DLHS 7

Sepuluh menit kemudian Rangga pun keluar dari dalam kamar mandi. Dengan hanya handuk yang melilit di pinggangnya, Rangga berjalan mendekati Nara yang sedang mengeringkan rambutnya di meja rias.

"Sayang, sekalian dong keringin rambut ku." ucap Rangga.

Nara yang masih kesal tidak menggubris permintaan tolong Rangga, ia malah mematikan pengering rambut lalu meletakkannya di meja kemudian berjalan menuju ruang ganti.

"Sayang, keringin dong." kata Rangga lagi.

"Keringin sendiri!" jawab Nara ketus.

Rangga pun hanya bisa menghela nafasnya kasar melihat istrinya ngambek. Mau tidak mau ia pun mengeringkan sendiri rambutnya.

Sedangkan diruang ganti, Nara langsung cepat-cepat memakai pakaiannya lalu keluar dari ruang ganti tanpa menyiapkan pakaian untuk Rangga.

Begitu keluar dari ruang ganti, Nara berjalan menuju meja rias dimana Rangga masih mengeringkan rambutnya. Bukan untuk membantu mengeringkan rambut Rangga melainkan untuk mengambil alat make-up'nya lalu membawa alat make-up'nya keluar dari kamar.

"Sayang, jangan ngambek dong. Nanti malam kita coba lagi yah." ucap Rangga.

"Siapa yang ngambek! Aku cuma kesel aja! Mas Rangga kalau hasratnya gak terpuaskan juga kesel kan?! Ya udah sama!" jawab Nara lalu berlalu dari hadapan Rangga.

Rangga pun cepat-cepat mematikan pengering rambutnya dan meletakkannya di meja rias lalu mengikuti Nara dari belakang.

"Tadi aku kan udah tawarin pake jari, tapi kamu-nya yang gak mau." balas Rangga.

Mendengar itu Nara langsung membalikkan badannya.

"Mas sendiri kalau aku puaskan cuma pake tangan mau gak?" Nara membalikkan perkataan Rangga.

Rangga menggeleng.

"Ya udah sama!" jawab Nara.

"Udah sana siap-siap! Gak usah bahas itu lagi! Semakin dibahas kesel aku gak ilang-ilang!" kata Nara lagi.

Nara pun membalikkan badannya lalu meneruskan langkahnya menuju pintu dan keluar dari kamar.

Sedangkan Rangga ia tak melanjutkan mengekori Nara karena menurutnya percuma saja membujuknya dalam keadaan seperti ini.

Rangga pun berjalan menuju ruang ganti untuk bersiap-siap.

💋💋💋

Kini Rangga dan Nara sedang dalam perjalanan menuju rumah Mama Rena.

Selama dalam perjalanan Nara masih enggan bicara dengan Rangga. Perjalanan yang hanya ditempuh dalam waktu setengah jam terasa seperti sepuluh jam bagi Rangga karena sikap Nara yang dingin padanya.

"Sayang, udah mau sampe rumah Mama nih, udahan dong juteknya, kalau kamu jutek-jutek begini nanti Mama lihat, dikirain Mama kita lagi marahan." ucap Rangga.

"Tenang aja, aku pinter akting kok." jawab Nara.

Lagi dan lagi Rangg hanya bisa menghela nafasnya kasar.

Sepuluh menit kemudian mobil Fortuner putih milik Rangga pun terparkir mulus di depan rumah Mama Rena. Mobil Rangga sudah tidak bisa lagi masuk ke halaman rumah Mama Rena karena halaman rumah Mama Rena sudah di penuhi dengan mobil-mobil sanak saudara yang datang ke acara kumpul keluarga hari ini.

Namanya saja kumpul keluarga, sudah pasti ada kakak dan adik Mama Rena dan keluarga dari almarhum Papa Feri serta sepupu-sepupu Rangga yang lain.

Begitu mesin mobil Rangga mati, Rangga pun melepas sabuk pengamannya, tapi tidak dengan Nara, wajahnya terlihat pucat.

"Kamu kenapa?" tanya Rangga.

"Aku kok tiba-tiba deg-deg'an yah Mas." jawab Nara.

Rangga tahu apa yang membuat Nara deg-deg'an. Apalagi kalau bukan pertanyaan tentang momongan. Mama Rena memang tidak pernah menuntut apa-apa pada Nara bahkan menyinggung soal cucu pada Nara dan Rangga pun tidak pernah, karena Mama Rena tahu kalau urusan momongan itu adalah urusan yang Kuasa.

Tapi tidak dengan keluarga yang lain, terutama kakak dan adik Mama Rena, mereka sering sekali menanyakan tentang momongan pada Nara setiap bertemu. Tidak jadi masalah kalau hanya sekedar bertanya, yang lebih menyakitkan kalau mereka mengatakan kalau susahnya Rangga dan Nara mendapatkan momongan karena Nara lah yang bermasalah. Padahal sudah dua rumah sakit yang mereka datangi untuk tes kesuburan mengatakan baik Nara dan Rangga sama-sama sehat dan tidak bermasalah.

Ia pun mengambil tangan Nara dan menggenggamnya. Ternyata tangan Nara sudah keringat dingin sangking gugupnya.

"Gak ada yang perlu di takutkan, ada aku. Oke." ucap Rangga menguatkan Nara.

