Dengan cepat Daniel merengkuh tubuh Daisy,membawa Daisy ke pangkuanya,Daniel berjalan dengan perlahan karena di dalam rumah ini benar- benar sangat gelap sehingga Daniel tidak bisa melihat benda yang ada di depannya,terlebih ia menyadari bahwa Daisy phobia terhadap ruangan gelap.
akhirnya ia melihat celah cahaya dari jendela yang berada di samping pintu utama rumah itu,dengan cepat Daniel berjalan membawa Daisy dipangkuannya yang ternyata sudah tidak sadarkan diri untuk segera keluar dari rumah,setidaknya diluar masih ada cahaya bulan pikir Daniel.
Daniel membaringkan tubuh Daisy di kursi kayu panjang yang berada di depan rumah "Daisy!!!" panggil Daniel,namun gadis itu tidak kunjung bangun. tanpa berpikir panjang Daniel memberikan pertolongan pertama berupa nafas buatan kepada Daisy, Daniel menjepit hidung Daisy dengan tangannya sedangkan tangan yang lainnya mambantu membuka mulut Daisy,CPR pun di lakukan Daniel untuk membantu Daisy bernafas.
Dada Daisy terangkat,gadis itu kembali bernafas dengan nafas yang belum beraturan,melihat itu Daniel segera menarik tubuh Daisy kedalam dekapannya tanpa sepatah katapun.
Daisy masih mencerna kejadian yang baru saja ia alami "D-aniel aku tidak bisa bernafas" ucap Daisy,dengan kikuk Daniel segera melepas pelukannya.
"ma-maaf" gumam Daniel.
"apa kau sengaja?"
"aku tidak tau kau memiliki phobia,namun bukan aku yang mematikan seluruh lampu di rumah ini"
"lalu siapa?!" teriak Daisy dengan kesal.
"aku tidak tau,aku hanya akan menggoda mu dengan topeng ini,itu saja,namun tiba-tiba lampunya mati"
"kemana Alfred?!"
"dia sedang membeli makanan untuk kita"
"aku hampir mati" lirih Daisy.
"Daisy..."
Tiba-tiba air turun dari pelupuk mata Daisy,wajah cantiknya terlihat semakin cantik saat terkena cahaya bulan seperti ini,namun tidak dengan air matanya.
"maafkan aku" ucap Daniel lalu menghapus air mata yang mengalir di pipi mulus Daisy,kedua insan itu saling bertatapan "kau memang jahat" gumam Daisy.
Tak berselang lama, Alfred pun kembali dengan membawa beberapa makanan dan minuman di tangannya,ia heran melihat kedua orang itu malah duduk di luar dalam cuaca sedingin ini,dan kenapa gelap sekali "ada apa ini Daniel?" tanya Alfred yang berbicara santai karena jam kerjanya sudah berakhir.
"lampu rumah ini padam,tolong panggilkan petugas kelistrikan ke sini,Daisy tidak bisa berada di ruangan gelap" jelas Daniel.
"ahh baiklah,Daisy apa kau baik-baik saja?"
"sekarang ya, tapi tadi ada orang menyebalkan yang membuatku tidak sadarkan diri" sinis Daisy.
"aku sudah meminta maaf,lagi pula kau pingsan karena phobia mu itu,bukan karena terkejut"
merasa tidak paham dengan perkataan kedua orang ini,Alfred memilih pergi dari hadapan mereka berdua untuk menghubungi petugas "hallo,ah iya lampu rumah kami---"
"ishhh menyebalkan!" ucap Daisy kepada Daniel,sedangkan Daniel hanya bisa mengerucutkan bibirnya.
...***...
Saat ini Daisy tengah berada di ruang tamu bersama Daniel dan Alfred,satu jam berlalu saat insiden mati lampu terjadi,sekarang semuanya sudah baik-baik saja,rumah besar ini sudah kembali terang,namun Daisy masih kesal,terlihat dari caranya menatap Daniel saat ini,Alfred yang merasa tidak nyaman dengan mereka berdua memilih pamit untuk tidur
"Aku juga ingin tidur!" sentak Daisy.
"kau belum memakan makanan mu" balas Daniel dengan wajah datar.
"tidak perlu!" saat Daisy melangkahkan kaki,tangannya ditarik kembali oleh Daniel "makan! jika kau sakit siapa yang mengurus keperluan ku!"
"kau bisa mengandalkan Alfred!"
"lalu untuk apa aku membayar mu?"
"karena itu aku ingin mengundurkan diri! kau yang terus saja menahanku!"
seketika cekalan tangan Daniel melonggar "satu bulan" ucapnya lalu wajah Daniel mendongkak menatap wajah Daisy "setelah satu bulan ini kau akan terbebas dari ku" lanjut Daniel.
"hanya satu bulan?" tanya Daisy,Daniel mengangguk "baiklah,setelah satu bulan berlalu aku harap kita tidak akan bertemu lagi"
"sebelum itu,kau harus makan makanan mu dulu" dengan cepat Daniel menarik tangan Daisy dan memaksanya untuk duduk "aaawwww bokongku! Danielll!!!!!!!" sementara laki-laki itu hanya tertawa melihat Daisy kesakitan.
...***...
Hari ini sangat cerah namun terasa dingin,salju yang turun semalam pun mulai mencair,gadis itu terlihat sibuk menata perlengkapan Daniel untuk keperluan syuting hari ini.
"Daisy apa kau sudah mengecek semua perlengkapan tuan Daniel?"
"sudah Alfred,semuanya sudah siap"
"baiklah bagus,hari ini kita akan syuting di pinggir danau dekat bukit itu" tunjuk Alfred ke salah satu bukit dekat villa.
"oh iya baiklah"
"aku harap kau tidak salah memakai sepatu,disana pasti licin"
"ahahaha sepatuku anti slip,kau tenang saja" jawab Daisy,Alfred pun tertawa.
"lihat lah kalian terlihat sangat akrab,apa menyenangkan?" tiba-tiba saja Daniel keluar dari dalam rumah.
"ahh tuan kita hanya menertawakan sepatuku" ucap Daisy.
"sepatu mu? ya sepatu mu memang pantas ditertawakan" sinis Daniel lalu masuk kedalam mobil.
"ada apa degannya?" bisik Daisy kepada Alfred.
"dia memang seperti itu" jawab Alfred sama-sama berbisik.
"Cepatlah kita terlambat!!!" teriak Daniel dari dalam mobil.
"b-baik tuan!!!" jawab Daisy.
Mobil mereka melaju dengan perlahan karena jalanan masih terasa licin,Daisy yang terlihat ketakutan memegang pegangan dengan erat,melihat itu Daniel kembali memikirkan ide gila.
"Alfred kau sangat lambat,biar aku saja yang mengemudi"
"t-tapi tuan--"
"biar aku saja"
"baik tuan"
mobilpun berhenti di bahu jalan,melihat mereka berdua berpindah posisi perasaan Daisy menjadi tidak enak,belum lagi senyum iblis yang saat ini terlukis di wajah tampan Daniel yang berhasil membuat Daisy semakin takut.
"kencangkan seatbelt kalian!"
"aaaaaaaa!" Daisy berteriak saat Daniel menancapkan gas,mobil mereka melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan yang licin ini "Daniel apa kau gila?!!!!!" teriak Daisy sambil mencengkram pegangan dengan erat.
"wwwwwoooaahhhh!!!" teriak Daniel,sedangkan Alfred hanya diam di belakang sana.
"Daniell!!!" Daisy kembali berteriak.
setelah 15 menit perjalanan akhirnya mereka telah sampai di lokasi syuting,dengan cepat Daisy membuka seatbelt nya lalu keluar karena kepalanya terasa sangat pusing,gadis itu benar-benar kesal dengan tingkah laku Daniel.
"apa kau menikmati perjalanan ini nona gabriella?" tanya Daniel sambil tertawa.
"k-kau memang gila!" sinis Daisy,Daniel hanya mengedikkan bahu nya lalu pergi meninggalkan Daisy yang sedang manahan mual.
"Alfred aku harus ke toilet terlebih dahulu"
"hmm baiklah,sebelah sana,cepatlah kembali kita harus bersiap-siap"
"okay,aku tidak akan lama"
Daisy berjalan ke arah yang di tunjukan Alfred tadi,di ujung sana terlihat toilet umum yang sangat bersih "ah akhirnya" ucap Daisy merasa lega.
setelah selesai dengan kegiatannya di toilet,Daisy kembali menuju lokasi syuting,terlihat Daniel tengah bersiap-siap bersama lawan mainnya,aktris cantik yang Daisy lihat saat memata-matai Daniel di lokasi syuting.
"Daisy,apa kau bisa menyetir mobil?" tanya Alfred yang tiba-tiba datang dari belakang.
"ahh Alfred,tentu saja aku sudah mempunyai surat izin"
"Tuan Daniel menyuruhmu untuk membelikan makan siang,apa kau bisa?"
"tentu saja,dimana aku harus membeli makanannya?"
"itu masalahnya..."
"apa?katakanlah hmm?"
"masalahnya di sini tidak ada makanan yang diinginkan tuan Daniel,dia ingin makan steak dari restoran yang biasa ia beli"
"lalu?"
"kau harus pergi ke kota"
"Apa?! dari sini ke sana lalu ke sini lagi?!"
"aku sangat menghargai jiga kau pergi restoran itu Daisy,jika tidak tuan Daniel tidak akan melanjutkan syuting,terkadang dia memang seperti ini"
"arrghhh baiklah,aku pergi!" ucap Daisy lalu mengambil kunci mobil dari tangan Alfred.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments