Raditya benar-benar mengajak Lauren ke tempat tukang bakso yang diinginkan oleh wanita itu. Bersyukur, tempatnya tidak terlalu ramai karena belum jam makan siang hingga mereka tidak perlu mengantre dan berdesakan untuk mencari tempat duduk.
"Rasanya enak banget." Lauren menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.
Raditya tersenyum menatap Lauren yang makan dengan lahap.
"Kakak menyukainya?"
"Tentu saja. Ini adalah makanan favoritku," jawab Lauren sambil melirik Raditya.
"Makanan favorit Kakak ... bakso?" Raditya merasa heran. Wanita berwajah cantik dengan bentuk tubuh bak model itu menyukai bakso?
"Kenapa memangnya? Kamu tidak suka dengan makanan favoritku?"
"Tidak begitu. Kakak sangat menyukai bakso, tapi bentuk tubuh Kakak tetap bagus. Padahal ini 'kan makanan berlemak." Raditya mengungkapkan pendapatnya.
"Aku tidak bisa gemuk meskipun aku makan makanan yang berlemak dalam jumlah banyak," jawab Lauren.
"Kok bisa?"
"Entahlah! Aku juga nggak ngerti. Teman-temanku sangat iri karena mereka tahu kalau aku banyak makan dan juga ngemil, tapi bentuk tubuh aku tetap ideal."
Raditya tersenyum mendengar ucapan Lauren.
"Tapi entah kalau aku sudah melahirkan nanti. Biasanya, kalau orang hamil dan setelah melahirkan, bentuk tubuhnya akan bertambah," lanjut Lauren. Wanita itu kemudian menunjukkan mangkok baksonya yang telah kosong.
"Aku mau nambah. Perutku masih lapar," ucap Lauren membuat Raditya tertawa kecil.
"Pesen aja lagi. Kakak makan sampai kenyang. Kalau sampai di rumah, Kakak susah banget disuruh makan." Raditya menyelipkan rambut Lauren ke belakang telinga.
Raditya kemudian memesan satu mangkok bakso lagi untuk istrinya.
Setelah puas makan bakso, Raditya mengajak Lauren mampir ke toko milik Pratama. Raditya sudah lama tidak bertemu dengan sang papa.
Setelah pernikahan dan akhirnya memutuskan untuk tinggal di rumah baru sebulan yang lalu, Raditya dan Lauren belum menemui Pratama lagi.
"Papa!" Lauren memanggil Pratama yang sedang sibuk di ruangannya.
"Lauren!" Pratama sangat terkejut saat melihat Lauren datang menemuinya.
"Sayang, kamu datang, Nak?" Pratama memeluk putrinya dengan perasaan bahagia.
"Papa pikir kamu melupakan Papa karena sudah ada Raditya yang menjagamu," ucap Pratama menggoda Lauren.
Lauren berdecak kesal mendengar ucapan papanya. Perempuan hamil itu melepaskan pelukannya.
"Mana mungkin aku melupakan Papa aku sendiri hanya karena dia. Papa lupa, kalau aku menikah dengannya karena terpaksa. Aku akan meninggalkan dia setelah anak ini lahir."
"Eren, kenapa kamu bicara seperti itu? Setelah anak ini lahir, dia butuh ayah dan ibunya. Memangnya kamu mau, orang-orang menganggap anak kamu nggak punya ayah?" Pratama menatap wajah Lauren yang berubah sedih. Sedangkan Raditya hanya bisa mengembuskan napas panjang saat mendengar semua ucapan Lauren.
"Aku benci sama Radit, Pa. Aku tidak mungkin tinggal lama-lama sama orang yang aku benci 'kan, Pa?" Lauren menatap Pratama dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Eren, semua yang terjadi padamu adalah takdir Tuhan. Kita tidak bisa menolak apa yang sudah Tuhan gariskan untuk kita. Kamu tidak bisa berpisah dengan Raditya setelah anak ini lahir. Kasihan anakmu nanti karena tidak mempunyai kedua orang tua yang utuh."
"Papa ...." Lauren menangis di pelukan Pratama.
"Raditya juga putra papa. Papa sangat tahu bagaimana dia. Raditya memang pernah melakukan kesalahan, tapi papa yakin, dia tidak akan melakukan hal bodoh untuk kedua kalinya.
Jika benar dia melakukan kesalahan yang sama seperti yang pernah dia lakukan pada Dara, maka, papa sendiri yang akan menghukumnya." Lauren menangis mendengar ucapan sang papa.
"Tapi aku masih membencinya, Pa. Seumur hidup, aku tidak bisa melupakan peristiwa malam itu. Aku juga tidak bisa memaafkannya, Pa. Aku–"
"Kakak, aku tahu aku bersalah padamu. Tapi aku berjanji padamu, aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti dulu. Aku ingin merawat anak kita bersama-sama. Aku mohon, beri aku kesempatan untuk tetap bersama dengan kakak menjalani pernikahan ini."
"Tapi aku membencimu, Radit. Aku–"
"Tidak masalah kalau Kakak membenciku. Asalkan Kakak tetap menjalani pernikahan ini denganku, aku rela menerima semua kebencian Kakak padaku."
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Junida Susilo
jangan terlalu yakin dgn perasaan benci mu pada Radit hEren..bisa jadi apa yg kamu benci bisa jadi itu yg paling kamu cinta,... Allah maha membolak balik hati manusia, perbedaan cinta dan benci itu setipis kulit ari
2023-04-23
2
Toto Suharto
karma kamu ga tanggung tanggung raditya disaat kamu berubah eh dapat istrinya kerasnya kaya batu...banyakin sabar dan elus dada raditya..
2023-04-20
1
Kendarsih Keken
Yang sabar Dit , seiring berjalan nya waktu semua akan baik2 saja
Pepatah berkata cinta datang karena biasa
2023-04-20
2