tak peduli

Anita bangun dan merasa kakinya mati rasa, tapi dia tak berani bergerak karena takut jika akan menganggu Sagara yang pura-pura istirahat.

Karena sudah kebelet jadi dia memutuskan memindahkan kepala Sagara ke bantal.

Dan dia berjalan tertatih untuk ke kamar mandi di kamarnya, yang memang bersebelahan dengan kamar Sagara.

Dia juga memutuskan untuk mandi karena dia merasa tubuhnya tak nyaman.

sedang Sagara juga memilih untuk mengaduk tubuhnya yang berkeringat dan mulai normal.

meski di tangannya masih terpasang infus dia tak peduli, dan setelah mandi dia duduk dan membuka laptopnya.

Pak Jun datang bersama bibi Ami dan bibi Lia untuk mengantikan sprei yang kotor.

"Pak Jun jika bertemu suster Anita tolong minta dia segera datang ke kamar ku jarena aku ingin mengatakan sesuatu," kata Sagara yang sudah fokus bekerja.

"Iya tuan,tapi mungkin sekarang suster Anita sedang membuat sarapan untuk anda, karena dia sangat menjaga setiap nutrisi yang Anda konsumsi," kata pak Jun yang ternyata benar.

Wanita itu datang membawa troli makanan dan juga alat-alat kesehatan dari lantai dua.

"Selamat pagi tuan, bukannya anda istirahat kenapa malah sudah bekerja, apa tangan tuan tak sakit karena masih ada Jarum infus," tanya suster Anita yang langsung mengganti cairan infus yang habis itu.

"Ayolah aku sudah tak apa, kenapa kamu begitu khawatir," kata Sagara mencoba berbohong.

"Hentikan berbohong tuan,tekanan darah anda masih rendah, sekarang kita sarapan dulu dan Yuan tolong istirahat karena luka tembak dan ada beberapa luka memar juga jadi saya mohon," kata suster Anita.

"Kamu kenapa, biasanya kamu akan mengomel padaku seperti burung yang habis makan pisang, tapi hari ini aku melihat ku seperti orang lain," tanya Sagara yang melihat gadis itu berubah dan dia menyadarinya.

"Maaf tuan, saya hanya menyadari tempat saya yang hanya seorang perawat, bukan hal saya untuk bersikap sombong dan memarahi anda," jawab Anita yang langsung meninggalkan sarapan milik pria itu.

Pak Jun juga merasa jika ini bukan Anita, tapi mungkin sesuatu sudah terjadi dan membuat gadis muda ini berubah.

"Tunggu dulu, sebagai suster yang merawat ku,bukankah tugas mu untuk menyuapi ku," kata Sagara yang tak suka mengunakan tangannya saat ini.

Anita pun menghela nafas, dan menoleh ke arah Sagara, "kenapa tidak meminta calon istri tuan saja yang menyuapi anda, karena saya tak mau di sebut jadi pelakor atau apapun itu," marah gadis itu pergi begitu saja.

"Berhenti di sana, pak Jun seret Anita kemari dan panggil semua orang ke depan kamar, aku ingin tau siapa yang berani mengusik perawat pribadiku," kata Sagara marah besar.

"Baik tuan," jawab pak Jun.

Pria sepuh itu juga bukan sembarangan, jadi dia langsung menyeret Anita kembali ke kamar untuk menyuapi Sagara.

Dan dia mengumpulkan semua orang termasuk Sera, Lea dan juga Virgo.

Mereka semua berkumpul hingga membuat dua Shaft dengan sekitaran ada enam belas orang di sana.

Di dalam kamar, Sagara menatap susternya itu dengan penasaran, "siapa yang berani mengatakan hal buruk itu, kenapa kamu tidak menamparnya, jika memang itu tak benar, karena aku tak tertarik menikah,"

"Kamu yakin tuan, padahal dia sudah sangat sombong dan berani membentak semua pelayan karena mengabaikannya," kata suster Anita.

