Bukan Pria Biasa

Bukan Pria Biasa

pria misterius.

Seorang pria berlari dari kejaran para pria berbaju hitam, dia sudah terluka di kepala, tapi dia tak menyerah begitu saja, dia tak menyangka jika kepergiannya untuk menemui gadis yang dia cintai malah berakhir seperti ini.

Dor...

Suara tembakan itu kembali mengenai bahunya, peluru itu bersarang di sana dengan tepat.

"Sialan, aku akan membereskan kalian semua," marah pria itu yang langsung menembak semuanya.

Suara tembakan tidak terdengar karena pria itu menggunakan peredam suara.

Ketiga pria itu sudah jatuh tak bernyawa, dia sedikit merasa lega, dan hujan mulai turun cukup deras.

"Kalian cari Sagara cepat, kita harus membunuhnya," teriak seseorang dari kegelapan malam.

"Sial," maki pria itu yang sudah mulai lemas karena kepalanya juga mulai pusing tak tertahankan.

Dia melihat sebuah rumah dengan keadaan sederhana di daerah terpencil, di sana ada pohon mangga.

Dia pun terpaksa bersembunyi di sana karena rumah itu minim penerangan.

"Kalian cari di sana, cepat!!" teriak para pria itu.

Sagara tak menyangka akan sebanyak ini orang yang mengejarnya.

Dia pun mulai mengisi senjatanya lagi dan mengincar beberapa orang dan mulai menembakinya.

Dan beruntung meski dia terpengaruh obat dan terluka dia bisa membereskan semuanya.

Dia merobek lengan kemejanya, dan kemudian mengikat lukanya agar tak semakin kehilangan banyak darah.

"Argh..." suara Sagara yang berteriak tertahan.

Tanpa terduga seorang gadis keluar dengan payung, dia mencari asal suara tadi dan betapa terkejutnya dia melihat sesosok tubuh tengah bersandar lemah di bawah pohon mangga rumahnya.

"Kamu siapa?" tanya gadis itu ketakutan dan sepertinya ingin teriak.

Tanpa basa-basi Sagara, langsung membekap mulut gadis itu dan menariknya masuk kedalam rumah.

"Dari pada kamu berteriak terus mati, lebih baik bantu aku mengobati luka ku," kata pria itu.

Gadis itu melihat lengan Sagara yang berdarah, dia juga melihat luka di bagian kening pria itu juga.

"Kamu harus ke rumah sakit," katanya.

"Diam saja, obati aku dan jangan banyak bicara," ketus Sagara.

Beruntungnya gadis itu seorang perawat,jadi dia memiliki beberapa alat medis sederhana.

"Baiklah aku akan mencoba mengobatinya," kata gadis itu yang gemetar karena dia baru pertama kali melihat hal seperti ini.

Menyaksikan gadis yang menolongnya itu gemetar takut, Sagara merebut gunting itu dan langsung memasukkannya ke lukanya.

Dia menggigit aku yang dia bulatkan untuk menahan suaranya, dan dengan paksa mengeluarkan peluru itu dari lengannya.

Untunglah peluru itu tak pecah, dan setelah itu gadis itu membersihkan luka dengan air infus.

Baru kemudian menjahit luka pria itu, dan ternyata pria itu pingsan karena tak tahan rasa sakitnya.

Saat pria itu pingsan, dia langsung mengobati dan menjahit luka yang perlu di jahit.

Setelahnya, dia membiarkan pria itu Istirahat, dia juga mengantikan baju pria itu dengan baju kering meski perlu begitu banyak perjuangan.

Terlebih tubuh pria itu sangat besar dan tinggi, sedang dirinya hanya sekecil itu bagi pria itu.

"Siapa namamu pria besar, untunglah aku terbiasa bertugas di rumah sakit." gumam gadis itu.

Dia melihat sebuah tato di lengan dada pria itu sebuah inisial, yaitu huruf A dan K.

"Perkenalkan pria misterius, namaku Anita, Anita Agustin, siapapun nama mu semoga kamu tak membawa masalah untuk ku," kata gadis itu yang langsung membereskan semuanya dan istirahat.

