DLHS 8

Rangga terus menggandeng tangan Nara sampai keruang tamu dimana saat ini para Om dan para sepupu laki-laki Rangga sedang berkumpul.

"Selamat siang..." sapa Rangga.

"Ini dia yang ditunggu-tunggu dari tadi." balas salah satu Om Rangga.

"Maaf Om, kena macet tadi." balas Rangga sambil menghampiri para Om dan sepupu-nya lalu menyalami mereka satu persatu dan diikuti Nara setelahnya.

"Mas Rafka mana?" tanya Rangga.

"Ada di belakang, biasa kena palak dulu sama tante-tante mu sebelum balik ke Papua." jawab salah satu Om.

"Kalau gitu Rangga temui Mas Rafka dulu kalau gitu yah Om." izin Rangga.

"Iya, tapi nanti langsung balik kesini kamu, jangan gabung sama tante-tante mu, bisa ikutan kena palak kamu nanti." jawab Om itu dan hanya di jawab dengan memberi jempol pada si Om.

"Ayo Sayang." ucap Rangga sambil menggandeng tangan Nara lagi.

"Permisi yah Om, semuanya." pamit Nara pada para Om dan sepupu Rangga.

Rangga dan Nara pun berjalan menuju halaman belakang dimana para berada. Tapi langkah menuju ke halaman belakang pun tak semulus yang dibayangkan karena saat melewati ruang tengah mereka juga harus menyapa para sepupu Rangga. Setelah menyapa para sepupu Rangga, Rangga dan Nara pun kembali berjalan menuju halaman belakang.

Bagi Nara, bisa lewat dengan tanpa ada yang bertanya 'sudah isi belum?' saja rasanya seperti sudah melewati sepuluh ribu tentara perang. LEGA.

Sekarang tinggal menghadapi satu rintangan lagi, siapa lagi kalau bukan barisan para tante yang mulutnya tidak punya saringan. Padahal sama-sama seorang perempuan tapi bisa-bisanya menanyakan hal yang paling sensitif bagi para perempuan.

"Itu Rangga!" ucap salah seorang Tante.

Sontak tante-tante yang lain termasuk Mama Rena pun menoleh kearah Rangga dan Nara.

Mama Rena tersenyum tipis melihat kedatangan anak dan menantunya, ia senang sampai detik ini rumah tangga anak-nya baik-baik saja.

"Ya elah dirumah aja pake gandengan tangan segala, kayak mau nyebrang aja." celetuk Tante Yuni, adik bungsu Mama Rena.

"Takut ilang Tante. Susah soalnya nyari yang kayak gini lagi." jawab Rangga.

Rangga dan Nara pun menyalami para tante. Ada Tante Yuni, Tante Mira, Tante Erna, Tante Aida dan Tante Fera (kakak dari almarhum Papa Feri) serta Tante Fani (adik dari almarhum Papa Feri).

"Kok lama banget datangnya Ga?" tanya Rafka.

"Biasalah Mas..." jawab Rangga sambil mengerlingkan sebelah matanya.

"Biasa apanya Ga? Kalau ngomong itu yang jelas. Ngadon?" tanya Tante Mira, adik Mama Rena.

"Ngadon mulu, jadinya juga gak!" celetuk Tante Erna, kakak Mama Rena. Tante Erna memang terkenal sebagai Tante yang paling julit dari saudari-saudari Mama Rena.

Rangga melirik kearah Nara yang wajah-nya sudah sangat pucat. Rangga menggenggam tangan Nara erat-erat untuk menguatkan Nara.

"Yang penting kan usaha Tante. Kapan adonannya jadi yah tergantung sama Tuhan." jawab Rangga masih sopan. Walau sebenarnya emosinya juga mulai terpancing.

"Memangnya kamu gak capek usaha mulu? Sekuat apapun usaha kamu kalau yang salah di ovennya mah, yah tetap aja gagal. Kalau Tante jadi kamu udah Tante ganti ovennya." balas Tante Erna.

Tubuh Nara bergetar hebat mendengar kata-kata pedas Tante Erna.

"Sudah... Sudah... Kok jadi bicarain ini sih." ucap Mama Rena menengahi perdebatan yang mulai menyudutkan Nara.

Nara yang sudah tidak tahan ada di kumpulan para Tante itu pun hendak berdiri dari duduknya namun dengan cepat Rangga menahan tangan Nara. Ia ingin mempermalukan balik Tante Erna di depan Nara.

"Tante sendiri kapan meninggal-nya? Gak capek hidup yang kerja-nya ngejulitin orang terus?" Rangga menyerang balik Tante Erna.

"Rangga! Rangga!" tegur Mama Rena dan Rafka bersamaan.

"Kamu!" geram Tante Erna.

"Kenapa? Tante tersinggung dengan pertanyaan Rangga? Kalau Tante tersinggung makanya jangan menanyakan hal yang bisa menyinggung perasaan orang lain!" ucap Rangga.

"Tante ini punya Tuhan kan? Sering ibadah kan?! Masa Tante gak tau kalau jodoh, rejeki, anak, maut dan semua yang ada di kehidupan ini Tuhan yang atur, semua rahasia Tuhan, manusia hanya bisa berencana dan berusaha! Tapi kenapa Tante selalu menanyakan hal itu pada kami! Selalu membuat perasaan istri saya tersinggung! Ini yang terakhir kalinya kalian semua menyinggung soal ini pada kami! Dan satu lagi, Nara gak mandul, kami berdua sehat karena kamu sudah periksa di dua rumah sakit, jadi jaga ucapan kalian semua!" kata Rangga lagi.

