Pukul 01.00
Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi Rangga sudah tidur sangat nyenyak di sebelah Nara, sedangkan Nara, dia masih uring-uringan karena hasratnya yang belum tersalurkan.
Nara pun menghadap kearah Rangga. Ia menatap wajah suami-nya yang sedang tertidur pulas lalu memeluk suami-nya.
"Mas.. Mas Rangga, aku gak bisa tidur Mas." ucap Nara sambil mendusel-dusel hidungnya di ceruk leher Rangga.
"Eugh.." Rangga hanya melenguh pelan sambil memalingkan wajah-nya kesebelah kanan.
"Mas.. ayo dong Mas, aku lagi pengen banget loh Mas. Kalau kamu yang minta aja, aku gak pernah nolak, aku selalu layanin kamu sekalipun aku lagi capek dan ngantuk sampe kamu puas. Masa giliran aku yang lagi kepengen banget kamu gak mau puasin aku sih Mas, ayo dong Mas." rayu Nara lagi sambil mengesek-gesekkan dada-nya di lengan Rangga.
Tapi sayangnya Rangga sama sekali tidak merespon, ia masih saja pulas dalam tidurnya.
Karena suami-nya yang tak kunjung bangun, Nara pun langsung berinisiatif untuk memulai permainan karena ia sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya yang sudah di ubun-ubun dan minta segera untuk di ledakkan.
Nara pun menciumi leher Rangga sambil membuka kaos Rangga sebatas dada, lalu menciumi dada Rangga dan memilin biji pepaya jantan yang tumbuh di dada bidang Rangga dengan lidah-nya secara bergantian.
Puas bermain dengan biji pepaya jantan, Nara kembali menurunkan ciumannya ke perut Rangga yang terbilang cukup sixpack.
"Eugh.." Lagi dan lagi Rangga hanya melenguh tapi tidak bangun.
Sambil Nara menciumi perut Rangga, tangan Nara perlahan turut menurunkan celana dan pakaian dalam Rangga hingga si burung walet keluar dari dalam sangkar kain-nya.
Nara pun memijat-mijat lembut si walet kesayangannya itu yang selalu membuat dirinya mengerang berkali-kali, yah.. walaupun sudah beberapa hari ini si wallet itu tidak lagi mengobrak-abrik sangkar dagingnya.
Dan setelah hampir tiga menit memijat-mijat lembut si walet, si walet itu pun bangun. Bahkan bukan hanya si walet yang bangun, si pemilik love bird pun juga ikutan bangun.
"Astaga Nara, kamu ngapain?" pekik Rangga sambil melepaskan jari jemari lentik Nara dari si walet.
"Aku gak tahan lagi Mas, aku gak bisa tidur sangking pengennya." jawab Nara.
"Tapi Ra-"
"Ssst! Kamu tinggal nikmatin aja, biar aku yang kerja keras malam ini. Pokoknya kamu tinggal terima enak aja." Potong Nara. Dan tanpa mendengar jawaban Rangga, Nara pun langsung memasukkan si walet ke dalam sangkar dagingnya.
"Ssh.. ah.." desah Rangga. Tak bisa Rangga pungkiri kalau ia merasakan kenikmatan saat Nara memainkan si walet di dalam sangkar dagingnya.
Rangga pun meletakkan kedua tangannya di belakang kepala-nya dan mencoba menikmati apa yang sedang Nara lakukan pada si walet. Rangga berusaha keras membuang jauh-jauh pikiran yang sedang berseliweran dalam otaknya.
Merasakan si walet mini sudah bertransformasi menjadi si walet raksasa, barulah Nara mengeluarkan walet raksasa itu dari sangkar dagingnya lalu cepat-cepat membuka segitiga berenda penutup sangkar dagingnya kemudian mengarahkan si walet raksasa menuju sangkar dagingnya.
"Aaargh.." erang keduanya saat si walet raksasa berhasil masuk ke dalam sangkar daging Rangga.
Nara pun mulai meliuk-liukkan pinggul-nya untuk menambah sensasi nikmat yang sangat ia rindukan. De.sahan-des.ahan manja dan erangan-erangan nikmat pun keluar dari mulut Nara seirama dengan liukkan pinggul-nya.
Namun, belum juga satu menit tiba-tiba sensasi nikmat itu hilang begitu saja, karena lama kelamaan si walet raksasa kembali menciut dan berubah menjadi walet mini.
"Mas, ayo dong Mas, aku belum sampe puncak." protes Nara masih sambil meliuk-liukkan pinggul-nya diatas Rangga.
"Maaf Sayang, maaf, aku gak bisa." jawab Rangga sambil mengangkat bokong Nara dan mengeluarkan si walet dari sangkar dagingnya.
Setelah si walet keluar dari dalam sangkar daging, cepat-cepat Rangga memasukkan lagi si walet ke dalam jeruji kain.
Nara yang sudah duduk di atas ranjang pun menghela nafasnya kesal.
"Kamu kenapa sih Mas! Gak biasanya loh kayak gini! Biasanya sehari kamu kasih makan si walet sampe tiga-empat kali, tapi sekarang udah satu minggu gak ngasih makan si walet. Memangnya si walet gak kelaparan apa, Mas!" dumel Nara.
"Ayo dong Mas Rangga, kan dokter nyaranin si walet puasa cuma lima hari. Sekarang kualitas air liur si walet lagi bagus-bagusnya, manatau aja kali ini jadi Mas. Ayo dong Mas, gimana kita mau punya anak kalau kamu malas-malasan gini." kata Nara lagi sambil merengek.
"Bukannya gak kelaparan Nara sayang, tapi kayaknya si walet lagi pengen hibernasi dulu malam ini karena dia tahu aku lagi capek banget. Besok aja yah kita kasih makan si walet." jawab Rangga bernegosiasi.
"Terus aku gimana, Mas? Aku lagi pengen banget ini." tanya Nara.
"Kamu keluarin aja sendiri dulu yah." jawab Rangga sambil menarik selimut lalu membalikkan tubuh-nya untuk membelakangi Nara.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🌈Rainbow🪂
Gitu ya Angga,gak mikirin perasaan istri jd stres nantinya..huhuhu
2023-09-14
0
Miss Typo
Semoga Nara cepet tau minta cerai, setelah cerai berharap juga tuh bayi dlm kandungan Erika bkn darah daging Rangga
kapok sisan sebel bgt
2023-09-13
2
Rini Dean
dih jahat Rangga...
2023-09-05
0