Karena dia harus tidur, senang besok dia harus jaga di IGD, karena jatah liburnya sudah selesai.

Keesokan harinya, Anita mengecek kondisi pria yang dia temukan di depan rumahnya, atau lebih tepatnya pria yang memaksa masuk kedalam rumahnya.

Meski gadis itu belum tau nama pria yang di tolong ya, dia tak keberatan karena dia tak ingin membiarkan seseorang mati di rumahnya.

"Sepertinya panas tubuh mu turun dan lukanya juga aman, aku bisa bekerja dengan tenang, dan setelah ini tolong pergi ya tuan, jika tidak aku bisa dalam masalah karena di kira menyembunyikan seorang pria," kata Anita yang sudah berangkat ke IGD.

Dia meninggalkan bubur dan sebuah pesan di meja untuk pemuda itu, Sagara membuka matanya.

Dia tak menyangka jika gadis yang semalam menolongnya itu,meski sudah di ancam tetap begitu baik.

"Sepertinya mama melindungi ku dari surga, argh... luka sialan ini membuatku kesal saja," kata Sagara bangkit

Tapi dia terkejut melihat pakaian yang melekat di tubuhnya bukan miliknya, tapi cuma sebuah sarung dan kaos partai.

Itu pun lengan kaos itu di potong, "sialan juga gadis ini berani membuatku memakaikan baju seperti ini padaku, dan jika begitu semalam... ah sial... awas kamu gadis menyebalkan," kesal Sagara yang ingat cuma ada gadis itu di rumah.

Dia melihat makanan yang ada di meja dan sebuah surat dan kunci rumah.

"Tuan misterius, sebelum pergi makan terlebih dahulu dan setelah itu taruh piring di wastafel, aku meninggalkan semua barang penting milik mu di kursi depan mu, maaf aku lancang sebelumnya, tapi ponsel mu tidak bisa di buka jadi aku tak bisa menghubungi siapapun,dan jika kamu pergi tolong kunci rumah ku dan taruh kunci itu di bawah keset, ingat itu dari penolong mu, peri cantik baik hati," baca Sagara.

"Dasar gadis aneh, tapi aku akan mengingat kebaikan mu," kata Sagara yang langsung menghubungi seseorang.

Dia juga makan dan melakukan apa yang di suruh oleh Anita, dan setelah anak buahnya datang, dia pun langsung pergi meninggalkan rumah itu.

Beruntung rumah itu jauh dari pemukiman warga, jadi tak menimbulkan omongan atau merepotkan nantinya.

"Tuan besar anda terluka dan anda mengenakan baju apa?"

"Sudah tutup mulut mu, sekarang kita pergi Virgo, dan sepertinya di antara anak buah ku ada penyusup hingga bisa melukaiku yang sudah menyamar semalam," kata Sagara dingin masuk kedalam mobil.

Sedang di sebuah rumah sakit swasta di kota, seorang gadis langsung masuk ke ruang IGD karena ada kecelakaan yang baru saja terjadi.

Karena rumah sakit umum daerah tak bisa menampung semua korban,jadi sebagian korban luka di larikan ke rumah sakit tempat Anita bekerja.

"Anita cepat obati semua pasien dengan luka ringan, aku percaya pada mu," dokter ketua IGD.

"Baik dokter," jawab gadis itu.

Ya dia adalah Anita, meski dia hanya seorang perawat tapi kemampuannya tak kalah dari dokter muda.

Ya gadis dengan IQ seratus empat puluh lima itu memang memiliki kemampuan dari orang biasa.

Sebenarnya dia ingin jadi dokter, tapi atas permintaan ibunya yang tak mengizinkan dirinya menjadi dokter.

tapi cukup menjadi perawat yang bisa lebih dekat dengan pasien yang sedang di rawat intensif.

Terpopuler

Comments

Rizqitaaa 🍓

Rizqitaaa 🍓

ngakak....kaos partai dan sarung 😂😂

2024-02-18

1

Meri mar

Meri mar

awal yg menarik.... 👍👍

2023-05-26

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!