Para Tante pun terdiam, tak ada satupun dari mereka yang berani membuka suara mereka.

"Ayo Sayang, kita ke kamar aja, gak usah kamu gabung dengan manusia-manusia toxic ini." ucap Rangga sambil menarik tangan Nara.

Nara dan Rangga pun keluar dari halaman belakang dan berjalan menuju kamar lama Rangga di lantai dua.

💋💋💋

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Heni Hendrayani🇵🇸🇵🇸🥰🥰

Heni Hendrayani🇵🇸🇵🇸🥰🥰

rangga masih bs membela nara walaupun dia udah selingkuh. tinggl nara aja tau diri sebagai istri

2023-08-10

3

Uthie

Uthie

Walau bagaimanapun pembelaan Rangga pada Nara, tetap yg namanya pengkhianatan dan kebohongan adalah hal yg amat tak bisa diterima bagi seorang wanita... karena akan selalu jadi yg diingatnya 👍😞

2023-05-23

3

Sunarti

Sunarti

emang mulut ya yg asal njeplak aja gak pernah mikir apa klo ngomong gak di pikir dulu pasti ada yg tersakiti

2023-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 DLHS 1
2 DLHS 2
3 DLHS 3
4 DLHS 4
5 DLHS 5
6 DLHS 6
7 DLHS 7
8 DLHS 8
9 DLHS 9
10 DLHS 10
11 DLHS 11
12 DLHS 12
13 DLHS 13
14 DLHS 14
15 DLHS 15
16 DLHS 16
17 DLHS 17
18 DLHS 18
19 DLHS 19
20 DLHS 20
21 DLHS 21
22 DLHS 22
23 DLHS 23
24 DLHS 24
25 DLHS 25
26 DLHS 26
27 DLHS 27
28 DLHS 28
29 DLHS 29
30 DLHS 30
31 DLHS 31
32 DLHS 32
33 DLHS 33
34 DLHS 34
35 DLHS 35
36 DLHS 36
37 DLHS 37
38 DLHS 38
39 DLHS 39
40 DLHS 40
41 DLHS 41
42 DLHS 42
43 DLHS 43
44 DLHS 44
45 DLHS 45
46 DLHS 46
47 DLHS 47
48 DLHS 48
49 DLHS 49
50 DLHS 50
51 DLHS 51
52 DLHS 52
53 DLHS 53
54 DLHS 54
55 DLHS 55
56 DLHS 56
57 DLHS 57
58 DLHS 58
59 DLHS 59
60 DLHS 60
61 DLHS 61
62 DLHS 62
63 DLHS 63
64 DLHS 64
65 DLHS 65
66 DLHS 66
67 DLHS 67
68 DLHS 68
69 DLHS 69
70 DLHS 70
71 DLHS 71
72 DLHS 72
73 DLHS 73
74 DLHS 74
75 DLHS 75
76 DLHS 76
77 DLHS 77
78 DLHS 78
79 DLHS 79
80 DLHS 80
81 DLHS 81
82 DLHS 82
83 DLHS 83
84 DLHS 84
85 DLHS 85
86 DLHS 86
87 DLHS 87
88 DLHS 88
89 DLHS 89
90 DLHS 90
91 DLHS 91
92 DLHS 92
93 DLHS 93
94 DLHS 94
95 Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
96 Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
97 Akhir Penderitaan Clarisa (TAMAT)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
DLHS 1
2
DLHS 2
3
DLHS 3
4
DLHS 4
5
DLHS 5
6
DLHS 6
7
DLHS 7
8
DLHS 8
9
DLHS 9
10
DLHS 10
11
DLHS 11
12
DLHS 12
13
DLHS 13
14
DLHS 14
15
DLHS 15
16
DLHS 16
17
DLHS 17
18
DLHS 18
19
DLHS 19
20
DLHS 20
21
DLHS 21
22
DLHS 22
23
DLHS 23
24
DLHS 24
25
DLHS 25
26
DLHS 26
27
DLHS 27
28
DLHS 28
29
DLHS 29
30
DLHS 30
31
DLHS 31
32
DLHS 32
33
DLHS 33
34
DLHS 34
35
DLHS 35
36
DLHS 36
37
DLHS 37
38
DLHS 38
39
DLHS 39
40
DLHS 40
41
DLHS 41
42
DLHS 42
43
DLHS 43
44
DLHS 44
45
DLHS 45
46
DLHS 46
47
DLHS 47
48
DLHS 48
49
DLHS 49
50
DLHS 50
51
DLHS 51
52
DLHS 52
53
DLHS 53
54
DLHS 54
55
DLHS 55
56
DLHS 56
57
DLHS 57
58
DLHS 58
59
DLHS 59
60
DLHS 60
61
DLHS 61
62
DLHS 62
63
DLHS 63
64
DLHS 64
65
DLHS 65
66
DLHS 66
67
DLHS 67
68
DLHS 68
69
DLHS 69
70
DLHS 70
71
DLHS 71
72
DLHS 72
73
DLHS 73
74
DLHS 74
75
DLHS 75
76
DLHS 76
77
DLHS 77
78
DLHS 78
79
DLHS 79
80
DLHS 80
81
DLHS 81
82
DLHS 82
83
DLHS 83
84
DLHS 84
85
DLHS 85
86
DLHS 86
87
DLHS 87
88
DLHS 88
89
DLHS 89
90
DLHS 90
91
DLHS 91
92
DLHS 92
93
DLHS 93
94
DLHS 94
95
Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
96
Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
97
Akhir Penderitaan Clarisa (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!