Satu jam kemudian.
Akhirnya Rangga pun sampai juga di rumah.
Karena ia memiliki kunci cadangan, jadi Rangga tidak perlu membangunkan Nara untuk membukakan pintu untuknya.
Ceklek. Rangga membuka pintu dengan sangat pelan lalu menutup dan mengunci-nya juga dengan sangat berhati-hati agar saat ia membuka dan mengunci pintu tidak sampai membangunkan Nara.
"Kayak maling aja kamu Mas." ucap Nara yang ternyata sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Rangga dari ruang tengah. Rangga tidak sadar kalau istrinya sedang memperhatikannya, karena semua lampu di padamkan.
"Astaga...! Bikin kaget aja kamu Ra!" pekik Rangga.
"Kamu dari rumah Mama kok gak bilang-bilang sih, Mas?" tanya Nara seraya berjalan menghampiri Rangga.
Begitu Kinara berada di dekatnya, Rangga pun langsung merangkul istrinya lalu berjalan menuju ruang tengah.
"Hape aku lowbet tadi, Sayang. Aku juga kerumah Mama gak direncanain kok, tiba-tiba aja Mas Rafka hubungin aku minta tolong temenin dia beliin oleh-oleh untuk istri dan anak-nya." jawab Rangga seperti yang di katakan Mama Rena tadi.
"Oh... Lain kali bilang yah, Mas! Aku tuh khawatir tau gak sama kamu! Udah jam segini gak pulang-pulang. Aku pikir kamu kenapa-kenapa di jalan." balas Nara.
"Nih buktinya aku gak kenapa-napa." balas Rangga sambil mendaratkan bokongnya di sofa lalu membuka sepatunya.
"Ya aku takut aja, Mas. Takut saingan bisnis mu ada yang gak seneng terus kamu di cegat di tengah jalan terus di aniaya atau apalah gitu sama saingan bisnis kamu." balas Nara.
Rangga terkekeh kecil mendengar ucapan Nara.
"Makasih yah Sayang, udah khawatirin aku sampe segitu-nya." ucap Rangga sambil mengelus rambut Nara.
"Aku mau mandi, siapin air mandi aku dong Sayang." pinta Rangga.
Nara pun berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju kamar dan diikuti Rangga dari belakang.
Sesampainya di kamar, Nara berjalan menuju kamar mandi, sedangkan Rangga membuka pakaian kerja-nya dan hanya menyisakan boxer di tubuh-nya lalu berjalan masuk ke kamar mandi.
"Udah?" tanya Rangga.
"Udah Mas. Mau dimandiin gak?" tanya Nara sambil mengerlingkan matanya menggoda.
Rangga terkekeh kecil sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah Nara yang menggoda-nya.
"Gak usah Sayang, aku bisa sendiri. Nanti kalau kamu mandiin malah jadi lama." jawab Nara.
"Ya udah kalau gak mau! Mas udah makan belum? Mau aku buatin mie instan?" tanya Nara.
"Gak usah Sayang, aku udah makan tadi sama Mas Rafka." jawab Rangga.
"Ya udah aku bikinin teh herbal aja yah kalau gitu." tawar Nara lagi dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Rangga.
Teh herbal yang dimaksud adalah teh untuk program kehamilan mereka.
Nara pun keluar dari kamar mandi dan membiarkan suaminya mandi dengan tenang. Lalu keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan teh herbal untuk Rangga.
Dengan secangkir teh herbal di tangannya, Nara pun kembali masuk ke kamar. Nara meletakkan cangkir teh herbal itu di meja kecil yang ada di samping sofa depan ranjang mereka.
Sambil menunggu Rangga selesai mandi, Nara pun masuk keruang ganti untuk menyiapkan pakaian rumahan untuk Rangga setelah itu Nara pun keluar dari dalam ruang ganti dan berjalan ke meja rias.
Di meja rias, Nara pun membuka jubah lingerie-nya yang sejak tadi ia pakai setelah itu menyemprotkan parfume yang bisa membangkitkan hasrat laki-laki tak lupa ia memoleskan lipglos ke bibirnya.
Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka.
Rangga pun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya.
Nara pun cepat-cepat berjalan mendekati suami-nya lalu memeluk Rangga.
"Aku kangen, Mas." ucap Nara sambil menciumi dada Rangga yang di penuhi bulu-bulu halus.
Respon Rangga di luar dugaan Nara.
Rangga malah menjauhkan tubuh Nara.
"Aku pake baju dulu yah, aku kedinginan Sayang." ucap Rangga lalu cepat-cepat masuk ke ruang ganti.
"Mas Rangga kenapa sih? Apa dia gak kepengen apa!" gerutu Nara pelan.
Padahal saat ini hasrat Nara sudah di ubun-ubun karena sudah satu minggu lebih mereka tidak berhubungan suami-istri. Padahal dokter menyarankan maksimal hanya lima hari untuk tidak berhubungan suami-istri demi menghasilkan kualitas air liur bu.rung wallet yang terbaik.
Tapi Nara tak mau putus asa, ia tetap berusaha untuk memancing hasrat suami-nya.
Nara pun masuk ke ruang ganti menyusul sang suami.
Melihat Rangga belum memakai baju-nya, Nara pun cepat-cepat memeluk Rangga dari belakang.
"Kamu gak kepengen Mas? Aku lagi pengen banget nih. Kita udah satu minggu lebih loh gak berhubungan intim." ucap Nara.
Rangga menelan salivanya kasar dan itu terasa jelas sampai ke Nara yang sedang menempelkan pipi-nya di punggung Rangga.
"Aku lagi capek banget sekarang Sayang, besok aja yah." tawar Rangga lalu membalikkan tubuh-nya untuk berhadapan dengan Nara.
"Yah..." rayu Rangga lagi. Cup. Lalu mengecup kening Nara.
Setelah mengecup kening Nara, Rangga pun menyambar kaos-nya lalu berjalan keluar dari ruang ganti.
"Ish.." geram Nara karena lagi dan lagi ia hanya bisa menahan hasratnya.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Asya Bhagia Brsmamue
nanti ujung2nya nyesel
2023-11-28
0
Haziq Shahira
awas km Rangga jgn nyesel ..KLU nara bekalan ninggalin km ..GK lm lgi rahsia perselingkuhan MU akan ketuan ..tega km
2023-10-09
0
Juan Sastra
puas puasin aja nara rangga nyuekin kamu, nanti juga dia nyesel dan nangis sendiri ,, ingat nara tiada maaf bagi penghianat
2023-10-01
1