Lauren sedang menonton film di kamarnya. Aktifitas yang kini rutin dia lakukan setelah resmi menjadi pengangguran karena sang papa tidak mengizinkan dia bekerja lagi di toko.
Semua pekerjaan Lauren di toko sudah dialihkan pada orang kepercayaan papanya. Meskipun tidak setuju dengan keputusan sepihak sang papa, Lauren tetap menurut.
Biar bagaimanapun, Lauren merasa beruntung dan berterima kasih karena semua orang memperhatikan kehamilannya.
"Kak, aku mau ke kantor sebentar. Ada meeting yang mengharuskan aku hadir di sana." Raditya menatap istrinya yang tetap fokus pada layar datar itu.
"Apa Kakak mau nitip sesuatu?" lanjut Raditya yang membuat Lauren langsung menoleh ke arahnya.
Perempuan hamil itu menelan saliva saat mendengar ucapan Raditya. Tangannya menunjuk ke arah layar televisi yang sedang ia tonton.
"Aku pengen makan itu." Lauren menunjuk makanan yang terpampang jelas pada layar televisi.
Lauren sedang melihat adegan yang memperlihatkan seseorang sedang makan bakso.
"Bakso?" Raditya mengerutkan keningnya. Lauren mengangguk.
"Kakak ingin makan itu?" Lauren kembali mengangguk.
"Baiklah! Sepulang meeting nanti aku–"
"Tapi aku ingin makan di tempatnya langsung," potong Lauren.
Raditya menoleh ke arah wanita itu.
"Aku ada meet–"
"Aku ikut ke kantor kamu." Lauren kembali menyela ucapan Raditya.
"Kakak yakin? Kuat jalan emang?" Raditya menghampiri sang istri dan merapikan rambut Lauren yang berantakan.
"Katanya Kakak males ngapa-ngapain? Ini aja belum mandi 'kan?"
Lauren meringis mendengar ucapan Raditya. Sedari kemarin, ia malas melakukan apapun. Kerajaannya hanya tiduran di atas kasur sambil makan camilan dan nonton drama kesukaannya.
"Pokoknya aku mau ikut. Aku mau makan bakso di dekat toko papa."
"Baiklah, kalau Kakak memang mau ikut, siap-siap saja sekarang." Raditya mengacak rambut Lauren gemas.
"Jangan menyentuhku!" Lauren menatap Raditya dengan muka cemberut membuat Raditya terkekeh.
"Nyentuh istri sendiri masa nggak boleh."
"Aku menikah denganmu karena terpaksa!" Lauren bersungut-sungut mendengar ucapan Raditya.
Wanita itu bangkit dari ranjang. Namun, karena terburu-buru, hampir saja dia terjatuh.
"Hati-hati." Raditya menahan tubuh Lauren. Wanita hamil itu sedikit terkejut kemudian mendongak menatap Raditya.
"Untung nggak jatuh." Lauren tampak kaget. Wanita itu mengusap perutnya.
"Mulai sekarang, Kakak harus hati-hati, jangan ceroboh. Aku tahu, pernikahan kita bukanlah pernikahan yang kita inginkan, tetapi, anak kita tidak bersalah. Kita harus menjaganya sepenuh hati." Raditya ikut mengusap perut Lauren.
Lauren mengangguk. Meskipun dia sangat membenci Raditya karena insiden malam itu, tetapi, yang diucapkan oleh Raditya memang benar. Anak dalam kandungannya tidak bersalah. Ia berjanji akan merawat dan menjaga anak dalam kandungannya.
"Besok jadwal kita ke dokter. Kamu jangan lupa."
"Mm."
Lauren beranjak dari hadapan Raditya menuju kamar mandi.
"Jangan lama-lama, Kak!"
***
Raditya sudah sampai ke kantor. Lelaki itu berjalan beriringan bersama dengan Lauren yang terlihat sangat cantik. Raditya memaksa perempuan itu berdandan meskipun dengan sedikit paksaan.
Entah kenapa, sejak hamil Lauren merasa malas untuk berdandan. Wanita itu bahkan malas hanya untuk sekedar mandi.
"Kakak tunggu di sini saja, selesai meeting kita akan pergi ke tempat tukang bakso sekalian ketemu papa," ucap Raditya. Meskipun dia merasa heran. Dari sekian banyak makanan, kenapa harus bakso yang Lauren inginkan?
Raditya bahkan mampu membelikan makanan paling mahal untuk Lauren. Tetapi, jika yang diinginkan Lauren adalah bakso, ia juga tidak bisa memaksa wanita hamil itu untuk memakan yang lainnya bukan?
Siapa tahu saja, saat ini Lauren sedang mengidam. Bukankah orang hamil biasanya kelakuannya memang aneh-aneh?
"Kalau bosan, pindah saja ke dalam ruangan itu." Raditya menunjuk ke arah pintu yang berada dalam ruangannya.
Lauren kembali mengangguk.
Raditya kemudian keluar dari ruangannya. Namun, sebelum lelaki itu menghilang dari pintu, Lauren mengatakan sesuatu yang membuat hatinya menghangat.
"Jangan lama-lama! Aku takut anakmu ngiler jika kemauannya tidak cepat dituruti!"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Toto Suharto
jangan lama lama nanti aku kangen...harusnya ngomongnya gitu lauren pasti raditya ga jadi pergi malah senyam senyum nanti🤣🤣🤣
2023-04-20
2
HenyNur
sabar ya dit Eren kayanya sudah mulai luluh
2023-04-18
0
Diana Susanti
lanjut kak mantab 👍👍👍👍👍
2023-04-18
0