Raditya sangat panik saat mengukur suhu tubuh Lauren. Wanita itu mengalami demam tinggi. Lelaki itu kemudian mengambil obat penurun panas.
Raditya juga menyiapkan air dan handuk untuk mengompres Lauren. Lelaki itu memeras handuk kemudian meletakkannya pada kening Lauren.
Sebelum Raditya memberikan obat penurun panas lelaki itu berlari ke arah dapur. Raditya membuat sarapan terlebih dahulu agar Lauren bisa meminum obat.
Dengan cekatan Raditya membuat sup ayam. Lelaki itu masih ingat saat dirinya merawat Dara saat istrinya itu terserang demam. Jangan lupakan tingkah laku Raditya yang memang selalu bersikap baik dengan Dara meskipun lelaki itu mengkhianatinya.
Raditya bolak-balik ke kamar dapur. Lelaki itu balik lagi ke kamar untuk mengompres Lauren kemudian kembali lagi ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.
Tidak berapa lama kemudian, masakan Raditya sudah matang. Lelaki itu membawanya masuk ke dalam kamar.
"Kak Lauren, Kakak makan dulu, habis itu minum obat," ucap Raditya pelan.
Lauren terdiam tak menanggapi ucapan Raditya. Kepalanya terasa berdenyut. Tubuhnya terasa panas, tetapi, ia merasa kedinginan.
Raditya membantu Lauren untuk duduk. Lauren menurut. Gadis yang baru saja direnggut keperawanannya secara paksa itu hanya diam dengan perlakuan Raditya.
Lauren membuka mulutnya saat Raditya menyuapinya. Tubuh wanita itu masih berbalut selimut tanpa mengenakan apapun di dalamnya.
Raditya meringis saat melihat begitu banyaknya tanda merah di bagian leher dan pundak Lauren. Rasanya, Raditya ingin menangis sekarang. Bagaimana bisa dia begitu tega memperlakukan Lauren seperti itu?
"Maafkan aku. Sungguh! Semalam aku benar-benar tidak sadar." Raditya meneteskan air mata. Sementara itu, Lauren berhenti mengunyah. Air matanya kembali turun karena ucapan Raditya mengingatkannya pada peristiwa semalam.
Raditya mengusap air matanya dengan kasar kemudian kembali menyuapi Lauren. Tetapi, wanita itu menepisnya.
Lauren tidak lagi mau menerima suapan dari Raditya. Wanita itu bermaksud kembali membaringkan tubuhnya. Akan tetapi, Raditya mencegahnya. Lelaki itu memberikan obat penurun panas pada Lauren.
"Minumlah! Agar demamnya segera turun." Raditya memberikan air putih pada Lauren.
Wanita itu menurut. Setelah meminum obat, Lauren kembali merebahkan tubuhnya yang terasa sakit. Apalagi, pada area sensitifnya.
Namun, detik berikutnya, wanita itu mencoba bangun dengan susah payah. Ia memegangi selimutnya agar tidak merosot.
"Kakak mau kemana?"
Raditya yang melihat Lauren kesusahan, berniat membantunya.
"Aku mau ke kamar mandi," ucap Lauren tanpa melihat ke arah Raditya.
"Aku akan membantu Kakak." Tanpa meminta persetujuan Lauren, Raditya menggendong tubuh Lauren menuju kamar mandi.
Lauren yang tidak bisa berbuat apapun tidak protes saat Raditya menggendong tubuhnya. Lelaki itu menurunkan Lauren di dalam kamar mandi.
"Hati-hati, takut kamu jatuh. Tubuhmu masih lemah."
Lauren menatap tajam ke arah Raditya. Tubuhnya memang masih lemah. Kepalanya bahkan terasa berputar. Namun, Lauren bersikeras.
Akan tetapi, detik berikutnya tubuh Lauren benar-benar limbung. Wanita itu hampir terjatuh seandainya Raditya tidak menahannya.
Lelaki itu mendudukkan Lauren di atas closet. Lelaki itu sudah menyingkirkan selimut tebal yang menutupi tubuh Lauren hingga wanita itu tidak memakai apapun sekarang.
Lauren hanya pasrah dengan tubuh gemetar kedinginan. Dia sedari tadi menahan pipis. Lauren tidak kuat lagi karena itu ia membiarkan Raditya menyingkir selimut tebal yang menyusahkannya. Toh! Semalam laki-laki itu juga sudah melihatnya.
Raditya bergegas keluar kamar mandi sambil membawa selimut. Lelaki itu dengan cepat keluar dari kamar mandi untuk mengambil handuk dan pakaian untuk Lauren.
Lauren sudah selesai saat Raditya sampai di kamar mandi sambil membawa handuk. Adik tirinya itu langsung membungkus tubuhnya dengan handuk kemudian kembali menggendong Lauren dan mendudukkannya di sofa.
Tubuh Lauren masih terasa panas dan menggigil. Raditya segera memakaikan kaos miliknya yang kebesaran pada Lauren.
"Kakak tunggu di sini sebentar. Aku akan membereskan tempat tidur terlebih dahulu." Tanpa menunggu jawaban dari Lauren, Raditya langsung membuka kain sprei. Hatinya bergetar saat melihat noda merah darah di atas kain sprei berwarna putih tersebut.
Lelaki itu kemudian dengan cepat mengganti dengan kain sprei yang baru. Kemudian kembali menggendong Lauren dan membaringkannya di tempat tidur yang sudah terlihat rapi.
Lauren meringkuk. Tubuhnya menggigil. Raditya yang berada di samping perempuan itu memeluk tubuh Lauren kemudian menumpahkan tangisnya.
"Maafkan aku, Kak. Aku sungguh tidak sengaja. Semalam aku mabuk. Aku tidak ingat apapun. Maaf!" Raditya terisak sambil terus memeluk Lauren.
"Maafkan aku."
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sinta anti
akhrny launching juga ceritany
2023-05-02
2
Ade Suharto
nikahkan lauren radit
2023-04-12
0
Kendarsih Keken
jangan hanya menyesal dan menangis saja Dit , harus di filir kan kedepan nya bagaimana dan akan seperti apa
2023-04-10
0