Kini Nara dan Rangga sudah berada di kamar lama Rangga.
"Kamu kok tadi ngomong gitu sih Mas sama Tante Erna?" tegur Nara.
"Biar mereka gak ada yang nyinyirin kamu lagi. Aku gak mau kamu makan ati setiap kumpul keluarga." jawab Rangga.
"Ya gak harus ngomong gitu juga, Mas. Itu udah kasar banget." balas Nara.
"Siapa pun yang udah berani nyenggol istri aku, aku gak peduli mau itu Tante aku, Om aku, bos aku atau pejabat sekalipun, pasti aku lawan. Selama ini aku diem mereka nyindir-nyindir kamu, tapi kali ini aku gak bisa tinggal diam, aku harus angkat bicara buat bungkam mulut mereka!" jawab Rangga.
"Ya udah, kamu disini aja, gak usah keluar dari kamar ini. Kalaupun mau keluar dari kamar, hubungin aku biar dateng dan kita keluar bareng." ucap Rangga.
Nara menganggukkan kepala-nya. Mau tak mau untuk meminimalisir perdebatan keluarga, Nara pun hanya bisa berdiam diri di kamar lama Rangga.
Rangga pun keluar dari kamar lama-nya dan hendak bergabung dengan para Om ketimbang harus kembali bergabung dengan para Tante.
Baru saja Rangga sampai di lantai bawah dan hendak berbelok keruang tamu, ia berpapasan dengan Mama Rena.
"Nara mana? Dia gak pa-pa kan?" tanya Mama Rena.
"Ada di kamar. Rangga suruh tetap di kamar dan gak usah turun sampe acara selesai." jawab Rangga.
"Kalau dilihat dari luar sih gak pa-pa tapi gak tau di dalam-nya gimana. Rangga yakin Nara nge-batin gara-gara omongan Tante Erna." kata Rangga lagi.
Mama Rena pun celingak-celinguk melihat ke kanan dan kiri lalu membawa Rangga masuk kedalam kamar-nya karena Mama Rena ingin membicarakan hal yang hanya Mama Rena dan Rangga yang tahu.
"Oh... iya, soal semalam gimana? Nara ada curiga sama kamu?" tanya Mama Rena begitu mereka berada di dalam kamar.
Rangga menggelengkan kepala-nya.
"Gak ada Ma." jawab Rangga.
"Kamu jangan lupa dengan kesepakatan awal kita yah Rangga, kamu gak boleh sering-sering kerumah perempuan itu! Dan kalau kamu mau kesana, hubungi Mama biar Mama temanin! Jangan sampai dia ngerayu-rayu kamu dan kamu-"
"Tenang Ma, Rangga gak akan melakukan kesalahan itu lagi. Waktu itu kan Rangga mabuk, makanya Rangga melakukan kesalahan." potong Rangga.
"Gak, Mama gak akan bisa tenang sampai hasil test DNA keluar. Selagi anak itu masih di dalam perut perempuan itu, Mama yakin pasti perempuan itu punya 1001 cara untuk buat kamu jadi miliknya!" jawab Mama Rena.
"Pokoknya kamu harus tetap waspada dan ingat selain Nara, Mama gak akan pernah merestui perempuan manapun untuk jadi istri kamu! Apalagi perempuan itu!" kata Mama Rena lagi.
Sebagai seorang Ibu, feeling Mama Rena mengatakan kalau Erika punya rencana untuk untuk menguasai Rangga dan melupakan perjanjian awal mereka.
💋💋💋
Pukul 18.00
Acara kumpul keluarga pun selesai. Para Tante, Om dan sepupu pun sudah berpulangan. Sekarang tinggal Mama Rena, Rafka, Rangga dan Nara serta dua orang asisten rumah tangga dirumah itu.
Setelah semua pulang, Rangga, Nara, Mama Rena dan Rafka pun berkumpul di ruang tengah.
"Mama minta maaf yah Nara soal ucapan kakak Mama tadi." ucap Mama Rena.
"Gak pa-pa kok Ma." balas Nara.
"Jangan diambil hati yah, nanti kamu stres lagi." kata Mama Rena lagi.
"Iya Ma." jawab Nara.
Tiba-tiba saja ponsel Rangga berdering.
Sontak Mama Rena dan Nara yang duduk di sofa panjang langsung menoleh kearah Rangga yang duduk bersama Rafka di sofa panjang di hadapan mereka.
Dengan santai-nya Rangga mengeluarkan ponsel-nya dari saku celana-nya. Wajah-nya berubah pucat begitu melihat nomor tidak dikenal yang sekarang melakukan panggilan telepon padanya. Nomor yang Rangga tau kalau itu adalah nomor Erika.
Rangga pun berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju halaman belakang untuk menjawab telepon Erika.
Nara mengernyitkan keningnya saat melihat suaminya pergi menjauh hanya untuk menjawab telepon, hal yang tak pernah Rangga lakukan sebelum-sebelumnya. Sekalipun itu urusan bisnis, Rangga selalu menjawab telepon tanpa perlu menjauh.
Begitu pun dengan Mama Rena, melihat wajah pucat Rangga, Mama Rena sudah bisa menebak siapa yang menghubungi Rangga.
Meski sekarang Nara merasa aneh dengan Rangga dan sangat penasaran siapa yang menghubungi Rangga sampai-sampai Rangga harus menjauh untuk menjawab telepon itu, tapi tidak ada niatan Nara untuk menyusul Rangga ke halaman belakang, Nara lebih memilih menunggu suami-nya kembali ke ruang tengah baru menanyakannya.
Tapi tidak dengan Mama Rena, ia jadi gondok sendiri karena perempuan itu berani menghubungi Rangga di ponsel utama Rangga.
"Mama suruh Mbak bikinin salad buah dulu yah buat kamu." ucap Mama Rena mencari alasan untuk meninggalkan Nara dan menyusul Rangga.
"Rafka, kamu mau gak salad buah?" tanya Mama Rena.
"Boleh deh Ma." jawab Rafka.
Mama Rena pun beranjak dari ruang tengah. Sebelum ke halaman belakang, Mama Rena pergi kedapur terlebih dahulu untuk meminta asisten rumah tangga-nya membuatkan salad buah, setelah itu barulah menghampiri Rangga.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
semoga nara segera tau semuanya
2023-08-18
1
mei
tp yg u lakuin sendiri lbh dari "nyenggol" dan itu lbh sakit dari apapun
2023-08-07
0
Rahmawaty❣️
Iya mam hati² sma erika
2023-05-29
0