Setelah haus di tenggorokannya hilang Hendra kembali masuk kamar, saat melewati kamar putrinya yang pintu nya setengah terbuka, Hendra melihat Sumirah tidur di samping Intan. Perlahan langkah Hendra sambil menahan sakit ingin membangunkan Mirah yang pura pura tidur itu.
" Mirah..Mir..bangun!"
Mirah rasa nya enggan menyahut ia tetap pura pura tidur pulas, malas rasa nya ia harus meladeni suami nya ini.
" Ck..Mir, bangun!"
Hendra yang menelisik gerakan kedua bola mata Sumirah akhirnya pun tahu istrinya hanya pura pura tidur.
" Aku tahu kamu cuma pura pura tidur"
Mirah pun akhirnya mengalah ia tidak bisa pura pura lagi Hendra sudah menebaknya. Mirah membuka mata menatap kesal pada Hendra.
" Ada apa..?" Balas nya
" Ngapain juga kamu pura pura tidur..? cepat belikan aku obat salep dingin di apotik!"
" Heuhh..ck." Mirah berdecak kesal.
" Salep dingin di apotik..?"
" Iya..?"
" Salep untuk apa?"
" Pake tanya lagi, ya untuk ini lah..!' Balas Hendra sambil menunjuk bagian bawah nya.
Sumirah menyunggingkan sudut bibir sebelah, namun melihat raut wajah suaminya yang masih meringis sakit ia jadi tidak tega sendiri.
" Baik aku belikan obat itu di apotik, tapi sebelum nya aku mau tanya..!"
" Tanya apa..?" Ucap nya dengan muka menahan sakit.
" Apa yang telah terjadi Sama junior kamu ini, sampai bisa melepuh gini.." Tanya nya pura pura.
Hendra pun menjawab dengan kebohongan ia mengarang cerita yang bisa masuk akal.
" Aku tadi lagi makan bakso sama teman teman kantor di kedai bakso trus sambal itu kesenggol tangan teman ku dan sambal itu tumpah tepat di junior ku..begitu..!"
" Oohh..begitu, burung Mas Hendra nakal sih! itulah akibat nya, maka nya punya burung di jaga..! jangan suka menclok ke sarang sembarangan.." Sindir Mirah.
" Huhh..kamu tuh..memang burung ku kena sambal tau!"
" Hhm, santai aja dong Mas!"
" Sudah sanah cepat ! belikan salep itu di apotik, ajak Intan! aku tidak mau dia nangis mencari kamu!"
" Iya Mas..!"
Mirah pun bangun lalu mengganti daster nya dengan kaos berkerah putih polos di padu celana jeans biru ketat yang panjang nya semata kaki, dan rambut nya yang hitam legam dan panjang sebahu di urai, wajah nya hanya memakai bedak tabur bayi dan bibir nya dipoles tipis lipstik warna pink. Selesai merias diri Sumirah pun siap untuk ke apotik bersama Intan.
" Mas mana uang nya..?"
Hendra langsung memberikan uang selembar 100 ribu dan selembar 20 ribu pada Sumirah yang sudah dia siapkan untuk beli salep dan ongkos Sumirah naik ojek.
" Nih..uang nya sisa nya belikan aku rokok sebungkus."
" Ada lagi..?'
" Tidak ada..sudah cepat Sanah! dan jangan lama..!" Perintah Hendra.
Sumirah menuruti permintaan suami nya itu, walaupun hati nya sakit tapi ia senang bisa mengajak Intan jalan sore walau hanya ke apotik.
,
,
,
,
,
Tok Tok Tok
" Mam Pap.."
Erland dengan berbusana santai mengetuk pintu kamar itu, ia ingin membeli sesuatu dan akan menanyakan obat sakit kepala di apotik pada Mamih nya yang sedang berada di kamar bersama Papih nya.
" Masuk saja Nak..!' Jawab Damian dari dalam kamar.
Erland kemudian masuk dan menghampiri kedua orang tua nya yang sedang berbincang di atas ranjang tempat tidur.
" Mam..apa jadi beli obat nya?" Tanya Erland yang kini duduk di tepi ranjang.
" Jadi Nak..tolong ya! hanya obat itu yang cocok untuk Mamih."
" Ya sudah..Erland kebetulan juga mau ke apotik mau beli Vitamin."
,❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments