Anita sudah di antar ke sebuah ruangan yang memiliki pintu besar, "silahkan masuk perawat," kata kepala pelayan rumah itu.
"Permisi ya pak, tapi sebenarnya saya bingung harus menjaga orang tua macam apa?" tanya Anita yang masuk kedalam ruangan bersama pria itu.
"Kenapa menyebutku orang tua, apa di matamu aku begitu tua Anita," suara bariton yang membuat Anita syok bukan kepalang.
Bagaimana tidak, suara itu muncul dari sosok pria yang di tolong ya kemarin lalu.
"Apa itu kamu pria aneh," Kata Anita yang langsung menutup mulutnya.
"Kamu harus mengurusku selama satu tahun ini, jadi sekarang mulai bersihkan luka ku," kata Sagara dingin.
"Apa? tapi rumah sakit bilang aku harus menjaga pria cacat, bukan dirimu," kesal Anita yang memang tak mengenal takut.
"Pak Jun tolong tinggalkan kami, karena sekarang sudah ada yang akan merawat ku," kata Sagara.
"Baik tuan," jawab pria itu yang langsung pergi begitu saja.
Anita pun ingin pergi tapi dia tak bisa karena terlanjur menandatangani kontrak, Sagara mendekat ke arah wanita itu.
Tanpa di duga, Sagara langsung mencengkram dagu dari Anita dengan kuat
"Kamu melihat seluruh tubuh ku,dan memberikan ku pakaian busuk itu,apa masih tak mau mengakui itu?" tanya Sagara terlihat geram.
"Siipi ying singiiji, ligi pili Iki tik milihitnyi," jawab Anita yang meluruskan apa yang di pikirkan pria berbadan besar itu.
"Kamu bilang apa?"
Anita dengan kesal menarik tangan Sagara dari dagunya, yang sudah terasa ngilu, "siapa yang sengaja, lagi pula aku tak melihatnya, aku bisa aja membiarkan mu kedinginan tapi aku kan baik jadi aku mengantikan baju mu yang basah, sudah gitu badan kayak monster begitu," kata Anita yang menatap sambil melihat ke wajah Sagara dengan mendongakkan kepalanya
"Kamu mengejek ku?" kata Sagara kesal.
Anita memukul kepalanya karena harus menghadapi pria seperti ini, "aku tak mengejek mu tapi lihat perbandingan tubuh kita, aku bahkan hanya se ketiak mu, padahal tinggi ku seratus lima puluh delapan sentimeter,"
"Cebol, sudah bantu aku membersihkan luka ku," kata Sagara yang langsung menarik tangan gadis itu ke dalam kamarnya.
"Aku bukan cebol, kamu saja yang tiang listrik," kesal Anita yang di hempaskan ke ranjang yang begitu besarnya.
Sagara menelan ludahnya sendiri, saat melihat Anita yang jatuh tertelungkup di ranjang.
Karena pose gadis itu, membuatnya sedikit malu di tambah bentuk tubuh yang berisi dan montok.
Anita segera bangkit dan Sagara duduk di tepi ranjang,Anita mulai membuka peralatan medisnya.
Dia langsung mengobati luka yang di sebabkan oleh kejadian kemarin, untunglah luka itu tak infeksi.
Setelah selesai, Anita ingin pergi karena tugasnya sudah selesai, "Mau kemana," tanya Sagara yang menarik gadis itu hingga jatuh ke pangkuannya.
Bahkan dia memeluk erat pinggang dari Anita dan mendekapnya erat agar tidak bisa kabur.
"Dasar pria tidak sopan, bagaimana kamu memperlakukan gadis seperti ini," suara Anita meninggi dan berusaha mendorong tubuh dari pria yang seenaknya itu
Tanpa di duga, Sagara yang tak tahan malah mencium bibir Anita dengan lancang.
Anita terus memukul dada pria itu tapi tak bisa bergerak, dia sudah hampir kehabisan nafas karena Sagara begitu menuntutnya.
"Kau bodoh,kenapa berciuman seperti itu saja tidak bisa," kata Sagara melihat gadis di pangkuannya itu terengah-engah.
"Kamu bodoh, dasar monster goblok,itu ciuman pertama ku, aku mau mundur dari pekerjaan ini dan lebih baik aku kerja di panti jompo," kata Anita yang terlihat frustasi karena di perlakukan seperti ini oleh orang asing
"kenapa kamu lebih suka di lecehkan oleh pria tua di sana, di bandingkan aku," kata Sagara yang melepaskan Anita.
Plak...
"Kamu bajingan," marah gadis itu yang langsung bergegas pergi, sedang Sagara merasa jika gadis itu sangat menarik, terlebih Anita ini seperti kucing liar yang tak kenal takut.
Anita ingin pergi dari sana, tapi sebuah ucapan menghentikan langkahnya.
"Kamu lupa kontrak yang sudah kamu tanda tangani,jika kamu pergi sebelum satu tahun maka kamu harus membayar denda tiga kali lipat, yaitu sebanyak tiga milyar, sanggup," kata Sagara dari lantai tiga.
"Apa..." kaget Anita yang langsung mencari sumber suara yang sedang tersenyum menang di atas sana.
Lea datang dengan membawa semua barang Anita, "nona Anita, saya sudah membawa semua barang anda," kata gadis itu menaruh tiga tas berukuran besar.
"Kenapa kalian begitu lancang menyentuh barang ku,"kata Anita marah.
"Sudahlah Anita,mau menuruti ku atau aku akan membuat mu membayar denda itu, dan akan berbunga setiap bulannya, seperti hutang yaitu dua persen," kata Sagara yang menakut-nakuti Anita.
Anita berpikir keras, sedang Sagara sudah sampai di lantai bawah, dia memberikan kode pada Lea untuk membawa koper dan tas milik gadis itu ke kamar yang ada di samping kamarnya.
"Aku belum memberikan jawaban," kata Anita.
"Tapi aku bukan pria yang sabaran Anita, kamu tetap di sini,atau aku akan membunuh mu dan meratakan semua rumah sakit dan seluruh pegawainya,aku tinggal memberikan satu perintah dan kamu tak penasaran kenapa direktur rumah sakit itu sendiri yang mengajukan penawaran ini," bisik Sagara yang mendekap pinggang Anita hingga tubuh mereka berdekatan.
"Baiklah tapi berhenti melakukan fisikal touch, aku tak menyukainya, dan di larang melakukan ciuman atau apapun itu karena itu membuatku tak nyaman, dan di larang mafuk ke kamar tanpa izin, dan berusahalah untuk pakai bajumu, kenapa kamu berkeliaran seperti orang gila tak pakai baju seperti ini,"
"Aku rela kamu sebut orang gila,karena dengan begitu aku bisa membuat mu menemaniku di sini sampai kapan mu, benar tidak!" tanya Sagara yang langsung di jawab dengan plototan maut.
Sagara hanya tersenyum dan meminta pak Jun segera mengantarkan wanita itu ke kamarnya.
Sedang Virgo pun mendekati Sagara dengan membawakan jas pria itu, "ada apa Virgo, aku tau jika pasti ada masalah besar,"
"Ada masalah di pabrik produksi di desa bos besar, kita harus mengeceknya secara langsung," kata Virgo menyampaikan informasi itu.
"Kita berangkat, dan minta Lea memastikan perawat ku itu tak kabur," kata Sagara.
"Baik bos," jawab Lea yang kebetulan ada di belakang keduanya.
Sagara dan Virgo berangkat ke desa untuk melakukan pengecekan sendiri, sebenarnya dia malas tapi ini adalah pabrik-pabrik lama milik orang tuanya.
Tentu Sagara tak mau pabrik itu jatuh ke tangan sepupunya yang tamak harta.
"Bos apa kita nanti harus mampir ke tempat nyonya sepuh?"
"Menurut mu aku akan mau kesana setelah apa yang dia pilih dulu,lebih baik aku menganggu perawat baru ku dari pada bertemu dengan nenek tua itu," kata Sagara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments