17

...Warning!!...

...Mengandung adegan 18++ pembaca harap bijak ...

.......

.......

Daniel mengantar Daisy pulang ke rumahnya,setelah sampai di depan rumah Daisy,laki-laki itu perlahan membangunkan Daisy.

"Daisy.." suara yang sangat lembut seketika membuat gadis itu terbangun.

"mmm sudah sampai?" kepala daisy sakit.

"kau mabuk,ternyata kau tidak bisa minum banyak"

"aku bisa" lirih Daisy.

Samar-samar Daisy melihat senyum di wajah tampan Daniel "ah kau tersenyum,manisnya" ucap Daisy.

Cup

Daniel tidak bisa menahan diri,sungguh Daisy sangat menggoda,bahkan saat sedang mabuk seperti ini hingga membuatnya tidak sadar jika dirinya telah mengecup bibir manis milik Daisy.

"Daniel..." lirih Daisy.

Cup

Kecupan kedua,kali ini Daniel mencium bibir Daisy dengan lembut,entah kenapa Daisy menikmati perlakuan manis ini,perlahan matanya terpejam,tubuhnya semakin rileks dan tangannya melingkar ke leher Daniel.

beberapa menit berlalu,Daniel pun mengakhiri ciumannya,mereka saling bertatapan,perasaan itu mulai muncul entah darimana.

.

.

.

Alarm berdering tepat di samping telinga Daisy,gadis itu terperanjat namun kepalanya masih sakit "astaga aku belum berganti pakaian"

Dengan cepat Daisy membersihkan diri lalu berganti pakaian,namun telepon genggamnya berdering tanda panggilan masuk.

"ya tuhan,untuk apa kau menghubungiku sepagi ini?" Daisy gelisah melihat nama yang terpajang di layar handphone miliknya.

"ya tuan" ucap Daisy terbata-bata.

"kau kenapa? baru bangun?"

"ah tidak,aku telah bersiap untuk berangkat bekerja"

"kau tidak melihat catatanku di lemari pendinginmu?"

"catatan?" Daisy berjalan menuju lemari pendingin miliknya dan melihat sebuah catatan 'besok tidak perlu bekerja,istirahat saja'

"ah maaf tuan aku belum lihat"

"kau! harusnya saat baru bangun biasakan minum air putih dulu"

"b-baik tuan"

"ya sudah,selamat beristirahat" sambungan telepon pun di putus secara sepihak "apa ada yang salah dengan kepala nya?"

"Tunggu!" seketika semua adegan saat dirinya mabuk semalam terputar termasuk adegan dimana ia dan Daniel berciuman "astaga Daisy!!!!" teriak gadis itu.

"astaga bagaimana bisa kau melupakan adegan se penting itu dasar gadis bodoh!"

"mau di simpan dimana muka ku ini ya tuhan" pagi itu Daisy terus mengggerutu,bagaimana bisa ia berciuman dengan laki-laki gila itu.

Sungguh Daisy tidak bisa beristirahat dengan tenang,ia terus memikirkan betapa bodohnya dia,bahkan ia malu saat melihat wajah dirinya sendiri di cermin.

"tidak! aku harus meluruskan persoalan kemarin"

Daisy bergegas mengambil tas nya lalu pergi menemui Daniel.

"Hallo Alfred,apa kau bersama Daniel?" Tanya Daisy melalu sambungan telepon.

"kami sedang syuting di studio"

"ah baik,terimakasih"

Gadis itu pergi menggunakan taksi padahal sebelumnya ia sangat anti menggunakan mode transportasi ini karena terlalu mahal,namun saat ini ia sangat ingin bertemu Daniel,emmm ralat ingin 'meluruskan'.

Setelah memberikan beberapa lembar uang kertas,Daisy berlari menuju studio tempat Daniel bekerja "tempat ini luas sekali" gumam Daisy saat berada di dalam lift.

Saat ini Daisy berada di lantai enam,studio tepat Daniel sedang bekerja karena sebelumnya Alfred sudah mengirim pesan jika mereka sedang berada di lantai enam,Daisy masuk dengan ragu-ragu karena ramai sekali orang disini,setelah beberapa langkah dari kejauhan Daisy melihat sosok jangkung itu,tubuh atletis yang sangat kontras dengan orang lain ditambah wajah tampan serta rambut yang tertata rapi,bibir yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis,dan juga sorot mata yang tajam membuat diri Daniel semakin terlihat "sempurna" gumam Daisy.

"astaga! fokus Daisy,dia itu musuh mu!" ucap Daisy dalam hati.

Daisy berjalan menuju Alfred "kenapa kau menghubungi ku di saat kau sedang libur bekerja?"

"ini masih lama kah?"

"ya sekitar tiga puluh menit lagi,kenapa? kau belum menjawab pertanyaanku"

"ah aku hanya-- ada yang perlu di bicarakan dengan Daniel"

"oh begitu,aku dengar kau kemarin mabuk?"

"hanya sedikit"

"ah sedikit,sampai berciuman dengan tuan Daniel" bisik Alfred.

"Apa?!!" teriak Daisy,gadis itu terlihat sangat terkejut,sontak dirinya menjadi pusat perhatian.

"ah maaf maaf semua" ucap Daisy kepada semua orang "darimana kau tahu itu Alfred?!" lanjut Daisy dengan pelan namun tegas.

"aku hanya melihatnya sedikit,kau tahu di setiap mobil ada kamera dashboard?"

"astaga bagaimana aku bisa melupakan itu,dengar Alfred kau tahu aku sedang mabuk,itu bu--"

"Kenapa kau disini?" Tanya Daniel yang tiba-tiba saja datang.

"Daisy kau bisa bersantai dengan tuan Daniel,aku harus pergi dulu,tuan aku permisi" ucap Alfred dengan nada sedikit mengejek.

"apa maksudnya?" tanya Daniel saat Alfred baru saja pergi "kau,ada perlu apa? apa kau tidak membutuhkan hari libur?"

"apa kau sudah menyelesaikan pekerjaan mu?"

"ya ku kira sudah"

"bagus,aku ingin berbicara kepada mu?"

"soal?"

"jangan disini! ikut aku!" Daisy menarik tangan Daniel agar ikut bersamanya,namun dari kejauhan seorang gadis sedang mengepalkan tangannya.

.

.

.

Daisy menarik Daniel terus sampai menemukan tempat yang agak sepi untuk berbicara,akhirnya mereka sampai di rooftop gedung itu.

"kenapa kau menyeret ku kesini?" tanya Daniel.

Daisy memperhatikan sekitarnya memastikan jika tidak ada orang selain mereka disini.

"kau kenapa? kau ingin berbuat mesum?"

"astaga laki-laki gila! dengar,khmmm" Daisy menjeda perkataannya "apa yang terjadi kemarin malam?" tanya Daisy.

"kemarin malam?"

"Ya,kemarin malam!"

"tidak terjadi apa-apa"

"Daniel!" kesal Daisy.

"berisik sekali,kau bisa membuat orang datang kesini"

"kau menyebalkan!"

"aku? lalu jika aku menyebalkan mengapa kau bergelayutan di leherku kemari malam?" ledek Daniel sambil terus mendekat ke arah Daisy,Daisy yang dibuat salah tingkah terus memundurkan langkahnya hingga bagian belakang kakinya menyentuh kursi yang ada di sana.

"K-au yang memulainya!" jawab Daisy,Daniel terus mendekatkan wajah nya dengan wajah Daisy,hingga pipi gadis itu terasa mulai memanas "Daniel a-pa yang kau lakukan" wajah Daniel semakin dekat,Daisy tidak tahu harus berbuat apa dan dengan bodoh nya gadis itu malah memejamkan mata.

"hahahahahaha" Daniel tertawa terbahak-bahak melihat wajah Daisy yang sudah memerah di tambah gadis itu malah memejamkan matanya.

"Daniel!!" teriak Daisy kesal merasa telah di permainkan.

"kau lucu sekali hahahahaha" laki-laki itu tak henti-hentinya tertawa.

Karena malu,Daisy memilih untuk pergi dari hadapan Daniel,bahkan dari kejauhan suara gelak tawa Daniel masih terdengar "argh sial! bisa-bisanya aku di bodohi!"

Daisy pergi menemui Lea yang sedang berada di coffee shop,kebetulan tempatnya tidak jauh dari studio tempat Daniel bekerja tadi.

"Lea!!!" sapa Daisy.

"Daisy aku merindukanmu!!!" balas Lea,kedua perempuan itu lalu duduk dan bercengkrama layaknya teman yang sudah lama tidak bertemu.

"ah iya,kau sudah membicarakan pertemuanku dengan asisten Daniel itu?" tanya Lea antusias.

"ah iya aku hampir lupa,aku sudah mengucapkan terimakasih atas nama mu,dan mengajak Alfred bertemu denganmu namun dia bilang tidak perlu,ia hanya berpesan agar kau lebih berhati-hati"

"yah sayang sekali,padahal dia adalah tipeku hahaha"

"nanti akan aku bujuk lagi,siapa tau dia berubah pikiran"

"ah sudah lah tidak perlu,aku bisa mencari yang lain " balas Lea dengan tertawa.

"ah iya kau bagaimana dengan Daniel?"

"Daniel?" otak Daisy kembali memutar kejadian kemarin malam "ahh sudah lah aku tidak mau membahas laki-laki itu"

"kenapa? apa ada sesuatu di antara kalian?"

"Lea aku bilang cukup"

"ah ayolah beritahu aku"

"Daisy?" tiba-tiba seseorang memanggil Daisy dan ternyata itu Alfred "kau sudah membicarakan masalahmu dengan tuan Daniel?"

"Alfred,ya kurasa sudah berhenti membicarakan laki-laki itu,kau mau memesan kopi?"

"ya,untuk ku dan tuan Daniel"

"ah iya,ini kau sudah mengenalnya bukan? dia temanku yang kau antar waktu itu,kebetulan sekali kalian bertemu disini"

"ah tuan Alfred,perkenalkan aku Lea" ucap Lea sambil mengulurkan tangannya.

"ah iya aku Alfred,kebetulan sekali kita bertemu disini ya"

"sebelumnya aku ingin mengajakmu bertemu untuk mengucapkan terimakasih,namun sepertinya kau sangat sibuk"

"akhir akhir ini tuan Daniel sangat sibuk jadi ya aku pun ikut sibuk"

"ah iya Alfred biar aku saja yang mengantarkan kopi Daniel"

"ah tapi--"

"sudah biar aku saja,kalian bisa terus berbincang dengan santai disini"

"T-tapi Daisy" tanpa mendengar perkataan Alfred,Daisy langsung saja pergi membawa kopi milik Daniel dan meninggalkan mereka berdua di coffee shop.

...🍒🍒🍒🍒...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!