadapi luka-luka yang di alaminya.
dia terus bergerak tapi tak bisa bangun dan tak bisa melakukan apapun.
Virgo menyadari jika Sagara sedang tak baik-baik saja, berusaha membangunkan pria itu hingga tersadar.
"bos kenapa anda seperti ini, itu membuat ku takut," kata Virgo.
"maaf aku mimpi buruk, mimpi masa lalu ku kembali, biasanya aku akan mendapatkan pelukan dari Anita, maaf..." kata pria itu dengan lemah.
Virgo tau jika keputusan ini sangat memberatkan Sagara, bagaimana tidak dia harus pergi jauh dari orang yang bisa membuatnya tetap waras yaitu Anita.
sedang di desa Anita masih terlihat duduk dan bingung melihat semua orang yang menatap mereka dengan takut.
tapi yang aneh, tatapan itu tak berlaku untuk para pria yang datang bersama rombongan mereka.
"mereka ini takut para pria tergoda oleh kita, atau ini hanya perasaan ku," lirih perawat Darra yang sedang berdiri di samping Anita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments