DLHS 17

"Apa aku tanya langsung sama Mas Rangga aja yah?" gumam Nara.

"Ya udah deh nanti aja aku tanya sama Mas Rangga." gumam Nara lagi.

Nara pun kembali melihat transaksi di bulan selanjutnya. Ada lagi transferan untuk Mama Rena, walau nominal-nya tidak se-bombastis nominal transaksi sebelumnya, tapi di bulan kedua ini, Rangga melakukan transferan sebanyak dua kali ke rekening Mama Rena dengan nominal yang sama, transaksi pertama sebesar lima belas juta dan transaksi kedua juga sebesar lima belas juta. Dan dua kali transaksi itu juga terjadi di bulan ketiga.

"Kok aneh yah, Mas Rangga ngapain transfer Mama Rena sampe dua kali selama dua bulan berturut-turut? Kalau aku jumlahin Mas Rangga dalam tiga bulan udah transfer sama Mama Rena sebanyak seratus enam puluh juta. Dan yang sebanyak itu gak satu kali pun Mas Rangga ngasih tau? Ini apa sih maksudnya?" Nara makin penasaran saja.

Nara terdiam sejenak, ia mengajak otaknya untuk berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang. Dan akhirnya Nara pun memutuskan untuk bertanya pada Mama Rena terlebih dahulu sebelum bertanya pada Rangga. Tujuannya apa, agar Nara bisa mengkroscek dua jawaban. Kalau jawaban Mama Rena sama dengan jawaban Rangga, berarti tak ada yang perlu di curigai dan ini hanya masalah miskomunikasi saja.

Nara tidak peduli apa pemikiran Mama Rena karena Nara menanyakan uang yang di transfer suami-nya karena itu hak Nara untuk tahu.

Saat hendak menghubungi Mama Rena, pelayan datang untuk mengantar pesanan Nara. Nara pun menjeda sebentar niatnya untuk menghubungi Mama mertuanya. Setelah pelayan itu pergi, barulah Nara melanjutkan menghubungi Mama Rena.

Setelah dua kali percobaan menghubungi Mama Rena, akhirnya Mama Rena menjawab panggilan telepon Nara.

"Halo Nara, kenapa Nak?" tanya Mama Rena

"Ma, ada yang mau Nara tanyain, tapi Mama jangan tersinggung yah." jawab Nara.

"Nanya apa Nak?" tanya Mama Rena.

"Mas Rangga pernah kirim uang sama Mama seratus juta yah pada tanggal sembilan Mei?" tanya Nara.

"Umm... i-iya Nak. Kamu tau darimana?" tanya Mama Rena dengan suara bergetar.

"Kebetulan Nara lagi mau buat pembukuan keuangan Mas Rangga, Ma, terus Nara cetak rekening koran dan Nara lihat Mas Rangga pernah transfer uang seratus juta untuk Mama." jawab Nara.

"Kalau boleh tau untuk apa yah, Ma?" tanya Nara hati-hati takut mertua-nya itu tersinggung.

"Ummm... itu Nara, sebenarnya uang itu untuk adik dari almarhum Papa, usaha anaknya hampir gulung tikar waktu itu, jadi Om-nya Rangga itu minta bantuan Mama, tapi Mama gak punya uang sebanyak itu, jadi Mama tanya sama Rangga dan kebetulan Rangga ada uang, jadi di bantulah sama Rangga. Memang salah Mama sih Nak, karena Mama yang bilang sama Rangga untuk gak kasih tahu kamu takut kamu gak setuju, sedangkan kalau kamu gak setuju, kasihan sepupu-nya Rangga itu, nanti rumah-nya disita sama bank padahal anak-nya masih kecil-kecil. Tapi tenang aja Nara, sepupu-nya Rangga nanti kembaliin kok uangnya karena Mama kan buat surat perjanjian dengan sepupu-nya Rangga itu." jawab Mama Rena.

"Oh..." Nara hanya membulatkan mulutnya. Sebenarnya ia ingin marah, tapi Mama Rena sudah lebih dulu meminta maaf padanya, jadi ya sudah lah tidak perlu di bahas lagi.

"Kamu jangan marah yah Nara sama Rangga." ucap Mama Rena.

"Marah sih gak Ma, paling nanti cuma Nara tanya aja. Dan tolong lain kali jangan seperti itu yah, Nara ini kan istrinya Mas Rangga, walaupun Mas Rangga itu anak Mama, yah tolonglah Ma hargai Nara. Nara juga bukan orang yang sejahat itu kok Ma, masa iya saudara lagi susah gak kita bantu." balas Nara.

"Iya Nak, maaf yah. Maklum aja Nak, ini kan pertama kali-nya Mama minta uang segitu sama Rangga, jadi Mama takut kamu gak kasih." balas Mama Rena.

"Ya udah lah Ma, gak usah di bahas. Tapi Ma... ada satu lagi yang mau Nara tanyakan sama Mama."

"Apalagi Nara?"

"Bulan Juni dan Bulan Juli kok Mas Rangga transfer Mama dua kali yah? Mama gak lagi kesusahan kan?" tanya Nara.

"Um itu... itu uang untuk servis mobil Mama dan mobil sport-nya almarhum Papa mertua kamu." jawab Mama Rena.

"Oh..."

"Kamu gak marah kan?"

"Gak lah Ma, masa gitu aja marah."

"Sekali lagi maaf yah Nara." ucap Mama Rena.

"Iya Ma, gak pa-pa. Ya udah Nara tutup yah teleponnya." pamit Nara.

"Iya Nak." balas Mama Rena.

Nara pun menutup teleponnya lalu menghela nafasnya kasar.

Ia sudah mendapat jawaban dari Mama Rena, tapi entah kenapa hatinya mereka belum tenang, ia merasa ada sesuatu yang masih ganjil.

Karena sudah lapar, Nara pun mengesampingkan urusan teka-teki pengeluaran Rangga dulu untuk mengisi perutnya. Perutnya harus tetap kenyang agar otaknya bisa di ajak berpikir jernih.

💋💋💋

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Anih Suryani

Anih Suryani

klu orang Baik biasa d begoin ama athoer

2023-09-14

0

atin p

atin p

orang Bank koq g ngehhh...piye to. kie...akeh pelakor²

2023-09-12

0

Kustriana Handayani

Kustriana Handayani

awas ma... mantu terbaik kabur lho....

2023-08-07

3

lihat semua
Episodes
1 DLHS 1
2 DLHS 2
3 DLHS 3
4 DLHS 4
5 DLHS 5
6 DLHS 6
7 DLHS 7
8 DLHS 8
9 DLHS 9
10 DLHS 10
11 DLHS 11
12 DLHS 12
13 DLHS 13
14 DLHS 14
15 DLHS 15
16 DLHS 16
17 DLHS 17
18 DLHS 18
19 DLHS 19
20 DLHS 20
21 DLHS 21
22 DLHS 22
23 DLHS 23
24 DLHS 24
25 DLHS 25
26 DLHS 26
27 DLHS 27
28 DLHS 28
29 DLHS 29
30 DLHS 30
31 DLHS 31
32 DLHS 32
33 DLHS 33
34 DLHS 34
35 DLHS 35
36 DLHS 36
37 DLHS 37
38 DLHS 38
39 DLHS 39
40 DLHS 40
41 DLHS 41
42 DLHS 42
43 DLHS 43
44 DLHS 44
45 DLHS 45
46 DLHS 46
47 DLHS 47
48 DLHS 48
49 DLHS 49
50 DLHS 50
51 DLHS 51
52 DLHS 52
53 DLHS 53
54 DLHS 54
55 DLHS 55
56 DLHS 56
57 DLHS 57
58 DLHS 58
59 DLHS 59
60 DLHS 60
61 DLHS 61
62 DLHS 62
63 DLHS 63
64 DLHS 64
65 DLHS 65
66 DLHS 66
67 DLHS 67
68 DLHS 68
69 DLHS 69
70 DLHS 70
71 DLHS 71
72 DLHS 72
73 DLHS 73
74 DLHS 74
75 DLHS 75
76 DLHS 76
77 DLHS 77
78 DLHS 78
79 DLHS 79
80 DLHS 80
81 DLHS 81
82 DLHS 82
83 DLHS 83
84 DLHS 84
85 DLHS 85
86 DLHS 86
87 DLHS 87
88 DLHS 88
89 DLHS 89
90 DLHS 90
91 DLHS 91
92 DLHS 92
93 DLHS 93
94 DLHS 94
95 Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
96 Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
97 Akhir Penderitaan Clarisa (TAMAT)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
DLHS 1
2
DLHS 2
3
DLHS 3
4
DLHS 4
5
DLHS 5
6
DLHS 6
7
DLHS 7
8
DLHS 8
9
DLHS 9
10
DLHS 10
11
DLHS 11
12
DLHS 12
13
DLHS 13
14
DLHS 14
15
DLHS 15
16
DLHS 16
17
DLHS 17
18
DLHS 18
19
DLHS 19
20
DLHS 20
21
DLHS 21
22
DLHS 22
23
DLHS 23
24
DLHS 24
25
DLHS 25
26
DLHS 26
27
DLHS 27
28
DLHS 28
29
DLHS 29
30
DLHS 30
31
DLHS 31
32
DLHS 32
33
DLHS 33
34
DLHS 34
35
DLHS 35
36
DLHS 36
37
DLHS 37
38
DLHS 38
39
DLHS 39
40
DLHS 40
41
DLHS 41
42
DLHS 42
43
DLHS 43
44
DLHS 44
45
DLHS 45
46
DLHS 46
47
DLHS 47
48
DLHS 48
49
DLHS 49
50
DLHS 50
51
DLHS 51
52
DLHS 52
53
DLHS 53
54
DLHS 54
55
DLHS 55
56
DLHS 56
57
DLHS 57
58
DLHS 58
59
DLHS 59
60
DLHS 60
61
DLHS 61
62
DLHS 62
63
DLHS 63
64
DLHS 64
65
DLHS 65
66
DLHS 66
67
DLHS 67
68
DLHS 68
69
DLHS 69
70
DLHS 70
71
DLHS 71
72
DLHS 72
73
DLHS 73
74
DLHS 74
75
DLHS 75
76
DLHS 76
77
DLHS 77
78
DLHS 78
79
DLHS 79
80
DLHS 80
81
DLHS 81
82
DLHS 82
83
DLHS 83
84
DLHS 84
85
DLHS 85
86
DLHS 86
87
DLHS 87
88
DLHS 88
89
DLHS 89
90
DLHS 90
91
DLHS 91
92
DLHS 92
93
DLHS 93
94
DLHS 94
95
Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
96
Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
97
Akhir Penderitaan Clarisa (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!