Setelah selesai mengisi perutnya, Nara pun memutuskan untuk segera keluar dari restoran itu.
Saat hendak berjalan menuju pintu keluar, tak sengaja Nara melihat sosok laki-laki yang mirip dengan Rangga sedang duduk disalah satu meja di tempat pemesanan yang hendak di bawa pulang.
"Itukan Mas Rangga." gumam Nara.
Nara pun berjalan mendekati meja Rangga.
"Mas..." panggil Nara sambil menepuk pundak Rangga dari belakang.
Sontak Rangga pun menoleh ke belakang.
"Nara, ka-ka-mu ngapain disini?" tanya Rangga.
"Ya makan siang lah Mas, ini kan jam makan siang." jawab Nara.
"Kamu ngapain disini?" tanya Nara balik.
"Ya sama, mau makan siang juga." jawab Rangga.
"Maksud aku, ngapain kamu duduk disini? Ini kan buat pemesanan yang di bawa pulang." tanya Nara lagi.
"Iya, aku mau bawa ke kantor, mau makan di kantor aja." jawab Rangga.
Karena jawaban Rangga masuk diakal Nara, Nara pun berhenti bertanya.
"Kamu udah selesai makan?" tanya Rangga.
"Udah, ini mau balik ke kantor." jawab Nara.
"Ya udah, sini aku anter ke mobil." balas Rangga.
"Nanti aja, aku temenin kamu ngantri aja, sekalian ada yang mau aku tanyain sama kamu." jawab Nara.
Nara pun duduk di kursi yang berhadapan dengan Rangga lalu mengeluarkan rekening koran pada Rangga. Nara tidak ingin menunda-nunda menanyakan perihal transferan Rangga untuk Mama Rena. Walau ia sudah mendapat jawaban dari Mama Rena, ia juga harus menanyakan pada Rangga untuk mengkroscek apa jawaban ibu dan anak itu sama atau tidak. Kalau tidak, berarti ada yang tidak beres.
"Ini, kenapa kamu ngirim uang sama Mama sebanyak ini gak bilang-bilang sama aku?" tanya Nara sambil menunjuk transferan ke rekening Mama Rena sebesar seratus juta.
Dag dig dug dag dig dug.
Jantung Rangga berdegup kencang sekali, wajah-nya juga sudah sangat pucat seperti orang yang terkena anemia.
"Kok kamu cetak rekening koran rekening aku gak bilang-bilang?" tanya Rangga dengan nada yang sedikit meninggi. Kebiasaan laki-laki kalau sudah ketahuan salah dan untuk menutupi kesalahannya, mereka akan balik marah pada pasangan mereka.
"Kenapa aku harus bilang, kan kamu suami aku, Mas. Kecuali kamu orang lain, ya baru aku salah cetak rekening koran tanpa seizin yang punya rekening. Lagian kan emang aku sering print out buku rekening kamu kan, cetak rekening koran kan sama aja kayak print out." jawab Nara.
"Ya gak bisa gitu Ra, ini kan privasi aku!" balas Rangga.
Nara mengernyitkan keningnya.
"Apa Mas, privasi? Sejak kapan kamu pengen punya privasi? Bukannya selama ini kita gak punya privasi? Kamu bebas buka ponsel aku dan aku juga bebas buka ponsel kamu, kamu bebas gunakan sosmed aku dan aku juga bebas gunakan sosmed kamu. Terus kenapa sekarang kamu tiba-tiba bicara privasi? Apa ada yang kamu sembunyiin dari aku, Mas?" tanya Nara.
Rangga menelan salivanya susah payah.
"Maaf Sayang, maaf, aku cuma sedikit kaget aja." jawab Rangga.
"Kenapa harus kaget? Kan aku cuma nanya kenapa kamu kirim uang sebanyak ini ke Mama gak bilang aku?" tanya Nara.
"Sekarang jawab, kenapa kamu kirim uang sebanyak ini ke Mama gak bilang aku? Kamu udah gak hargai aku sebagai istri kamu, Mas???" desak Nara. Nara sudah tidak sabar ingin tahu jawaban Rangga.
Mati aku, aku harus jawab apa? Kira-kira Nara udah nanya ke Mama belum yah? Kalau Nara udah nanya ke Mama, aku harus punya jawaban yang sama ke Mama kalau gak selesai aku!
Tapi kayaknya Nara belum tanya ke Mama deh, biasanya Mama kan kalau ada apa-apa tentang Nara langsung hubungin aku, tapi ini Mama gak ada hubungin aku.
Oke, aku jawab aja uang itu buat tambahin Mama beli tanah.
Gumam Rangga dalam hati.
"Um... Sebenarnya uang itu..."
"Pak Rangga..." tiba-tiba saja seorang perempuan menghampiri meja Rangga dan Nara.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Anih Suryani
sinetron indosiar lemot
2023-09-14
0
Sunarti
nah ini yg akan jadi mslh bagi Rangga
2023-05-24
1
Uthie
baca ini part akhirnya kaya nonton drama seri yg lagi tegang dan serunya 'bersambung' 🤭😂
2023-05-23
0