Setelah Rangga pergi, Mama Rena pun masuk ke ruang tengah dengan membawa dua mangkuk kecil salad buah untuk Nara dan Rafka.
"Rangga-nya udah pergi?" tanya Mama Rena setelah memberikan salad buah pada Rafka dan Nara.
"Sudah Ma. Mama tau Mas Rangga pergi?" jawab Nara kemudian balik bertanya.
"Tau, tadi Rangga nyamperin Mama kedapur, bilang mau titip kamu dulu sebentar katanya ada urusan penting." jawab Mama Rena.
Nara hanya mengangguk-anggukkan kepala-nya saja.
"Dimakan dong salad buah-nya." kata Mama Rena lagi.
Tak sampai lima menit salad buah yang ada di mangkuk Rafka sudah tandas.
"Ma, Rafka keluar bentar yah, mau beli oleh-oleh dulu buat anak-anak besok." Izin Rafka.
Mendengar itu, Nara yang sedang asyik menikmati salad buah sambil menonton televisi pun langsung menoleh ke arah Rafka.
"Bukannya Mas Rafka kemaren udah beli oleh-oleh untuk Mbak Widia dan anak-anak sama Mas Rangga?" tanya Nara.
Mata Mama Rena membulat lebar. Mama Rena pun memberi kode dengan mata-nya pada Rafka agar Rafka mengatakan iya.
Untungnya Rafka mengerti dengan kode mata Mama Rena.
"Ummm... I-iya memang. Tapi ini Widya sama anak-anak minta di bawain kue artis yang kekinian itu loh, Ra." jawab Rafka dengan suara sedikit gugup. Bagaimana tidak gugup kalau ia harus berbohong dadakan, takut-takut jawaban spontannya tidak masuk akal.
"Oh..." untungnya Nara percaya.
Rafka pun cepat-cepat berdiri dari duduknya lalu keluar dari ruang tengah.
"Sebentar yah, Mama anter Rafka kedepan dulu." izin Mama Rena.
Mama Rena pun cepat-cepat menyusul Rafka yang sudah sampai di ruang tamu. Ternyata Rafka memang sedang menunggu Mama-nya disana.
"Ada apa sih, Ma?" tanya Rafka.
"Nanti aja Mama cerita kalau Nara sudah pulang, masalah-nya kompleks banget." jawab Mama Rena.
Mereka bicara dengan berbisik-bisik sambil berjalan keluar rumah.
"Ada apa sih? Jangan bilang kalau Rangga selingkuh?" curiga Rafka.
"Ya bisa dibilang seperti itu, tapi dalam artian selingkuh yang tidak disengaja dan Rangga terjebak di dalam-nya." jawab Mama Rena.
"Maksudnya?"
"Sudah nanti aja Mama ceritanya, Mama takut nanti Nara denger." jawab Mama Rena.
"Ya udah, nanti kita bicarain lagi. Rafka keluar dulu yah Ma. Mama mau nitip di beliin apa?" tanya Rafka.
"Gak usah, makanan dirumah banyak banget." tolak Mama Rena.
"Ya udah, Rafka pergi yah." pamit Rafka sekali lagi.
"Hemh... hati-hati." balas Mama Rena.
Dengan menggunakan mobil Mama Rena, Rafka pun pergi dari rumah Mama Rena untuk membeli oleh-oleh. Padahal niat Rafka hanya membeli pakaian dan kue-kue yang ada di toko kue biasa, tapi gara-gara sudah terlanjur bohong dengan Nara ingin membeli kue artis kekinian, mau tidak mau Rafka mencari kue artis kekinian terlebih dulu.
Setelah mobol Rafka keluar dari rumah Mama Rena, barulah Mama Rena masuk lagi kedalam rumah dan menemani Nara di ruang tengah.
💋💋💋
Klinik Kasih Ibunda.
Kini Rangga sudah sampai di klinik yang disebutkan Erika. Klinik itu memang berada tak jauh dari gedung apartemen tempat tinggal Erika tapi masih harus masuk lagi kedalam gang yang cukup lebar.
Melihat papan nama klinik yang Erika sebutkan, Rangga yakin kalau klinik itu adalah klinik yang Erika maksud.
Rangga pun memarkirkan mobil-nya tepat di depan klinik itu kemudian turun dari dalam mobil dengan tergesa-gesa karena panik.
Begitu berada di dalam klinik, Rangga pun langsung menghampiri meja informasi sekaligus pendaftaran pasien.
"Bu bidan, ada pasien yang namanya Erika gak disini?" tanya Rangga to the point.
"Bapak suami-nya?" Si bidan balik bertanya.
Rangga terdiam seketika. Ia bingung harus jawab apa karena memang dia bukan suami-nya Erika tapi calon anak-nya ada di rahim Erika.
Rangga pun hanya menjawab dengan anggukkan kepala.
"Mari ikut saya, Pak." ucap si bidan lalu berjalan lebih dulu untuk menunjukkan bangsal rawat Erika.
Sreeeet... Bidan itu membuka tirai bangsal rawat Erika.
"Mas Rangga..." lirih Erika begitu bidan membuka tirai.
Rangga pun mendekati ranjang Erika.
"Dia gak pa-pa kan?" tanya Rangga sambil mengelus perut Erika.
"Di elus kamu, kok rasanya langsung enakan yah." jawab Erika.
Rangga melihat wajah Erika sesaat kemudian menoleh kearah bidan yang masih ada di depan ranjang Erika.
"Kandungannya gak pa-pa kan Bu bidan?" tanya Rangga.
"Gak pa-pa Pak, mungkin karena anak yang ada dalam kandungan lagi pengen di perhatiin aja sama Papa-nya, makanya dia bikin sakit Mama-nya." jawab si bidan.
Rangga pun bernafas lega.
"Jadi udah bisa pulang?" tanya Rangga.
"Sudah Pak. Bapak bisa selesaikan administrasi-nya dulu." jawab si bidan.
"Baik Bu." balas Rangga.
"Aku urus administrasi dulu yah." ucap Rangga pada Erika dan dijawab dengan anggukkan kepala oleh Erika.
Rangga pun keluar dari bangsal rawat Erika. Setelah Rangga keluar, Erika pun berterimakasih sekali lagi pada bidan yang sudah membantu-nya.
Setelah administrasi selesai, barulah Rangga membawa Erika keluar dari klinik dan mengantar Erika pulang ke apartemen.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Qorie Izraini
sepandai2 ny menyimpan bangkai
suatusaat akan tercium juga bau busuk ny
2023-09-10
1
Uthie
pasti mau jebak si Rangga lagi tuhhh 😌
2023-05-23
0
Sunarti
di bohongin aja kok yo manut " aja kamu Ngga
2023-05-12
1