"Pak Rangga..." tiba-tiba saja seorang perempuan menghampiri meja Rangga dan Nara.
Sontak Nara dan Rangga menoleh kearah perempuan itu. Mata Rangga membulat lebar melihat perempuan itu, sedangkan Nara malah mengernyitkan keningnya.
Ya, perempuan itu adalah Erika.
Sebenarnya Rangga datang bersama dengan Erika ke restoran Jepang itu, karena Erika yang ngidam ingin makan makanan Jepang tapi Erika tidak mau Rangga yang datang membawakan melainkan mereka harus membeli bersama.
"Maaf Pak, udah ditunggu sama orang-orang di kantor." ucap Erika.
"Dia siapa, Mas?" tanya Nara.
"Ini-"
"Saya asistennya Pak Rangga, Bu. Perkenalkan saya Riri." Erika langsung memotong kata-kata Rangga dan memperkenalkan dirinya langsung pada Nara sambil menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Nara. Erika sengaja tidak menyebutkan nama aslinya dan hanya menyebutkan nama panggilan sehari-harinya di keluarga.
Nara mengernyitkan keningnya heran, meski heran tapi tetap saja Nara menyambut uluran tangan Erika.
"Kinara, istrinya Pak Rangga. Kamu tau kan saya istrinya bos kamu?"
"Iya Bu, saya tau kan ada foto ibu dimeja kerja Pak Rangga." jawab Erika asal karena dia tidak pernah pergi ke kantor Rangga, jawaban Erika hanya berdasarkan pengalamannya menjadi asisten Pak Adam, dimana Erika melihat foto istri Pak Adam yang di pajang di meja kerja Pak Adam.
"Oh..." Nara hanya membulatkan mulutnya.
"Kamu asistennya, tapi kok malah bos kamu yang ngantri makanan?" tanya Nara dengan tatapan mengintimidasi.
Jujur, Nara tidak menyukai Erika karena saat ini Erika berpakaian sangat minim, dengan memakai dres yang sangat ketat dan sangat pendek. Baru ini Nara melihat karyawan Rangga yang berpakaian seperti itu.
"Mmm..."
"Tadi dia lagi telponan sama customer Sayang, makanya aku yang ngantri." malah Rangga yang menjawab.
Rangga melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Udah mau jam setengah dua Sayang, yuk aku anter kamu ke mobil kamu." ucap Rangga sambil berdiri dari duduknya.
"Ri, ini nomor antriannya, denger yah." ucap Rangga sambil memberikan struk pembayaran yang juga sekaligus nomor antrian.
Rangga pun melipat kembali rekening koran yang masih ada dimeja lalu memberikannya pada Nara. Nara pun memasukkan rekening koran itu di tas-nya lalu berdiri dari duduknya.
"Saya duluan yah. Oh iya satu lagi, lain kali kalau pergi ke kantor jangan pake pakaian kayak gitu yah. Kamu kan disana jualan mobil, bukan jual diri." ucap Nara.
Blush... Wajah Erika merah seketika mendengar teguran Nara. Ingin sekali rasanya Erika mencakar-cakar wajah Nara.
Setelah mengatakan itu Nara pun menggandeng Rangga dan mereka pun berjalan menuju parkiran tempat mobil Nara terparkir.
Dasar perempuan mandul! Udah mandul sok berkuasa lagi! Lihat aja, akan aku buat Rangga bertekuk lutut sama aku dan ninggalin perempuan mandul kayak kamu!
Gumam Erika dalam hati sambil terus menatap kepergian Nara dan Rangga penuh kebencian.
Sesampainya di mobil Nara, Nara pun langsung melayangkan protesnya pada Rangga.
"Sejak kapan perempuan itu kerja sama kamu Mas?" tanya Nara.
"Baru dua bulan kalau gak salah ingat." jawab Rangga sedikit gugup.
"Terus selama dia kerja sama kamu, pakaian dia seperti itu terus? Dan kamu gak tegur dia?" tanya Nara.
"Aku gak perhatiin Sayang. Lagian pakaiannya masih normal kok menurut aku." jawab Rangga.
"Itu menurut kamu, tapi gak menurut aku! Mana ada karyawan kamu yang pakai pakaian seperti itu! Bukannya karyawan kamu setiap hari Senin pakai seragam? Kenapa dia enggak?" Nara masih saja terus nyerocos.
"Aku kan udah bilang, dia masih baru, jadi seragam-nya belum jadi." jawab Rangga.
"Pokoknya kamu harus tegur karyawan kamu yang pake pakaian seperti itu! Apa sih maksudnya dia itu pakai pakaian seperti itu? Mau rayu bos-nya!" dumel Nara.
"Kamu gak akan tergoda kan Mas sama perempuan yang kayak gitu?" tanya Nara dengan tatapan mengintimidasi.
"Ya gak lah, Sayang. Udah akh gak usah di bahas lagi, nanti aku tegur dia dan aku buat peraturan di kantor kalau karyawan perempuan gak boleh pake rok mini atau dress ketat. Udah yah, gak usah ngomel lagi." jawab Rangga.
Nara hanya menghela nafas panjang.
"Oh... iya soal transferan itu, kita lanjut nanti dirumah." ucap Nara.
"Hemh..." balas Rangga sambil menganggukkan kepala-nya.
"Ya udah aku pergi yah." pamit Nara.
Cup. Rangga mengecup bibir Nara singkat.
"Hati-hati yah." balas Rangga.
"Kamu juga hati-hati dan langsung pulang ke kantor, jangan belok-belok lagi! Awas aja kalau aku periksa GPS kamu belok ke hotel sama perempuan itu!" ucap Nara memberi peringatan tegas.
"Iya Sayang, iya." balas Rangga.
Rangga pun menutup pintu mobil Nara. Setelah pintu mobil tertutup, Nara memakai sabuk pengamannya lalu menyalakan mesin mobil-nya lalu membuka kaca mobil-nya untuk berdadah dadah dengan Rangga.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Juan Sastra
nara nara kamu tuh di bodohi sama rangga
2023-10-01
1
Alice Shan
kalo udh kyk gini makhluk yg komen pedes ke Nara pada menghilang sekarang 😂
2023-09-15
0
Anih Suryani
atheur seharus y s rangga jgn di samperin dulu sma s nara iinih athier goblog
2023-09-14
0