Rangga pun melepas sabuk pengaman Nara lalu keluar dari dalam mobil lebih dulu kemudian membuka pintu mobil sebelah kiri.

"Ayo." Rangga mengulurkan tangannya ke hadapan Nara.

Nara yang sebenarnya masih kesal dengan Rangga, tapi karena saat ini dirinya memang sangat membutuhkan Rangga untuk menjadi pelindungnya dari ucapan para Tante, mau tidak mau Nara pun menyambut uluran tangan Rangga. Ngambeknya di lanjut setelah pulang dari Mama Rena.

💋💋💋

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

aku jg suka kesel masih ngrasain enak nya,, eee tau" suami sdh selesai jengkel bngt lah

2023-05-09

7

lindsey

lindsey

betul banget tuh nara. dan buat rangga diem ga bisa ngomong lagi karena memang kesalahannya ada di rangga.

2023-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 DLHS 1
2 DLHS 2
3 DLHS 3
4 DLHS 4
5 DLHS 5
6 DLHS 6
7 DLHS 7
8 DLHS 8
9 DLHS 9
10 DLHS 10
11 DLHS 11
12 DLHS 12
13 DLHS 13
14 DLHS 14
15 DLHS 15
16 DLHS 16
17 DLHS 17
18 DLHS 18
19 DLHS 19
20 DLHS 20
21 DLHS 21
22 DLHS 22
23 DLHS 23
24 DLHS 24
25 DLHS 25
26 DLHS 26
27 DLHS 27
28 DLHS 28
29 DLHS 29
30 DLHS 30
31 DLHS 31
32 DLHS 32
33 DLHS 33
34 DLHS 34
35 DLHS 35
36 DLHS 36
37 DLHS 37
38 DLHS 38
39 DLHS 39
40 DLHS 40
41 DLHS 41
42 DLHS 42
43 DLHS 43
44 DLHS 44
45 DLHS 45
46 DLHS 46
47 DLHS 47
48 DLHS 48
49 DLHS 49
50 DLHS 50
51 DLHS 51
52 DLHS 52
53 DLHS 53
54 DLHS 54
55 DLHS 55
56 DLHS 56
57 DLHS 57
58 DLHS 58
59 DLHS 59
60 DLHS 60
61 DLHS 61
62 DLHS 62
63 DLHS 63
64 DLHS 64
65 DLHS 65
66 DLHS 66
67 DLHS 67
68 DLHS 68
69 DLHS 69
70 DLHS 70
71 DLHS 71
72 DLHS 72
73 DLHS 73
74 DLHS 74
75 DLHS 75
76 DLHS 76
77 DLHS 77
78 DLHS 78
79 DLHS 79
80 DLHS 80
81 DLHS 81
82 DLHS 82
83 DLHS 83
84 DLHS 84
85 DLHS 85
86 DLHS 86
87 DLHS 87
88 DLHS 88
89 DLHS 89
90 DLHS 90
91 DLHS 91
92 DLHS 92
93 DLHS 93
94 DLHS 94
95 Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
96 Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
97 Akhir Penderitaan Clarisa (TAMAT)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
DLHS 1
2
DLHS 2
3
DLHS 3
4
DLHS 4
5
DLHS 5
6
DLHS 6
7
DLHS 7
8
DLHS 8
9
DLHS 9
10
DLHS 10
11
DLHS 11
12
DLHS 12
13
DLHS 13
14
DLHS 14
15
DLHS 15
16
DLHS 16
17
DLHS 17
18
DLHS 18
19
DLHS 19
20
DLHS 20
21
DLHS 21
22
DLHS 22
23
DLHS 23
24
DLHS 24
25
DLHS 25
26
DLHS 26
27
DLHS 27
28
DLHS 28
29
DLHS 29
30
DLHS 30
31
DLHS 31
32
DLHS 32
33
DLHS 33
34
DLHS 34
35
DLHS 35
36
DLHS 36
37
DLHS 37
38
DLHS 38
39
DLHS 39
40
DLHS 40
41
DLHS 41
42
DLHS 42
43
DLHS 43
44
DLHS 44
45
DLHS 45
46
DLHS 46
47
DLHS 47
48
DLHS 48
49
DLHS 49
50
DLHS 50
51
DLHS 51
52
DLHS 52
53
DLHS 53
54
DLHS 54
55
DLHS 55
56
DLHS 56
57
DLHS 57
58
DLHS 58
59
DLHS 59
60
DLHS 60
61
DLHS 61
62
DLHS 62
63
DLHS 63
64
DLHS 64
65
DLHS 65
66
DLHS 66
67
DLHS 67
68
DLHS 68
69
DLHS 69
70
DLHS 70
71
DLHS 71
72
DLHS 72
73
DLHS 73
74
DLHS 74
75
DLHS 75
76
DLHS 76
77
DLHS 77
78
DLHS 78
79
DLHS 79
80
DLHS 80
81
DLHS 81
82
DLHS 82
83
DLHS 83
84
DLHS 84
85
DLHS 85
86
DLHS 86
87
DLHS 87
88
DLHS 88
89
DLHS 89
90
DLHS 90
91
DLHS 91
92
DLHS 92
93
DLHS 93
94
DLHS 94
95
Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
96
Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
97
Akhir Penderitaan Clarisa (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!