Sepulangnya dari kantor urusan agama, mereka menuju sebuah restoran untuk merayakan pernikahan Raditya dan Lauren.
Galang yang menyiapkan semuanya. Setelah Pratama menceritakan masalah yang terjadi pada Raditya dan Lauren, pria yang merupakan ayah kandung dari Raditya itu kemudian menyewa memesan tempat di restoran mahal untuk merayakan pernikahan putranya.
Galang juga sudah menyewa kamar hotel untuk Raditya dan Lauren untuk menikmati malam pengantin mereka. Selain itu, Galang juga sudah menyiapkan hadiah lain untuk sepasang pengantin baru itu.
"Terima kasih sudah repot-repot mengurus semuanya," ucap Pratama saat mereka sampai di restoran.
"Saya hanya tinggal duduk manis saja, Pak. Mereka semua yang mempersiapkan," jawab Galang sambil tersenyum.
"Kali ini kita hanya merayakan pernikahan anak-anak kita dengan makan bersama. Suatu saat, jika mereka sudah siap, saya akan menggelar resepsi yang mewah untuk pernikahan mereka." Galang menatap Raditya dan Lauren secara bergantian.
"Eren, saya minta maaf atas semua kejadian yang menimpamu akibat ulah Raditya. Saya harap, kamu menerima Raditya sebagai suamimu, meskipun itu sangat sulit buat kamu." Galang mengusap kepala Lauren. Wanita itu mengangguk sebagai jawaban dari kata-kata yang diucapkan oleh Galang.
"Aku ikut berbahagia atas pernikahan kalian," ucap Monika membuat Raditya dan Lauren tersenyum. Mereka berdua sudah sepakat, berpura-pura menerima pernikahan itu di depan semua orang.
"Semoga kita cepat menyusul ya, Ken," ucap Monika pada Kenzi yang tersenyum sambil menatapnya penuh cinta.
"Iya. Setelah kamu selesai ujian, aku akan melamarmu."
"Benarkah?" Kedua manik mata Monika membola mendengar ucapan kekasihnya.
"Kamu masih sekolah, Monik. Kenapa kamu sudah memikirkan tentang pernikahan?" Pratama menatap putrinya dan kekasihnya itu dengan tatapan tajam.
"Aku ingin menikah muda, Pa," celetuk Monika membuat semua orang tersenyum mendengar ucapannya.
"Kamu itu harus belajar yang rajin biar lulus dengan nilai yang bagus. Setelah itu, kamu harus kuliah sesuai keinginan kamu." Pratama menasehati.
"Ken bilang, aku tetap boleh kuliah meskipun aku sudah menikah. Iya, 'kan, Sayang?"
Wajah imut Kenzi tersenyum menanggapi ucapan kekasihnya.
"Kalian ini, masih sekolah tapi sudah berpikir ingin menikah. Kalian pikir kalian sudah pantas menikah?"
"Umur saya sudah dua puluh lima tahun, Om. Saya sudah bekerja dan mempunyai penghasilan tetap. Saya berjanji tetap akan memberikan kebebasan pada Monika untuk melanjutkan pendidikannya asalkan dia tetap bertanggung jawab sebagai istri," jelas Kenzi membuat semua orang kini menatapnya dengan terkejut.
"Kamu bukan teman sekolahnya Monika?" Raditya sangat terkejut saat pria di samping adiknya itu mengatakan kalau dia sudah berumur dua puluh lima tahun. Hanya selisih dua tahun darinya.
"Kenzi ini guru di sekolah aku, Kak?"
"Hah?"
Semua orang kembali terkejut. Sedangkan Galang tersenyum. Lelaki itu berbisik pada Pratama yang masih terbengong menatap kekasih putrinya.
"Sepertinya, sebentar lagi kamu akan punya menantu baru lagi."
Galang tertawa, sementara Pratama menghela napas panjang. Tidak menyangka kalau putrinya yang baru berusia delapan belas tahun itu ternyata berpacaran dengan laki-laki yang usianya terpaut tujuh tahun darinya. Lelaki itu bahkan merupakan gurunya sendiri.
"Jadi, kamu pacaran dengan gurumu sendiri?" Lauren yang sedari tadi cukup terkejut pun akhirnya bersuara.
Monika mengangguk sambil tersenyum malu.
"Tapi kenapa pacarmu itu wajahnya tidak jauh beda denganmu? Kalian berdua seperti seumuran?"
"Kenzi wajahnya memang imut Kak. Awet muda. Semua orang juga tidak ada yang tahu kalau umur kita selisih tujuh tahun," jawab Monika dengan bangga.
"Saya mohon izin sama Om Pratama, untuk melamar Monika setelah ujian kelulusan selesai." Kenzi tanpa basa-basi mempergunakan kesempatan itu untuk mengungkapkan niat baiknya untuk melamar kekasihnya.
"Sepertinya kau terlalu percaya diri, Pak Guru." Pratama menatap sinis. Dia masih belum menerima kalau putrinya sudah mempunyai tambatan hati yang benar-benar serius menjadikan putrinya sebagai istri.
Sementara itu, Kenzi tersenyum canggung mendengar jawaban Pratama. Sepertinya dia akan berjuang keras untuk mendapatkan hati calon mertuanya itu.
***
Setelah makan siang berakhir, Raditya dan Lauren menuju hotel. Sekali lagi, mereka tidak bisa menolak dan berpura-pura menerima agar mereka tidak mengecewakan Pratama dan juga Galang.
Selain hadiah menginap di hotel, Galang juga memberikan hadiah sebuah rumah pada sepasang pengantin baru itu. Lauren sempat menolak karena menurutnya itu terlalu berlebihan. Namun, Galang tentu tidak bisa menerima penolakan. Lelaki paruh baya itu tetap memaksa Lauren dan Raditya untuk menerima rumah baru itu sebagai hadiah pernikahan mereka.
Lauren dan Raditya masuk ke dalam kamar hotel. Mereka berdua menatap takjub dekorasi kamar pengantin mereka. Benar-benar indah. Andai saja mereka menikah karena cinta, Lauren sudah dipastikan akan langsung memeluk Raditya sekarang.
Sayangnya, pernikahan mereka terjadi karena terpaksa. Mereka bahkan tidak saling mencintai sama sekali. Lauren sangat membenci Raditya sementara Raditya hanya mempunyai rasa bersalah yang besar terhadap Lauren.
"Jangan harap aku akan melakukan sesuatu yang ada dalam kepalamu sekarang!" ucap Lauren ketus.
"Memangnya apa yang kupikirkan sekarang?" Raditya menatap Lauren yang terlihat sangat cantik.
"Malam pengantin!"
Raditya terkekeh mendengar ucapan kakaknya. Eh, Ralat! Istri bukan Kakak. Kakak tiri yang berubah status menjadi istri.
"Aku tidak akan meminta hakku sampai kamu mau menerimaku sebagai suamimu, Kak. Aku berjanji padamu."
"Baguslah kalau kamu sadar!"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ade Suharto
lauren jangan galak sama radit nanti baby malah mau dekat terus sama bapaknya
2023-04-13
1
Deetje Fenny Ratumbanua New
eren nnt kalu ngidam tubuhnya Raditia baru lo kapo ya cari si Radit huahaaa
2023-04-13
0
Junida Susilo
pasti lucu nih kisah mereka 😍😍
2023-04-12
0