"Tentu saja, dan kamu harus ingat satu-satunya orang yang harus kamu turuti adalah aku jadi jangan lemah saat seseorang menggertak mu, tapi gertak balik orang itu," kata Sagara yang di angguki oleh Anita.

Sedang Sera tak tahan karena di minta menunggu dengan para pelayan, dia merasa jika dia memiliki status lebih tinggi bahkan sati Virgo dan Lea.

Dia ingin masuk tapi pak Jun menghalanginya, "mau kemana nona, tanpa izin dari tuan, tidak ada satu pun orang yang bisa memasuki kamar pribadi beliau," kata pak Jun.

"Apa, kamu gila, aku adalah orang yang begitu dia lindungi, jadi aku berhak untuk masuk kemana pun itu, dan jangan lupa siapa dirimu ini, dasar pria tua," marah Sera.

"Siapa kamu berani menghina pak Jun,bahkan kamu saja tak sebanding dengan debu di sepatunya, karena dia adalah orang yang sudah menyelamatkan hidup ku, jadi jaga bicara ku Sera!" bentak Sagara yang keluar dengan mengunakan kursi roda.

Semua orang kaget melihat itu, pasalnya Sagara terluka seperti apa hingga harus mengunakan kursi roda seperti ini.

"Tapi aku adalah pewaris dari ilmu racun, jadi kamu pasti membutuhkan ku, lagi pula pria ini sebentar lagi akan mati," kata Sera tanpa bisa mengerem mulutnya.

Tanpa di duga, suster Anita maju dan langsung menampar Sera dengan keras di kedua pipinya.

"Aku sudah di izinkan menampar siapapun yang berani menghina ku,karena di sini aku bekerja merawat tuan Sagara,bukan jadi korban omongan busuk mu," kata suster Anita yang mengejutkan semua orang.

"Aku akan membuat mu menyesalinya!" teriak Sera yang ingin meracuni Anita.

Tapi sayangnya Anita juga bukan gadis biasa, dia menangkap tangan Sera dan membalik melukai dirinya sendiri dengan racun itu.

"Sekarang rasakan racun mu, bukankah racun itu tadi yang kamu berikan pada seorang pelayan di sini kan, dia itu Ratna, gadis yang berjuang demi keluarganya, dan kamu dengan lancang melukainya hanya karena tak sengaja menabrak mu, sekarang rasakan racun mu itu," kata suster Anita

Sagara tersenyum menyeringai, dia tak menyangka suster yang dia pekerjakan ini memiliki sifat sama dengan dirinya.

"Kamu, akan ku balas nanti," kata Sera yang ingin lari mengambil penawar racun.

"Bos, jika dia mati kita akan kehilangan senjata terbesar kita," kata Virgo.

"Untuk racun pelumpuh saraf aku juga menguasainya, mau coba," tanya suster Anita mengarahkan jarum perak ke leher Virgo.

"Kamu bercanda, kamu itu seorang suster," kata Virgo tak percaya.

Anita menoleh ke arah Sagara yang mengangguk, benar saja saat jarum itu menyentuh tubuh Virgo.

Pria itu langsung jatuh dan tak berdaya, Lea yang melihat itu panik bukan main, pasalnya pria yang dua cintai bisa tak berdaya seperti ini.

"Apa ini, Anita tolong jangan lukai dia, ya aku saja belum sempat memperkosanya," kata Lea.

"Apa!! dasar gadis gila kenapa kamu mengejar pria yang tak melihat mu, sekarang jika dia begini kamu bebas menciumnya, lakukan saja dulu,baru nanti aku bangunkan dia," kata anura yang membuat semua orang menahan tawa.

Sedang di kamarnya, Sera tak bisa mengobati dirinya, bukankah itu hanya racun sederhana.

Kenapa sekarang malah seperti ini, bahkan penawarnya saja tak bisa menyembuhkan dirinya.

Terpopuler

Comments

Nyoman Gunada

Nyoman Gunada

ada saja kesalahan disetiap bab , sebutan nama,

2023-06-28

1

Astuti Setiorini

Astuti Setiorini

anita bukan suster biasa keren..

2023-05-07

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2023-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!